Garesh - 31

28.5K 3.7K 1.2K
                                    

Jangan lupa vote komen ya
.
.
.
.


Beberapa hari setelahnya, Garesh beringsut membaik karena kedatangan Amora-gadisnya. Pria itu kembali ke kehidupan normal, dimana ia kembali menjadi Ketua Astercyo yang sangar dan beringas.

Dan hari ini, tepat satu bulan dimana ia menyetujui akan ikrar konyol dari teman-temannya. Ikrar dimana dia akan memberi mereka motor apabila mereka menepati janji menjaga jarak dengan Amora.

Lihatlah, Jay. Pria itu terlihat paling semangat diantara yang lain. Sedari tiba dimarkas ia terus berceloteh meminta dibelikan motor oleh Garesh. Dan yang semakin membuat Garesh jengah adalah, Jay yang selalu mengungkit kejadian bulan lalu saat dimana dirinyalah yang membawa Amora ke markas.

"Garesh, bonus dong bonus. Motor satu apartemen satu."

Pletak.

"Berisik deh lo bebek Belanda! Lo udah ngomong itu puluhan kali. Percuma, Garesh gak bakal sudi beliin lo apartemen." Gefano memukul punggung Jay menggunakan jaket.

Jay merenggut kesal, ia memutuskan pergi menuju dapur mengambil minum dengan kaki yang dihentak.

Garesh sendiri, ia mengambil ponsel untuk menelpon Om Darka, tangan kanan Ayahnya. Ia ingin mengambil beberapa uang yang ia simpan pada Darka. Garesh memang tidak memegang uang sendiri, semua aset miliknya ada pada Darka. Pria itu yang mengambil alih.

"Halo, tuan muda? Ada yang bisa saya bantu?"

"Uang."

"Baik, jumlah total uang tuan muda sekarang ad-"

"Lima motor."

Hening.

"Ah baik, kapan tuan membutuhkannya?"

"Besok."

"Maaf tuan muda, tapi tuan Braga pasti akan bertanya untuk siapa motor itu diberikan. Boleh saya tau?"

"Ck, temen."

"Baiklah, motor akan saya kirim ke markas tuan muda besok."

"Ya."

tut

Garesh kembali menyimpan ponselnya di meja dan bersandar pada sofa sambil memejamkan matanya. Mengabaikan tatapan cengo kelima temannya yang sedari tadi mendengar percakapan Garesh. Karena memang baru saja Garesh sengaja membesarkan volume panggilan agar menjadi bukti dan mereka segera diam tidak akan merengek lagi.

"Minta motor tuh kayak minta permen gitu ya?" Dirhan menggeleng tak percaya.

"Gak sekalian kasih gue janda aja gitu," gumam Jay membuat Dirhan yang berada di samping pria itu melotot dan memukul kepala temannya cukup keras.

"Dije, kamu itu berdosa banget."

"Baru tau gue sekarang lo suka janda," ucap Sadeva.

Jay mengelus lengannya sembari mencibir tanpa suara.

"Gefa tumben kok diem aja?" tanya Sadeva menyenggol lengan Gefano yang nampak hanya diam menyimak.

"Dia sedang tidak ingin mengumpat," ucap Asgar.

"Mungkinkah dia sakit gigi?"

"Bibir pecah-pecah? tenggorokan kering? atau sariawan?"

"Iyain aja biar lo semua seneng," ucap Gefano memutar bola matanya malas.

Garesh (Sudah terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang