Jangan lupa vote komen.
Kalau ada typo, tandai yaa.
.
.
.
........"Lo yakin arahnya kesini?" tanya Amora dengan tatapan mengedar melihat banyak sekali pohon besar.
"Sepi banget," gumamnya.
"Aishh!" Amora mengusap keningnya yang membentur benda keras. Saat mendongak, wajah tampan Garesh menyapanya. Amora sempat terpukau, namun langsung tersadar.
"Kenapa berhenti sih?" kesalnya dan mendapat sentilan di keningnya. Amora hendak berteriak kesal, namun matanya menangkap sesuatu dari depan.
"Kok ditutup?!" pekiknya berjalan mendekati pagar besar yang menghalangi jalan mereka.
Garesh mendobrak pagar tersebut, mencari cara agar terbuka.
"Apa yang kalian lakukan?!" teriak seseorang dari belakang. Garesh dan Amora menoleh. Mendapati banyak pria bertubuh kekar disana. Para Pria mulai berjalan mendekat.
"Jangan mencoba-coba membuka pagar tersebut!" teriak pria paling depan sangat marah.
"Untuk apa kalian kesini?" tanya pria yang lebih tua dan wajahnya terlihat lebih santai.
"K-kami, kami mau ke Gua Batu Putih." Para pria disana langsung saling tatap.
"Jadi, itu kalian?" tanya pria disana membuat Amora menaikkan satu alisnya, ia menoleh ke arah Garesh. Pria itu hanya diam tak bersuara.
"Lawan kami, jika berhasil Kami akan memberikan kunci pagar tersebut." Garesh langsung maju, sedangkan Amora bergerak menjauh. Ia sedang tidak ingin berkelahi dan membiarkan Garesh yang mengambil alih.
Bugh
Bugh
Dalam beberapa detik, tiga lawan sudah ambruk ditangan Garesh. Amora berdecak kagum, tangannya melipat di dada. Menonton pertunjukan yang sangat menyenangkan. Garesh memukul dan menangkis pukulan dengan sangat gesit. Cara berkelahinya hampir menyerupai salah satu kakaknya.
Tiba-tiba mata Amora menangkap sinyal berbahaya, ia langsung bergerak maju. Memukul pria yang hendak memukul Garesh dari belakang.
Bugh.
Krek.
Garesh menoleh. Amora sedang berkelahi dengan pria yang sepertinya baru saja akan melawan Garesh dari belakang. Fokus Garesh menuju lawan lagi, sekali sentakkan dua lawan sudah ia jatuhkan. Garesh membenarkan jaketnya, kembali menatap Amora yang masih berkelahi dengan satu Pria.
Ia sedikit kagum dengan kemampuan berkelahi perempuan itu. Hanya sedikit ya.
Bugh.
Amora memukul pipi bagian kiri lawan dengan sangat keras. Lawan sudah ambruk dengan lebam dimana-mana. Satu Pria bertubuh kekar sudah di habisi oleh Amora.
Amora berjongkok dan menepuk pipi pria tersebut.
"Kunci?" pintanya dengan nafas ngos-ngosan.
Pria tersebut langsung memberikan kunci kepada Amora. Amora tersenyum lebar, dan melempar kunci itu kepada Garesh. Tahap pertama, sudah selesai. Dan kini mereka harus melanjutkan perjalanan.
Pagar berhasil terbuka, Garesh langsung berjalan diikuti Amora. Langit mulai menggelap, suasana pun terasa mulai mencekam.
"Kayaknya gue bakal bermalam disini." Amora berdecak, menyesal tidak membawa jaket yang ia simpan di dalam mobil. Cuaca malam pasti akan lebih dingin, dan Amora tidak menjamin dirinya akan baik-baik saja nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garesh (Sudah terbit)
Teen Fiction(Tersedia di toko buku online.) .... Garesh Sarega Vegario, namanya. Ketua OSIS SMA Abadi, sekaligus Ketua Geng Astercyo. Sifat Garesh tidak beda jauh dengan Ayahnya, irit bicara, dingin, selalu sinis dan tak berperasaan. Yang berbeda, ia memiliki s...