Garesh - 3

35.6K 3.2K 230
                                    

Jangan lupa vote & komen.
.
.
.
.........

Seluruh pandangan murid terpaku pada keempat pria yang baru saja memasuki kantin. Tidak adanya Garesh disana, membuat mereka bertanya-tanya. Kemana perginya pria tembok berjalan? Apakah pria itu baik-baik saja?

Seperti biasa, setelah memesan makanan mereka duduk dipojok kantin.

"Garesh belum juga ngasih tau kenapa dia gak masuk?" tanya Dirhan.

"Belum, ponsel dia gak aktif."

"Dia udah bilang semalem sama gue, Freya udah sadar. Jadi gue yakin sekarang dia lagi jagain Adiknya di rumah sakit." ucap Gefano santai.

"Lo kenapa gak bilang daritadi, bangsat?!" kesal Sadeva. Berani sekali Gefano menyembunyikan berita sepenting itu.

"Kalo tau gitu kita jenguk Freya sekarang juga!" timpal Jay mulai ikut kesal dan bangkit.

"Ck, Gefa minta dihujat banget ya lo!" Dirhan ikut-ikutan.

"Lebay dah lo pada, nanti balik sekolah baru kita kesana. Kalaupun sekarang kita kesana, Dad pasti ngamuk."

"Ck, iya sih."

"Tumben lo gak langsung ke rumah sakit, waktu Garesh bilang adiknya sadar?"

Gefano mengaduk minuman miliknya sangat brutal. "Gue udah mau kesana! Garesh larang, katanya Freya belum bisa di jenguk banyak orang. Padahalkan yang mau jenguk cuma gue doang," gerutu Gefano.

"Garesh bicara se-detail itu?" cengo Sadeva.

"Icel yang bilang, Garesh mana mungkin kek begitu. Lagian bokap lo masa gak bilang Freya udah sadar? Dia kan yang jaga Freya selama ini." Gefano melirik Jay.

"Gak tau tuh si Babeh, mungkin masih marah karena tau pas kemarin lawan Ritor wajah gue ada lebam."

"Bego sih," ejek Gefano.

"Itu juga salah lo! ngajak gue ngomong mulu!"

"Apaan?! salah lo sen--"

"Eh-eh tuh murid baru!" pekik Sadeva menatap gadis yang baru saja duduk bersama temannya. Gefano dan Jay langsung mengalihkan tatapan ke arah yang dituju Sadeva.

"Cantik bener boy!!"

"Sstt, Zina mata." Dirhan menutup mata Sadeva dan Jay dan dengan cepat mereka tepis.

"Dia lagi ngeliatin kita anjir!" pekik Jay, setelah mengusir Dirhan dari pandangannya.

"Paling lagi gibahin, mereka itu anak Astercyo, pada bandel-bandel, tapi gantengnya gak nahan, lo jangan deket-deket sama mereka, apalagi sama ketuanya. Seratus persen apa yang dia ucapin ke murid baru gitu!" tebak Gefano sambil menye-menye.

Sadev, Jay dan Dirhan tertawa. Membenarkan ucapan Gefano.

"Eh Gef, gue denger-denger Garesh mau dijadiin ketua basket?" tanya Dirhan.

"Bego, salah server. Gue anak Futsal, anjing!" sinis Gefano.

"Astagfirullah Gefano Mahesa Catura anaknya Bapak Reno. Bisa gak sih sehari gak nyebutin kata-kata umpatan?" kesal Dirhan menyentil dahi Gefano.

"Sshh, sakit setan!"

"Astagfirullah!!" Ketiga temannya mengusap dada sok dramatis lalu tertawa.

"Lagian lo dapat kabar darimana, Garesh bakal jadi ketua Basket?" tanya Sadeva yang sudah berhenti tertawa.

"Dari grup sekolah, masa kalian gak baca?"

"Sorry, sibuk menyelam." Jay tersenyum lebar dan membenarkan kerah seragamnya.

Garesh (Sudah terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang