Kalau ada typo bantu tandai ya.
Jangan lupa vote komen.
.
.
.
.
........"Amora, udah siap belum? ada temen kamu nih di depan."
Gadis yang sedang mengikat rambut lantas bergegas menyelesaikan kegiatannya. Ia mengambil tas sekolah dan langsung turun ke bawah.
"Siapa dia? Mami kira yang jemput kamu Garesh." Azalea-Sang Ibu berkacak pinggang. "Jangan jadi fakgirl ya kamu Mora!" tegurnya menyentil kening Amora.
Amora memutar bola matanya malas. "Mami suka ngaco! Dia cuma temen doang kok."
"Iya temen, sama Garesh juga cuma temen."
Amora melotot.
"Kenapa Garesh terus sih?""Mami tau kamu suka dia, nih minum susu dulu." Azalea memberi segelas susu pada Amora. Dan gadis itu menyeruputnya hingga sisa setengah.
"Udah ya, Amora mau berangkat dulu. Bye Mami!" Amora mencium punggung tangan Ibunya dan berlalu.
"Rotinya dimakan!"
"Iya!"
Azalea menggelengkan kepalanya melihat tingkah Amora yang sama persis seperti sang suami.
"Jadi, bisa lo jelasin dulu maksud ajakan lo semalem ke gue?" tanya seorang pria begitu Amora datang sambil memberikan helm.
"Ck, nanti aja deh! Ayo sekarang kita berangkat, keburu telat nih."
"Yaelah Mor, tenang aja. Hari ini kan dipake buat persiapan lomba tujuh belasan. Gak bakal belajar ini pasti."
"Ck, gue mau ketemu sama temen lo!" Amora menaiki motor menepuk bahu pria itu lumayan keras. "Ayo berangkat!"
"Ck, gak mau peluk apa?"
"Ish, Dirhan lo jangan bercanda deh," kesal Amora mencubit pinggang Dirhan.
"Eittt.. Jangan pegang-pegang! Bukan muhrim." Dirhan memajukan duduknya menjaga jarak. Amora sontak menepuk keningnya.
"Kayaknya gue salah ngajak partner ini mah," gumamnya mendengus.
"Canda Mor, peluk aja gak papa kok." Dirhan terkekeh dan mulai menyalakan motornya. Amora hanya memutar bola matanya malas. Beberapa kali ia terlihat terus menatap jam di tangannya.
"Ngebut dong Han aelah."
"Ck, pelan-pelan asal selamat Amor."
"Amora, bukan Amor."
"Gue pengennya Amor."
"Yaudah gue panggil lo Hanhan." Mereka berdua sontak tertawa.
"Boleh juga, itung-itung panggilan sayang. Nanti kalau di depan anak-anak lo harus panggil gue gitu ya." Dirhan tertawa lepas saat Amora memukul bahunya.
Begitu sampai di parkiran seluruh tatapan murid langsung tertuju pada mereka. Banyak tatapan sinis di layangkan pada Amora.
"Dulu maksa pulang bareng sama Garesh. Sekarang sama Dirhan. Kok gue ngerasa Amora kayak caper sama mereka sih?"
"Tau, gue juga ngerasa gitu. Apalagi kemarin pulang sekolah gue liat Amora sama Asgar berduaan. Lama-lama gue jijik liat Amora yang deketin banyak cowok gitu. Kegatelan banget."
"Yaelah, kalo gatel mah garuk neng." Dirhan berceletuk sambil terkekeh. Ia hanya menyindir sambil berjalan melewati mereka dengan Amora yang berada di sampingnya.
"Gibah aja gak papa, lumayan dosa Amora jadi lo berdua yang tanggung!" sindir Dirhan. Amora memukul lengan Dirhan.
"Udahlah biarin," ucapnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garesh (Sudah terbit)
Teen Fiction(Tersedia di toko buku online.) .... Garesh Sarega Vegario, namanya. Ketua OSIS SMA Abadi, sekaligus Ketua Geng Astercyo. Sifat Garesh tidak beda jauh dengan Ayahnya, irit bicara, dingin, selalu sinis dan tak berperasaan. Yang berbeda, ia memiliki s...