31) Kediaman Mahendra

947 102 11
                                    

Hari ujian kenaikan kelas datang sangat cepat. Para murid dipersilahkan mengambil duduk ditempat masing-masing, menghadap komputer mereka dan fokus untuk mengerjakaan. Sudah tiga hari berturut-turut mereka harus disiksa dengan beberapa soal yang memuakkan.

Dibarisan keempat dari belakang, Tania menatap beberapa soal dengan gelisah, matanya tanpa sadar selalu melirik samping kanannya. Pikirannya selalu melayang-layang untuk memandang lelaki yang ada disebelah, walaupun wajahnya tertutup oleh penutup komputer, tubuh tegab lelaki itu terpapang jelas oleh matanya. Rutinitas ini selalu Tania lakukan tiga hari belakangan ini, memandang lelaki yang ada disebelahnya tanpa menimbulkan suara.

Ketika Tania ingin melirik kembali, tanpa dia sadari Toni mengetahui kegiatannya. Lelaki itu hanya diam saat mata cantik Tania selalu memandang kearahnya, sampai limabelas menit berlalu gadis itu masih saja terus mengintipnya. Toni memundurkan sedikit kursi yang dia duduki dan dengan terang-terangan membalas kegiatan Tania. Toni melihat raut keterkejutan diwajah itu, mata yang membulat dan kedua pipi yang bersemurat warna merah membuatnya tersenyum kecil, namun Toni juga mengerti, jika Tania tidak diingatkan maka ujian yang sedang dihadapinya akan mendapatkan sekor yang rendah. Dengan gerakan bibir tipisnya, Toni berucap, "kerjakan ujianmu dan jangan menatapku!"

Walaupun tidak mendengar suara sama sekali, Tania masih mengerti apa yang diucapkan oleh Toni karena memang dia tengah memandang bibir tipis lelaki itu. Wajahnya segera ia alihkan untuk fokus kembali kekomputer. Warna merah yang mengisi seluruh wajahnya kini semakin ketaran. Dia jelas-jelas sudah ketahuan sejak pertama mengintip Toni. Ingin sekali Tania pergi dari ruangan ini untuk menutup seluruh wajah malunya.

Setelah kejadian bazar waktu itu, Tania tidak menjawab pengakuan Toni dan Toni juga tidak mendesaknya untuk segera menjawab. Mereka kembali pulang saat hari menjelang malam. Melihat tidak ada raut kesedihan diwajah Tania, ibu Toni berterimakasih kepada anaknya, setidaknya suasana ceria kembali lagi memenuhi rumah itu yaa walaupun kadang dirinya sempat melihat wajah Tania yang malu-malu imut, anak muda jaman sekarang memang sulit ditebak.

Satu jam kemudian bel berbunyi, Tania merenggangkan kedua lengannya untuk melemaskan otot-otot kaku yang menyiksa. Sebuah tarikan pelan Tania rasakan, tubuhnya ditarik keluar oleh Toni. Genggaman tangan besar itu membuat permukaan telapak tangannya terasa hangat. Pergerakan Toni terlalu cepat dan itu membuat Tania tidak bisa menolaknya, Beberapa pasang mata bahkan tidak luput dari mereka.

Ditengah perjalanan Tania menghentikkan pergerakannya dan membuat yang didepan otomatis tertarik kebelakang. Toni menoleh, mengangkat satu alisnya bingung. "Emm, itu.. aku belum mengambil tas... Ehh Ton, kita mau kemana?" Toni sudah kembali menarik Tania sebelum gadis itu menyelesaikan apa yang akan dia katakan.

Menerima penolakan Tania yang tidak henti-hentinya, dengan masih berjalan Toni segera menjelaskan. "Ibu menyuruh kita untuk pergi kerumah kakek!" Terdengar sedikit tekanan, mungkin Toni sudah merasa frustasi dengan Tania.

"Memang kenapa kita kesana?"

Toni tidak menjawab dan hanya diam dengan menarik Tania. Setelah ujian selesai para siswa memang dibolehkan untuk pulang dan untuk dua minggu kedepan mereka akan mendapat libur panjang, walaupun dua minggu masih kurang panjang bagi mereka.

Sampai diparkiran Tania melihat dua tas yang ada diatas montor ninja milik Toni. Sejak kapan tas itu sudah ada disana, yang pasti itu adalah ulah Toni sendiri. Untung saja didalamnya tidak ada barang penting, walaupun ada pasti sang pencuri akan berpikir dua kali jika tidak ingin menerima masalah.

Toni memberikan helem kepada Tania dan diterima dengan wajah cemberut milik gadis itu. Perjalanan menuju rumah kakek Toni membutuhkan waktu dua jam lamanya, dua jam itu sangatlah lama apalagi mereka belum mengganti seragam yang dikenakan. Ingin sekali Tania mengeluh tetapi segera dia tahan, mungkin ada urusan yang sangat mendesak dirumah kakek sehingga membuat mereka harus segera datang.

Unusual Abilities (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang