Garesh - 12

26.4K 2.8K 174
                                    

Kalau ada typo bantu tandai ya..
Jangan lupa vote komen.
.
.
.
.
............

Garesh mengacak rambutnya frustrasi. Sejak tadi pagi pikirannya terus tertuju pada Amora. Mengingat perkataan yang tak sengaja ia lontarkan pada gadis itu membuatnya semakin frustrasi saja. Entah kenapa, Garesh merasakan ini semua salah. Gadis itu berbeda, pada gadis lain biasanya Garesh tidak akan sampai sekhawatir ini.

Tidak, ini bukan khawatir.

Garesh memukul dinding belakang sekolah sangat keras. Mengumpat akan pikirannya yang terus memikirkan Amora. Bahkan saat pelajaran kimia kesukaannya pun yang ia ingat bukan materi pelajaran. Tapi, lagi dan lagi wajah gadis itu.

"Sialan," umpatnya geram.

Sepertinya ia harus benar-benar menjauhi gadis itu.

Sedangkan di sisi lain Amora berjalan tergesa, dengan tangan mengepal kuat. Sepanjang koridor sapaan dari siswa dan siswi ia abaikan. Melihat wajah Garesh membuatnya mengingat kembali perkataan pria itu tadi pagi. Amora bersumpah tidak akan menemui pria itu lagi masa bodo dengan misi.

Ia sudah terlanjur sakit hati akan ucapan pria itu.

"Amora Aw-"

Bruk.

Amora jatuh terpeleset saat melewati perpustakaan. Seluruh pasang mata menatap Amora miris.

"Ck, baru juga di bilangin. Gue abis ngepel, maafin ya!" Salah satu siswa disana mengulurkan tangannya membantu Amora untuk bangun.

Amora meringis merasakan kakinya yang seperti keseleo. Bokongnya pun terasa ngilu akibat membentur lantai. Saat akan menerima uluran tangan pria itu, seseorang lebih dulu menggendong Amora secara bridal. Amora tersentak dan semakin terkejut saat tau siapa yang menggendongnya.

Suasana koridor seketika hening, berhenti dengan kegiatan mereka dengan mulut terbuka menatap dua sejoli. Para Pria yang sedang bermain basket pun ikut memperhatikan dengan wajah cengo.

Bagaimana tidak, seorang Ketua Osis yang dikenal sangar, dingin dan anti perempuan menggendong si murid baru di depan banyak orang? Apalagi Garesh sempat menatap siswa yang hendak memegang Amora dengan tajam. Siswa tersebut langsung pergi tidak ingin mengambil resiko.

"Lepas!" ucap Amora memberontak. Garesh tetap diam dan terus berjalan entah akan kemana.

Amora hanya pasrah, memalingkan muka ke arah lain. Wajahnya terlihat kesal namun siapa tahu sebuah rona merah terpancar di pipinya.

Ternyata Garesh membawanya ke UKS. Pria itu menendang pintu UKS sangat kencang, penjaga sekaligus siswa yang sedang sakit dibuat terkejut oleh pria itu.

"Keluar!" perintah Garesh mutlak tidak ada bantahan. Seluruh penghuni UKS langsung keluar dengan wajah ketakutan.

"Tutup!" titah Garesh dan dipatuhi siswa yang terakhir keluar. Pintu UKS tertutup, ia langsung mendudukan Amora di brankar. Tangannya berkacak pinggang menatap tajam gadis yang menunduk itu.

Amora mengusap pergelangan kakinya yang sedikit Sakit. Tidak memperdulikan pria di depannya yang masih anteng memperhatikannya.

Garesh berdecak, ia sangat tidak suka di abaikan. Tangangnnya memegang dagu Amora, menyuruh gadis itu untuk menatapnya.

"Ck, apa sih!" Amora menepis tangan Garesh dan kembali memegang pergelangan kakinya.

"Bego," gumam Garesh menoyor kening Amora. Amora mendengus dengan bibir mengerucut.

Garesh (Sudah terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang