Apa kabar hati?
.
.
.
.
.....Hari libur telah berakhir, semua orang kembali sibuk dengan aktivitas mereka seperti biasanya.
Termasuk Garesh, selaku ketua OSIS. Pria itu sekarang sudah berdiri di tengah lapangan bersiap menjadi pemimpin upacara.
Mata pria itu sesekali melirik gadis yang terlihat mencak-mencak karena kesal menatap ke arahnya di barisan belakang. Gadis itu adalah Amora, hari ini dia lupa membawa topi. Dan jadilah saat ini ia berdiri di belakang barisan. Hanya akan menunggu saat-saat dimana dia akan ditarik ke depan untuk mendapat hukuman.
Garesh tersenyum tipis, sangat tipis sekali sampai tidak ada yang menyadari. Ia berdehem dan membenarkan letak topinya. Lagi dan lagi, hanya karena perlakuan seperti ini pun para siswi di lapangan langsung terpekik. Semua pergerakan yang Garesh lakukan tak pernah luput dari pandangan mereka.
Beberapa menit kemudian, upacara sudah di mulai. Tidak terlalu khidmat karena terkadang para siswi dibuat oleng oleh perlakuan Garesh. Saat detik dimana pria itu memberi instruksi, suara seksinya mampu menyihir para siswi disana.
Bahkan saat Kepala sekolah sedang berpidato pun tidak begitu mereka hiraukan. Rupanya sosok Garesh yang hanya berdiri diam dengan raut wajah datar lebih terlihat menarik untuk mereka perhatikan dibanding kepala sekolah yang selalu membahas tentang keamanan, kebersihan dan semua hal yang selalu membuat mereka jengah karena bahasan seperti ini selalu disebutkan dalam setiap upacara.
"Dan yang terakhir, sebagai penutupan. Bapak akan memeriksa seluruh murid yang tidak memakai atribut lengkap. Dibantu dengan anggota OSIS, tarik semua siswa atau siswi yang telah melanggar peraturan ke tengah lapangan."
Dan detik berikutnya, semua anggota OSIS menarik para pelanggar ke depan. Semuanya adalah pria, dan itu pun kebanyakan anggota Astercyo.
"Mampus Mor, Garesh udah liatin lo tuh!" bisik Abel yang berdiri di samping Amora.
Amora mendengus, "Bodo lah, pasrah aja gue."
"Ck, tapi muka lo pucat bangke! Lo belum sarapan ya?!"
Amora meringis, "Belum sih, buru-buru soalnya tadi pagi Garesh udah ada depan rumah. Topi aja gue lupa apalagi sarapan."
Saat akan kembali membuka mulut segera Abel urungkan karena kedatangan Garesh yang sudah mulai menjadi sorotan.
Pria itu berdiri di depan Amora dengan tangan melipat. Menunjuk ke arah lapangan menggunakan dagunya.
"Iya-iya tau!" kesal Amora berlalu meninggalkan Garesh menuju ke tengah lapangan.
Lihatlah, sekarang hanya ia sendiri perempuan yang berdiri di tengah lapangan. Amora tidak peduli, tapi ia tidak suka menjadi sorotan.
Teriknya matahari siang ini membuat wajah pucat Amora sedikit memerah. Gadis itu terlihat beberapa kali mengibaskan tangannya karena kegerahan, juga mencoba mengusir rasa pening yang mulai mendera.
"Beb, gak papa?" bisik pria di sampingnya pelan.
Amora menoleh, ternyata ada Jay dan anak Astercyo lain yang sudah berpakaian urak-urakan. Ia baru menyadari kalau Jay sedari tadi berdiri di sampingnya.
"Wajah lo pucat Mor, lo sakit?" tanya Sadeva ikut nimbrung.
"Gak papa kok, santai aja." Amora tersenyum tipis. Matanya kembali menatap ke depan dengan menyipit karena teriknya matahari yang semakin menyengat di atas kepala.
"Kamu?! Amora! Kamu satu-satunya perempuan yang melanggar peraturan? Tidak malu apa hah?!" Seorang guru Bk berteriak membuat semua orang kaget.
Amora meringis dan menggaruk kepalanya, "Maaf pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garesh (Sudah terbit)
Teen Fiction(Tersedia di toko buku online.) .... Garesh Sarega Vegario, namanya. Ketua OSIS SMA Abadi, sekaligus Ketua Geng Astercyo. Sifat Garesh tidak beda jauh dengan Ayahnya, irit bicara, dingin, selalu sinis dan tak berperasaan. Yang berbeda, ia memiliki s...