Jangan lupa vote komen.
.
.
.
.
.......Hujan turun dengan deras di pagi hari. Kedua sejoli yang masih terlelap di tempat masing-masing mulai terusik akan bisingnya suara guyuran hujan dan hawa yang mulai terasa mendingin.
Salah satu dari mereka tetap tenang dan kembali tidur. Berbeda dengan gadis yang tidur di ranjang. Ia bangun, mengucek matanya menyesuaikan cahaya. Dan pandangannya jatuh pada seorang pria yang tertidur di sofa.
Amora meregangkan ototnya sambil menguap sebentar. Sepertinya keadaan dirinya sudah mulai membaik. Ia turun dari ranjang, menatap jam di nakas. Ah mereka sudah terlambat untuk pergi ke sekolah. Membolos satu hari tidak apa-apa bukan?
Ia tersenyum begitu melihat Garesh yang tidur dengan tenang. Tangan Garesh beberapa kali terlihat terus mengusap kedua lengannya seperti kedinginan. Amora langsung saja mengambil selimut miliknya dan menutupi tubuh Garesh.
"Kalo lagi tidur gini kan keliatan cakep, tenang, damai dan lembut. Beda lagi kalo udah bangun," monolog Amora hendak memegang pipi Garesh.
"Ish, tangannya!" gumam Amora memukul punggung tangannya. Ia langsung menggeleng, berlalu menuju kamar mandi.
Selesai dengan acara mandi, ia langsung turun menuju dapur untuk memasak. Membiarkan Garesh tidur dan bangun dengan sendirinya. Amora juga sudah meminta ayahnya membuat surat ijin dia dengan Garesh agar mereka tidak kena alfa.
Beberapa menit Amora berkutat di dapur memasak masakan yang ia kuasai. Satu-satunya Asisten di rumah ini kebetulan sedang menjaga anaknya di rumah sakit.
Setelah selesai menyiapkan makanan, Amora langsung bergegas naik ke atas untuk membangunkan Garesh. Rasanya mereka seperti seorang suami-istri saja. Tidur se-atap dan sang perempuan membangunkan prianya untuk makan. Sungguh indah bukan?
Baru saja ia melangkahkan kakinya menaiki tangga pertama, Garesh sudah lebih dulu muncul menuruni tangga. Melihat wajah khas bangun tidur Garesh seketika membuat Amora kembali tenggelam dalam pesona pria itu.
"Eh, udah bangun?" Amora mendongak menatap Garesh yang turun dengan tergesa. Pria itu hanya melewati dirinya tanpa menatap apalagi berucap. Lihatlah, sangat tidak sopan sekali.
"Makan dulu Garesh!" teriak Amora menatap punggung tegap Garesh.
Garesh tak peduli, terus berjalan sambil memainkan kunci motornya. Amora berdecak melihatnya.
"Bentar lagi juga pasti balik lagi, diluar kan lagi hujan." Amora bergumam sambil melipat kedua tangannya. Menatap punggung tegap Garesh yang semakin menjauh.
Benar saja, beberapa menit berlalu Pria itu kembali. Amora tersenyum lebar sambil menghampiri Garesh.
"Kenapa balik lagi? Ada yang ketinggalan?" tanya Amora berpura-pura bingung.
"Hujan," ucap Garesh singkat berlalu menuju dapur.
Amora langsung berjingkrak heboh sambil tersenyum senang di belakang Garesh. Berjalan dengan tergesa mengejar pria itu.
"Gue cuma masak nasi goreng, gak Masalah kan?" Amora duduk di hadapan Garesh. Pria itu hanya meliriknya sekilas dan beranjak dari duduk. Mengambil air putih dan berlalu dari dapur. Tanpa menyentuh masakan Amora sedikitpun.
Amora merenggut dan membiarkan pria itu pergi. Ia sudah lapar sekarang. Tidak peduli Garesh memakan masakannya atau tidak. Kalau lapar pun pasti pria itu akan memakan masakannya. Setelah menghabiskan makanannya ia bergegas menghampiri Garesh yang sedang duduk menonton televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garesh (Sudah terbit)
Teen Fiction(Tersedia di toko buku online.) .... Garesh Sarega Vegario, namanya. Ketua OSIS SMA Abadi, sekaligus Ketua Geng Astercyo. Sifat Garesh tidak beda jauh dengan Ayahnya, irit bicara, dingin, selalu sinis dan tak berperasaan. Yang berbeda, ia memiliki s...