Perihal Kagumku
Pagi buta, kagum akan wajahmu adalah rutinitas subuhku.
Aku terpuruk dalam rasa yang hanya berupa asa.
Celakanya, kagumku padamu berupa benih.
Makin kukubur dalam dalam semakin lebat dan rindang buahnya.Kagumku erat pada alismu, tebal nan manis.
Juga pada sorak riangmu yang menjerat leherku.
Sayangku sesederhana senyummu, dan kagumku serupa dengan kulit putih mulusmu.
Dan ketahuilah, bahwa cintaku tak sependek balasan pesanmu.Celaka.
Benar benar celaka.
Aku jatuh terkagum kagum akan sosokmu sang pemuja rupa.
Sialnya, aku hanya bisa bermain kata, dan payah soal tebar pesona.Aku bahkan tak faham bagaimana caranya mendekati.
Sebagaimana caraku bisa bisanya cinta padamu.
Menuju ke kelapangan tanpa tepi.
Berjalan di jalan beralas sepi, karena kagumku terseka oleh abaimu.Kau tak acuhkan.
Meski segala sayang telah kutunjukan.
Aku pemalu, makanya hanya kusyairkan sayangku padamu.
Aku pemalu, olehnya aku hanya syiarkan kagumku padamu, diam diam lewat segala teka tekiku.Iniipy
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Roman Remaja
PoesiaKarena asmara kaum remaja tak pernah berakhir pada satu warna.