Garesh - 20

30.3K 3.2K 535
                                    

Kalau ada typo bantu tandai ya.
Jangan lupa vote komen.
.
.
.
.
....

Sorak riuh mulai terdengar di tengah lapangan. Banyak para murid berlalu lalang. Serempak mereka memasang sebuah stiker berlambang merah putih di pipi.

Hari ini, SMA Abadi merayakan acara tujuh belas Agustusan. Suasana semakin ramai tatkala Ketua Osis dan juga wakilnya hadir ke tengah lapangan.

"Thanks."

Sorak riuh semakin ramai terutama dari para siswi saat mendengar suara berat Garesh. Walau singkat namun tetap membuat mereka dibuat melayang oleh suara pria itu. Gefano mengambil alih MIC tersebut dan berdehem sebentar. Wajahnya sama seperti Garesh, datar tanpa senyuman.

"Halo semuanya, makasih udah bisa ikut berpartisipasi. Gue harap kalian menikmati acara kali ini. Terimakasih," ucap Gefano singkat. Dan membungkuk sebentar setelah itu kembali berlalu bersama Garesh.

"Singkat banget lo pada," ujar Jay begitu kedua pria tembok datang bergabung.

"Tau, gak ada basa-basi sama sekali."

"Kenapa gak lo aja kalo gitu yang pidato?" sinis Gefano.

"Biasa aja kali!"

"Bentar lagi gue sama Garesh bakalan sibuk, gue harap lo pada gak santai-santai dan ikut ngeramein! Jagain juga sepupu gue, awas aja kalo sampe dia ken--hmpttt."

"Bacot!" Garesh membekap mulut Gefano.

"Mentang-mentang kita udah tau dia sepupu lo," sinis Sadeva.

"Lo pada gak tau aja bokap Zarea kek gimana."

"Om Lio kan? Dia temen bokap gue, tau lah gue! Dulu bokap pernah cerita kalau dia gagal move on sama Mom Resha. Bener kan Resh?" Jay menepuk bahu Garesh.

"Oh, gue inget! Pas pertemuan waktu itu, bokap gue juga pernah bilang." Dirhan bersuara.

"Yang bokapnya mantan anak Geng sebelah kok diem terus," sindir Sadeva melirik Asgar.

"Apa lo?!" sentak Asgar.

"Kagak-kagak ampun dah!" Sadeva mengangkat tangannya sambil nyengir. Berdebat dengan Asgar sama saja seperti ia sedang menghadapi Garesh. Ujung-ujungnya ia sendiri yang akan kalah.

"Asgar," panggil seseorang.

"Dera, ada apa?" Asgar bangkit.

Seorang gadis yang juga merupakan panitia acara itu memberikan sebuah kertas pada Asgar.

"Ini jadwal acara hari ini, dan kebetulan lo ditunjuk buat tampil pertama. Siapin dari sekarang ya, setelah tari tradisional selesai lo akan tampil." Asgar mengangguk.

"Oke, gue hubungi Amora dulu."

"Sip gue pergi dulu, lo Gefa cepet kerja jangan gosip mulu!" Dera, gadis itu memukul bahu Gefano dan berlalu pergi.

"Bangke, kok gue doang yang ditegur?! Nih ketos kagak?!" sentak Gefano sambil melirik Garesh.

"Eh..gue mau nyari Amora dulu." Asgar bangkit.

"Ngapain?" tanya Garesh datar.

"Dia temen duet nyanyi gue, lo belum tau?" Garesh langsung memicingkan matanya lalu menggeleng.

"Udah gak ada waktu lagi, gue pergi dulu." Asgar mulai berlalu dan berjalan dengan tergesa.

"Seperti ada api-api cemburu disini." Jay mengibaskan tangannya. Melirik Garesh diam-diam.

Garesh (Sudah terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang