.
.
.
Semakin banyak orang yang menyukaimu, semakin banyak pula rasa insecure dalam diriku untuk memilikimu.
.
.
.
........JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT
.."Dan hukuman itu adalah kalian harus bertunangan."
"HAH?!" cengo Amora dan Garesh tidak percaya.
Suasana di sebuah ruangan mendadak hening. Kedua sejoli masih terdiam mencoba mencerna perkataan yang telah Braga lontarkan.
Tunangan? Apa sebuah tunangan bisa di katakan sebagai hukuman? Mereka tak percaya akan hal itu. Mereka menduga bahwa semua ini pasti rencana mereka sedari awal.
Garesh sendiri ia hanya diam tak bisa berkata-kata. Niat awal untuk membokar bahwa ia benar menyukai gadis di sampingnya malah mendapat kejutan tak terduga. Ia hampir tersedak air liur sendiri tatkala dengan entengnya mereka mengatakan bahwa hukuman yang harus dirinya lakukan adalah bertunangan. Ia masih tak percaya akan hal ini.
"Kami beri waktu kalian satu minggu untuk pendekatan, dan satu tugas dari kami harus kalian jalankan. Setelah berhasil, kalian akan segera bertunangan."
Garesh menggeleng tak percaya. Ini sangat konyol menurutnya. "Dad?" panggil Garesh rendah.
Braga menoleh mengangkat alisnya. "Ada apa?"
"Kenapa harus Garesh?"
Tak hanya Braga, Amora dan Lio langsung ikut menatap Garesh.
Pria itu berdiri, "Ini konyol!" ujar Garesh tidak habis pikir. Ia menarik lengan Amora membawa gadis itu pergi bersamanya.
"Woy! Anak gue mau diba-ukhuk... ukhuk.."
"Makan mulu sih lo!" Braga menepuk punggung Lio keras saat pria itu tersedak. Ada-ada saja kelakuan teman bobrok nya ini.
Lio meneguk air putih hingga tandas. "Itu anak gue mau dibawa kemana anjim?"
"Biarin mereka rundingin masalah ini. Lagian lo aneh, kok milih batalin misi dan malah ngajak gue besanan?" sinis Braga mengingat bahwa ini semua adalah ide Lio. Dan dengan gampangnya ia malah menyetujui.
"Ck, awal misi tujuan gue itu buat bikin Amora tau tentang kakaknya. Misi terakhir itu gue suruh dia ke hutan pinus tepatnya ke tempat rahasia keluarga gue. Tapi tiba-tiba Bumi hubungin gue, dia bilang...." Lio mulai berbisik dengan raut wajah serius.
Braga mengernyit, "Lo yakin?"
"Yakin lah! Lagian kan lumayan, dulu gue gak bisa move on dari bini lo. Sekarang jadi besan oke juga." Lio tertawa bahagia.
"Bangke, gue bilangin bini lo biar tau rasa." Braga hendak bangkit karena keberadaan istri Lio ada di dekat mereka.
"Apa sih! Gue udah move on anjir!" Lio menarik lengan Braga untuk kembali duduk. Bisa tidur di luar ia nanti jika Braga berhasil mengatakan walau itu semua tidak benar.
"Eh tapi lo serius jadiin Amora jadi menantu lo?" tanya Lio kembali bertanya. Ia masih tak yakin di saat Braga menyetujui akan menjodohkan kedua anaknya.
"Yakinlah," balas Braga datar.
"Bagus kalau gitu, nanti gue mau mas kawin buat anak gue saham perusahan lo gimana? sama tempat pelatihan memanah yang di bukit juga boleh tuh." Lio menampilkan raut menjengkelkan membuat Braga mendelik.
"Matre banget?" sinisnya.
"Ck, memanfaatkan kesempatan besanan sama sultan dong!" Lio tertawa. "Pikir-pikir dulu ya Ga!" canda Lio menepuk bahu Braga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garesh (Sudah terbit)
Teen Fiction(Tersedia di toko buku online.) .... Garesh Sarega Vegario, namanya. Ketua OSIS SMA Abadi, sekaligus Ketua Geng Astercyo. Sifat Garesh tidak beda jauh dengan Ayahnya, irit bicara, dingin, selalu sinis dan tak berperasaan. Yang berbeda, ia memiliki s...