19. was revealed

858 183 10
                                    

jangan lupa vote dan komen

...

     lia menatap gedung tempat minho memarkirkan mobil. dia menatap bingung kenapa minho membawanya ke tempat ini. 

perusahaan yang menaungi pembalap terkenal, dan lino adalah salah satunya. prestasi lino berhasil membuat perusahaan itu menjadi lebih terkenal.





"kak, kita ngapain kesini?"

"katanya mau tau pekerjaan gue yang lain"

"kak minho pembalap?"




minho mengangguk.

lia melongo di tempatnya. tapi, dia tetap mengikuti minho yang meraih tangannya untuk memasuki lift.





minho tersenyum tipis pada beberapa orang yang menyapanya.

lia udah kaya anak hilang karena dia hanya bisa diam di samping minho. beruntung minho genggam tangannya. kalo enggak, mungkin lia udah gemeteran karena takut.





"oy, lin"

"bang"

"eh siapa nih?"

lia tersenyum. membungkuk kemudian memperkenalkan diri, "nama saya choi lia."

"pacarnya lino?"

 

lia mengerjap tidak mengerti. kenapa lino dibawa-bawa?

"hahaha, soon, bang"

lalu, kenapa minho yang menjawab?

tapi, seketika dia sadar, kalau lino yang dimaksud adalah minho. pria itu sendiri hanya tersenyum ketika merasa lia sudah mulai memahami keadaan.




"ngapain kesini minggu-minggu?"

"mau minjem sirkuit"

"mau latihan?"

"iya, tapi pake mobil"

"lah?"




lia berjalan di samping minho sementara pria itu menjelaskan tentang balapan dia dengan felix pada senior.




"tolol. lo kan spesialisasi motor, no. gimana mau menang?"

"makanya gue mau minta ajarin sama lo"

"lo kira gampang?"

"gue udah pernah belajar dasarnya"

"oke"



 

mereka bertiga memasuki ruangan minho. lia cukup kagum karena ruangan itu penuh sama jaket dan helm minho buat balapan.

emang bener. itu, helm dan jaket yang suka di pakai lino di setiap perlombaan.





"kak"

"hm?"

"seriusan nih?"

"iya. maaf ya gue baru ngasih tau"

"enggak, akuㅡ cuma kaget aja"

minho senyum. mereka hanya berduaan di ruangan karena semenit yang lalu, senior minho udah izin keluar buat nyiapin sirkuit.

keadaan hening. mereka duduk di sofa dengan minho yang duduk menghadap lia. gadis itu hanya tersipu karena minho menatapinya lekat.




jemarinya bergerak untuk merapikan rambut lia ke telinga. tapi, bukannya menarik, minho malah mengusap pipi lia lembut.

membuat detak jantung lia semakin tak terkendali.

"li, kalo gue kalah gimana?"

"kakak kan lino"

"itu kalo berhadapan sama motor, tapi kalo mobilㅡ gue gak yakin"

"t-terus?"

"maaf ya, li"




lia menggigit bibir bawahnya gugup. dia sangat gugup karena mungkin minho juga bakalan kalah.

pria itu benar.

minho memang nomer 1 kalau soal balapan motor, tapi kalau balapan mobil?




minho mendekatkan wajahnya. membuat lia ikut menutup matanya karena jarak mereka semakin dekat.

tapiㅡ

"lino gueㅡ"

lia langsung mendorong minho menjauh ketika mendengar suara dari arah pintu.

dia sedikit terkejut ketika melihat senior minho datang bersama sakura. minho sendiri nampak tak peduli karena dia masih asik merebahkan kepalanya di punggung sofa.

"lo... ngapain disini?"

...

🖇MODELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang