"Selamat siang permisa, seorang penjabat dari kota X di bawa oleh polisi kekantor untuk diintrogasi. Sang penjabat ini ternyata telah melakukan tabrak lari beberapa bulan yang lalu dan sekarang sudah diamankan. Dengan kekuatannya, sang penjabat berhasil menutupi kecelakaan itu, tetapi seseorang telah melaporkannya kepada kepolisian dengan beberapa bukti yang kuat...."
Tutt...
TV dimatikan oleh ibu Toni yang tiba-taba berada disisi Toni dan Tania. "Segitu seriusnya kah kalian berdua sampai ibu masuk tidak ada yang tau?"
"Ahh tante..." Tania melemparkan tubuhnya kepada perempuan dihadapannya itu. Sudah tiga hari mereka belum bertemu dengan ibu Toni.
"Apa yang kalian berdua lihat hmm?"
"Tidak ada kok tante, kami hanya melihat berita."
"Baik baik.. sekarang sudah sore, kalian berdua cepat bersihkan diri dan ibu akan memasakan makanan untuk kalian."
"Tidak usah tante, tante pasti lelah karena perjalanan panjang."
"Tidak kok Tania, ibu tadi mampir di toko roti dan iatirahat sebentar. Dan sekarang ibu sudah tidak lelah lagi. Kalian mau ibu buatin apa untuk makan malam?"
"Terserah ibu saja." Toni yang sedaritadi diam akhirnya angkat bicara dan pergi menuju kamarnya. Bukannya Toni bersikap begitu acuh tetapi dia sudah terbiasa dengan ibunya yang sering keluar, Toni bahkan tidak tau apa yang sedang dilakukan ibunya itu. Tetapi yang membuatnya bahagia adalah bahwa ibunya pulang dengan selamat.
"Kalau begitu sekarang kamu juga segera mandi gihh.."
"Siap tante.." sebelum Tania pergi, ibu Toni mencengkram lengan Tania dengan erat. Dengan penasaran Tania menoleh dan bertanya "Ehh.. ada apa tante?"
"Tania, mulai sekarang jangan panggil aku tante lagi, panggil aku ibu. Seperti Toni yang memanggil ibu hmm."
"Apakah boleh tan.. maksudku ibu?" Mata bulat Tania mulai berkaca-kaca. Sejak ibunya meninggal, dia belum pernah memanggil siapapun dengan sebutan ibu. Dia merindukan panggilan itu.
"Tentu saja boleh, kamu sudah ibu anggap sebagai anak sendiri selama ini. Dan jangan sungkan kalau kamu menginginkan sesuatu, ibu akan menuruti apapun permintaanmu."
Dengan air mata yang entah sejak kapan mulai turun, Tania kembali memeluk ibu Toni dengan pelukan yang erat dan hangat. Ibu Toni sangat baik, sangat sangat baik. Selain ibunya sendiri, tidak ada yang memberikan Tania pelukan penuh kasih sayang untuknya. Ini sudah hampir tiga bulan dia tidak pulang kerumah, tetapi ayahnya bahkan tidak mencarinya. Apakah ayahnya memang sudah benar-benar melupakannya. Didalam hatinya yang dalam, Tania masih sangat menyayangi ayahnya, kalau saja ibunya tidak tiada, mungkin ayahnya akan sangat mencintainya sampai sekarang.
"Sudah, sekarang bersihkan diri dan segera turun oke.."
"Enn" Tania melepas pelukannya dan kembali kekamar dengan mengusap air mata bahagianya.
Sesampainya Tania dikamar, ia menulis sesuatu dibukunya dan segera pergi untuk membersihkan dirinya. Tania selalu berfikir untuk membalas perlakuan Toni juga ibunya, tetapi ia bingung apa yang harus dilakukan. Apakah harus memberikan ibu Toni uang untuk mengucapkan terimakasih. Tetapi bisakah dia menghasilkan uang?
Setengah jam kemudian Tania keluar dengan keadaan yang segar. Setelah menutup pintu kamarnya, Tania ingin melangkahkan kakinya menuruni tangga tetapi diurungkan, Tania melangkahkan kakinya kebelakang dengan perlahan tanpa ada suara. Menoleh kearah pintu yang sedikit terbuka, Tania mendorong pintu itu perlahan-lahan.
Kenapa aku sangat tertarik dengan isi kamar milik Toni.
Melihat kedalam kamar yang kosong, Tania memasukinya perlahan. Dikamar masih seperti biasa, gelap tanpa ada lampu yang menyinari. Walaupun semua lampu di kamar itu bisa menyala, sang pemilik tidak tertarik dengan menyalakan lampu. Terdengar suara gemricik air dikamar mandi. "Kelihatannya tuh anak masih dikamar mandi. Ini kesempatan untuk melihat ada yang disembunyikannya atau tidak."
Tania melihat sekeliling kamar, dengan tatapan yang serius. Isinya hanya seperti biasa, ada tempat tidur, lemari, meja belajar dll. Tidak ada satupun yang menarik, hanya saja semua ditata dengan rapi.
"Ckck... anak itu sangat pembersih bahkan tidak ada secuil debu yang terlihat. Lelaki yang menyukai bersih pasti sangat mengekang istrinya untuk terus membersihkan rumahnya.."
"Kamu ingin menjadi istriku?" Tiba-tiba suara yang dingin bergema ditelinga Tania.
Haiss... kenapa aku selalu ketahuan olehnya.
Dengan cepat Tania menoleh, tetapi ia segera menyesal. Tania tidak sengaja melihat tubuh atasnya yang telanjang dan hanya sebuah handuk yang melilit pinggangnya. Tania membulatkan kedua matanya, ada delapan roti sobek di perutnya, umurnya bahkan belum delapan belas dan ia sudah memiliki begitu banyak roti diperutnya. Apakah dia sering pergi ke gym. Tanpa sadar Tania menelan air liurnya.
Dengan terbata Tania menjabat. "Ti-tidak, siapa.... siapa yang ingin menjadi istrimu." Tania menoleh untuk menyembuyikan wajahnya yang memerah.
"Benarkah?"
"Kenapa kau senang sekali menggodaku."
"Ehh... siapa yang menggodamu. Dan kenapa kau memasuki kamarku lagi?"
"Aku... aku hanya, hanya memanggilmu untuk segera turun. Cepatlah berganti dan segera turun." Tania tidak ingin tergoda, dia dengan cepat segera berlari dan menutup pintu dengan keras. Dia selalu kepergok saat memasuki kamarnya.
Dengan jantung yang mulai stabil, Tania menuruni tangga dan menghampiri ibu Toni didapur. Membantu menaruh berbagai macam hidangan di meja makan. Saat menaruh hidangan terakhir, Tania melihat Toni yang sedang menarik kursinya dan duduk. Tania gelagapan dan segera berbalik menuju dapur.
"Apa kau tidak menaruh makanan itu?"
"Ehh.." Tania kembali berbalik dan menaruh hidangan yang sempat ia bawa kembali dengan rasa malu. Ini adalah pertama kalinya Tania salah tingkah karena seorang lelaki. Setiap kali Tania melihat Toni, akan ada hari di mana wajahnya memerah tanpa alasan, dimana ia yang tiba-tiba merindukan Toni kalau sedang tidak bersama. Apakah dia mulai menyukai Toni?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Abilities (Tamat)
Horrordibalik sikap ceria dan penuh kebahagiaan siapa sangka ada kesedihan yang mendalam. ditinggal oleh sang ibu untuk selama-lamanya dan dicaci maki juga di pukuli ayah kandungnya, bagaimana bisa ia bertahan hidup?? bahkan di hari pertama ia pindah seko...