Sebuah mobil kodok melaju di kota padat yang penuh dengan aroma asap yang tebal juga panasnya trik matahari disiang hari. Didalam mobil itu seorang gadis sedang memandang luar cendela dengan diam, melihat kota penuh sesak dan melihat penderitaan setiap orang yang ia lewati.
Gadis itu sesaat menutup kedua bola mata dan kedua telinganya. Seluruh keluh kesah orang yang bisa ia dengar membuat dia merasakan penderitaan itu sendiri.
Keanehan yang ia miliki terjadi disaat ia berumur tujuh tahun. Di hari ia dan sang ibu akan pulang kerumah menaiki bus yang padat akan orang yang juga berkegiatan, siapa sangka bus itu remnya blong.
Bus yang kecepatannya terlalu tinggi itu menabrak sebuah kendaraan didepannya dan mengakibatkan kecelakaan yang tragis. Ibu gadis kecil yang tidak ingin anaknya terluka melindungi tubuhnya dan membuat sang ibu harus meninggal di tempat kejadian.
Seisi bus hancur berantakan dan tidak ada yang tersisah selain gadis kecil yang tiba-tiba tergeletak di samping jalan dengan kepalanya yang bercucuran darah segar. Warga setembat melihat gadis kecil itu masih bernafas segera melarikan kerumah sakit terdekat.
Beberapa hari kedepan sang ayah dari gadis itu datang dengan raut yang penuh kesedihan. Sang istri di letakkan di kamar jenazah dengan dibalut kain putih. Ayah gadis itu sangat mencintai istrinya dan tidak terima kalau sang istri telah pergi meninggalkannya.
Dokter mendekati sang ayah dan memberi kabar kalau anaknya telah sadar namun sang ayah tidak peduli dan terus memeluk istrinya.
Gadis yang membuka matanya dengan linglung di atas bangsal itu sangat ketakutan. Setiap ia melihat wajah seseorang maka ia akan melihat bayangan lain di depannya. Bayangan yang menunjukan penderitaan orang itu sendiri yang sangat menderita meminta tolong padanya.
Dokter menenangkan sang gadis tetapi gadis itu masih tetap ketakutan. Sampai saat ia dibawa pulang oleh ayahnya dan terus mendapat cacian serta pukulan. Gadis itu tau kalau ayahnya melampiaskan kemarahan karena sang ibu yang telah tiada. Tiap hari gadis itu dimata sang ayah penuh dengan kesalahan dan kesalahan sampai saat ini juga perlakuan itu tidak pernah berubah.
Hari ini sang ayah mendapatkan pekerjaan di luar kota membuat mereka harus pindah ke kota dimana ayahnya bekerja. Kota itu lumayan jauh dari tempat mereka tinggal dan rumah lama yang mereka tempati juga sudah usang.
Mobil kodok itu sesaat sampai di depan rumah yang akan mereka tinggali di kedepan hari. Seperti biasa sang ayah menyuruhnya untuk mengambil barang-barang mereka untuk di tata di dalam rumah. Dan sang ayah segera menempati kamarnya untuk istirahat.
Mengambil kesempatan sang ayah yang sedang istirahat. Dengan asal gadis itu pergi kebelakang rumah yang terdapat sebuah gang yang menjulang keatas. Gang itu mengantarkan gadis di sebuah tempat kosong yang tidak ada penghuninya. Sambil membawa buku catatannya gadis itu duduk di gundukan dan memandang pemandangan kota padat yang luas.
Gadis itu bernama Tania Pasya, gadis yang sangat lembut dan cantik itu sekarang menduduki bangku sekolah menengah atas dan sangat pintar dalam segala hal. Banyak sekali bakat yang ia dapat tetapi tetap saja sang ayah tidak meliriknya. Bahkan pernah ia tidak pulang seminggu karena mengikuti lomba di sekolah lamanya dan saat ia pulang bukannya sang ayah khawatir malah ia dipukuli habis-habisan dan membuatnya dikunci di dalam kamar tiga hari penuh.
Mengenang semua itu Tania meneteskan air matanya tanpa sadar. Tania melihat kumpulan rumah padat dan mengambil catatannya untuk dia menggambar seperti biasa saat ia sendirian. Sesaat ada sepasang mata menatap Tania dari atas teras rumah kosong itu dengan diam.
Suara ayahnya yang menjerit membuyarkan kegiatan Tania. "Ya ayah aku akan datang." Tania menghapus air matanya dan turun dari gang menuju rumahnya.
Pagi menjelang Tania segera membereskan kegiatan pagi dan mempersiapkan buku yang akan ia bawa di sekolah barunya.
"Cepatlah jangan kau membuatku menunggumu di sini seperti kau itu seorang bangsawan." Ayah Tania menekan klakson untuk mempercepat Tania.
"Iya ayah aku sudah selesai."
"Kunci pintu itu!"
Tania berbalik untuk mengunci pintu dan menaiki mobil kodok dengan cepat. Ayahnya akan pergi bekerja dan ia harus berangkat ke sekolah barunya. Sesaat mobil itu telah sampai di depan sebuah sekolah yang cukup terkenal.
"Aku ingatkan kau jangan sampai melupakan tanggung jawabmu dan saat aku pulang kau belum membuat makanan jangan sampai aku harus memutus sekolah mu. Ingat itu baik-baik."
"Baik ayah." Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi.
Tania menghembuskan nafasnya pasrah dan segera memasuki gerbang sekolah. Tania terpaksa menundukan kepalanya dan memasang kedua handset kedalam lubang telinganya. Tania sudah terbiasa mendengar teriakan-teriakan penderitaan yang dialami orang di sekitarnya. Banyak sekali bayangan-bayangan yang berkeliaran di sekitar siswa lainnya. Penderitaan yang dihadapi orang memang sangatlah bermacam.
Mata cantik Tania melihat seekor anjing yang kecil dan imut. Tanpa sadar Tani berjongkok dan mengelus bulu halus anjing itu. Siswa lain yang berlalu lalang melihat aneh dengan tingkah laku Tania. Tania akhirnya sadar, bahwa anjing yang ia lihat ini ternyata bukan mahkluk sepertinya.
Tania beranjank dan segera mencari dimana ruang kepala sekolah berada. Sesaat bel sekolah berbunyi dan seluruh siswa segera memasuki kelas masing-masing.
Didalam kelas 11A, seluruh siswa berbincang-bincang ria. Seluruh siswa sibuk dengan kegiatan masing-masing, hanya pria yang ada di belakang pojok kanan yang diam tanpa minat. Pria itu memang terkenal diseluruh sekolah jarang bicara. Wajahnya yang tampan bak dewa dan tingginya di atas rata-rata itu sebenarnya pemikat hati para wanita tetapi tempremennya yang dingin membuat siswa lain akan memikirkan dua kali jika ingin mendekatinya. Bangku di sebelahnya memang sudah kosong dari pertama mereka masuk sekolah dan tidak ada yang berani duduk disana jika tidak ingin wajahnya baik-baik saja, mau itu pria ataupun wanita.
Kelas yang riuh itu tiba-tiba terdiam tertib saat mendapati wali kelas mereka yang super kiler memasuki kelas. Guru kiler itu diikuti oleh seorang anak perempuan dibelakangnya. Yang mereka kira adalah murid baru kelas mereka.
Wali kelas membanting tongkat panjangnya untuk memusatkan perhatian para muridnya untuk dirinya. "Anak-anak, sekarang kita akan kedatangan anggota baru di dalam kelas ini. Tolong kamu perkenalkan diri."
"Halo semua perkenalkan saya Tania Pasya dari kota X dan mohon dukungan dari kalian semua."
"Dan Tania, sekarang silahkan kamu memilih banggku yang kosong."
"Terimakasih pak." Tania beranjak dan memilih bangku yang akan ia duduki.
Di sana ada dua bangku yang kosong salah satunya ada di sebelah pria yang sangat norak dan satunya di sebelah pria yang cuek dan dingin. Tania melihat di bangku pria norak itu ada seorang perempuan yang sangat mengerikan. Mata Tania sedikit membulat karena terkejut tetapi ia segera berbelok kearah pria yang cuek dan dingin. "Apakah aku boleh duduk di bangku ini?" Tania sedikit menoleh kearah bangku pria norak yang seorang perempuan itu juga menatapnya.
Siswa lain melihat itu seketika berbisik-bisik. Apakah murid baru itu tidak melihat kalau tempremen pria yang ia ajak bicara sangat dingin. Tanpa menunggu pria itu menjawab Tania langsung duduk di bangku kosong dan meletakkan tasnya. Dia menghembuskan nafasnya lega dan tidak ingin menengok kearah perempuan mengerikan itu berada. Kadang Tania takut melihat penampilan aneh para roh yang menderita.
Tania
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Abilities (Tamat)
Terrordibalik sikap ceria dan penuh kebahagiaan siapa sangka ada kesedihan yang mendalam. ditinggal oleh sang ibu untuk selama-lamanya dan dicaci maki juga di pukuli ayah kandungnya, bagaimana bisa ia bertahan hidup?? bahkan di hari pertama ia pindah seko...