Kaukah itu?
Aku suka malam ini.
Kala sepi tak lagi mengerikan, kala hening tak lagi berupa siksa.
Di rantai rantai malam, ku temukan kunci malam.
Kaukah?
Yang kilaunya menggiur, yang silaunya menghibur.
Memecah putus asa menjadi cita dengan rasa cinta.Dan pagi ini.
Kutunggu adzan Subuh.
Bercengkrama bersama semesta raya yang akur.
Kuterbuai lamunan dihantarkan ucapan syukur.
Ini kamu bukan?
Bintang bintang yang berkedip, dan sejuk yang memelukku.
Yang datang kala petang, awal begitu awal, kala aku terpuruk, dalam keadaan terburukku.
Itu kamu kan?
Yang muncul dari timur.
Dengan gerakan yang damai, hadirkan hangat yang menyembur.
Kau kan itu?
Suara suara syukur, sorak sorak dari ranting pohon.
Suara teriak bahagia dari tepi kolam.
Kaukan?
Yang datang memecah hening, yang datang membelah sepi dengan kokoh.Hidupku penuh pada perenungan.
Jingga yang menghantar hitam.
Dan salam yang menghadiahkan aku jumpa.
Kaukan?
Yang mengetuk pintu hati dengan pesan pesan.
Kaukan?
Yang melalui perantara daring, membuat rinduku teriak begitu nyaring.
Kau kan?
Syair syair gending.
Lagu lama yang tetap kucinta.Itukah kau?
Yang berjalan dari balik tabir.
Kususul dengan syukur dan takbir.
Sungguh, Tuhan!
Maha suci Engkau yang menumpahkan telaga Kautsar pada sorot matanya.
Seteduh inikah?
Kuharap, jantungku yang berdegub, dan rusukku yang kurang, akan disempurnakan olehnya.
Sosok dibalik jingga, yang kuharap sudi menemani aku dalam masa senja.Kaukah?
Mentari hati.
Surya jiwa.
Pelipur lara.
Pemeluk raga.
Penyempurna rasa.Karena rinduku hanya tersebab pada dua : jarak dan kamu.
Iniipy
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Roman Remaja
PoetryKarena asmara kaum remaja tak pernah berakhir pada satu warna.