Jangan lupa vote & komen.
.
.
.
.....Garesh langsung keluar dari ruang Osis, begitu rapat selesai. Kakinya melangkah menuju Taman belakang, ada yang harus ia urus sekarang. Sesampainya disana ia menemukan seorang gadis yang sedang berjalan mondar-mandir di dekat tempat biasa ia duduk. Garesh berhenti berjalan, menyimpan celananya di saku dan memperhatikan gerak-gerik perempuan tersebut.
Jarang sekali Garesh mau memperhatikan sesuatu, apalagi seorang perempuan. Biasanya, jika ada yang mengganggu atau hal yang begitu tidak penting Garesh akan mengabaikannya. Namun, entah kenapa kali ini ia begitu tertarik untuk memperhatikan perempuan tersebut.
"Ck, Apa gue langsung bilang sama Dia aja ya kalo gue partner dia?" gumam gadis itu membuat Garesh mengangkat alisnya. Ia mendekati gadis tersebut.
"Partner?"
Perempuan tersebut langsung terlonjak saat mendengar suara di belakangnya. Matanya melotot, dan langsung mundur seketika.
"G-Garesh?"
Garesh berhenti melangkah, keningnya mengerut. Kenapa perempuan itu tau namanya? Ah... Seluruh sekolah pun sudah tau ia siapa. Garesh langsung kembali berjalan mendekat, sepertinya wajah perempuan ini sangat tidak asing.
"Siapa Partner?" tanya Garesh menatap tajam Amora, aura sekitar mulai mencekam.
Amora, gadis itu mematung dan wajahnya sudah pucat. Garesh seperti sedang mengancam lewat tatapan tajamnya membuat Amora terintimidasi. Baru kali ini ia melihat laki-laki seperti Garesh.
"P-partner? Partner apa? lo salah denger kali!" elaknya memalingkan muka.
Garesh berdecak dan meninggalkan Amora. Berjalan dengan angkuh dengan kedua tangan berada di saku celana.
"Eh tunggu!" Amora bergerak menahan lengan Garesh.
Garesh menatap tajam Amora, "Lepas!"
Amora tersentak dan langsung melepas tangannya pada lengan Garesh. Ia mencari sesuatu dari sakunya.
"Ish, kok gak ada sih!" gumamnya kesal.
Garesh memutar bola matanya malas, dan mulai meninggalkan perempuan tersebut. Lebih baik ia ke kantin, teman-temannya pasti sudah menunggu disana.
Amora mendongak, Garesh sudah tidak disana. Matanya mengedar mencari pria itu.
"Ck, gue lupa barang itu gue simpen di tas." Amora langsung bergegas menuju Kelasnya untuk mengambil barang itu.
Sedangkan Garesh, ia sudah sampai di meja teman-temannya. Tanpa berkata ia langsung duduk di samping Jay.
"Habis darimana? Gue bilang tungguin lo malah ninggalin," ujar Gefano begitu Garesh duduk.
"Taman," jawab Garesh.
"Nih, gue udah pesenin." Dirhan memberikan piring berisi Somay kepada Garesh.
"Luka lo udah gak papa, Gar?" tanya Jay.
Garesh hanya mengangguk.
"Ada yang ngirim surat ini ke markas, dan Deron bilang ini buat lo." Jay memberikan surat berwarna hitam.
Garesh mengambil benda tersebut, dan mulai membukanya. Tangannya mengepal dan wajahnya mulai memerah. Ia melempar surat itu sembarangan dan memukul meja dengan sangat keras. Membuat seluruh pasang mata di kantin menatap takut kepada Garesh.
Sadeva mengambil surat tersebut, dan mulai membacanya bersama yang lain. Sedangkan Garesh mengambil ponsel miliknya menelpon seseorang.
"Siapa?!" tanya Garesh murka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garesh (Sudah terbit)
Teen Fiction(Tersedia di toko buku online.) .... Garesh Sarega Vegario, namanya. Ketua OSIS SMA Abadi, sekaligus Ketua Geng Astercyo. Sifat Garesh tidak beda jauh dengan Ayahnya, irit bicara, dingin, selalu sinis dan tak berperasaan. Yang berbeda, ia memiliki s...