Jangan lupa vote komen.
.
.
.
......Para anak Astercyo hari ini sedang berkumpul di Wpj. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, yang artinya belum saatnya untuk mereka pulang. Namun, bukan Astercyo namanya jika tidak membolos di mata pelajaran akhir.
"Dije, Si Ale nyariin nih!" teriak Sadeva yang baru saja datang.
Jay yang sedang bersandar pada punggung Gefano langsung berdiri tegak. Matanya membulat dengan sempurna, terkejut melihat perempuan yang dulu ia kejar datang kemari. Dulu, tidak dengan sekarang.
"Jay," panggil perempuan tersebut namun tak Jay hiraukan.
Alea, perempuan tersebut mendekati Jay. Mengabaikan tatapan seluruh anak Astercyo yang seringkali membuatnya menciut seketika.
"Diam di situ!" sentak Jay marah.
Alea menghela nafasnya. "Lo kenapa menjauh terus sih Jay? Gue bisa perbaiki ini semua," ucap Alea memelas.
Para anak Astercyo terdiam, memperhatikan dua sejoli yang sudah saling berhadapan.
"Lo telat. Hati gue udah terlanjur buat orang lain," ketus Jay, hanya berpura-pura. Alasannya supaya perempuan ini segera menjauh dari hadapannya.
"Siapa? Se-Cantik apa sih dia? Kaya? Hebat? Se-sempurna apa sih Jay?" Kesal Alea yang sudah mulai terisak.
"Yang pasti dia gak bermuka dua." sindirnya menatap sinis Alea.
"Jay gue minta maaf, gue tau gue salah. Gue harus apa supaya Lo bisa maafin gue?" Alea mendekat, mencoba menggenggam tangan Jay namun selalu di tepis.
"Sekarang Lo berhenti berharap sama orang yang hatinya jelas jelas bukan buat Lo lagi. " ucap Jay dingin. Seketika anak Astercyo disana dibuat tercengang oleh ucapan pria itu.
"Gak segampang itu Jay." Alea mengusap pipinya yang basah.
"Setelah berapa lama gue berjuang buat dapetin lo, masa harus berakhir dengan menyerah?" Alea menghela nafasnya.
Diam-diam Sadeva merekam kejadian tersebut, lumayan untuk hiburan jika dia sedang galau.
"Lo salah Le." Wajah serius Jay menarik perhatian mereka. Jay tak biasanya seperti ini, ini bukan Jay.
"Hah?"
"Cinta lo datang terlambat" ucap Jay segera berjalan meninggalkan Alea namun langkahnya terhenti saat mendengar ucapan dari Alea.
"Jangan sengaja pergi supaya lo gue cari. Jangan sengaja lari supaya lo gue kejar. Jay, Berjuang gak se-konyol itu."
Tak hanya anak Astercyo yang cengo, Garesh yang tadinya tidak begitu memperhatikan pun langsung menoleh. Merasa tertarik dengan drama di hadapannya.
Jay terdiam, lalu terkekeh. Ia berdiri di hadapan Alea, menatap perempuan itu dengan tajam.
"Jangan baru mencari saat gue sudah terlanjur pergi. Menunggu tak seasik itu." Jay berbisik dengan sangat lirih namun dapat mereka dengar ucapan tersebut sangatlah menusuk. Ia langsung berlalu dengan santai meninggalkan Alea yang mematung.
Skakmat.. Satu kata dari Astercyo untuk Alea. Dapat mereka katakan Alea termasuk pemberani. Masuk ke dalam kandang para pria berandal dan melakukan drama yang berakhir membuat dirinya sendiri malu.
Mereka terdiam begitu melihat Alea yang langsung berlari sambil terisak. Tak ada yang bisa mereka lakukan. Dije, atau yang sering mereka sapa Jay itu sikapnya memang seperti itu. Selalu receh, humor dan petakilan. Tapi di balik itu semua, ia memendam perasaan ini. Perasaan yang sudah Jay kubur sedari lama, namun hadir kembali disaat wanita itu muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garesh (Sudah terbit)
Teen Fiction(Tersedia di toko buku online.) .... Garesh Sarega Vegario, namanya. Ketua OSIS SMA Abadi, sekaligus Ketua Geng Astercyo. Sifat Garesh tidak beda jauh dengan Ayahnya, irit bicara, dingin, selalu sinis dan tak berperasaan. Yang berbeda, ia memiliki s...