SWY ♡33

70 15 8
                                    

Sejak dulu Cla selalu berpikir bahwa dia bisa bertahan disegala hal termasuk bertahan pada perasaan menyakitkan ini. Bertahan untuk Galang yang dia cintai dalam diam.

Mengabadikan segala moment cowok itu dalam album kesayangan, hingga semua dia rasakan semakin menyakitkan, Cla memilih untuk menyerah pada kenyataan.

"Ma,"

Rita menghentikan usapan tangannya di kepala Cla, "Iya Sayang?"

Cla sedang ingin manja padanya. Dan Rita tentu tidak mengabaikan sebuah moment penting ini bersama anaknya.

"Kalau Cla ingin kuliah di tempat Paman? Apa boleh?"

Usapan tangan itu terhenti. Cla menatap wajah Mamanya dalam diam.

"Rizal? Kamu ingin kuliah di sana? Di Makassar?!"

Cla mengangguk.

"Sayang, kenapa nggak ingin kuliah di sini saja? Kenapa memilih tempat yang jauh?"

"Cla merindukan Paman merindukan Putri juga. Terakhir kita ke sana saat Putri masih balita. Sekarang dia udah masuk SD bolehkan Ma?"

Rita menghela napas, "Walau berat dan Mama akan kesepian di sini, karena kamu satu-satunya anak Mama dan Papa miliki, apa pun untuk kamu Mama akan turuti Sayang,"

Cla beranjak bangun menjatuhkan diri ke dalam pelukan Mamanya.

"Terima kasih, Cla sayang Mama."

Mencium sayang kepala anaknya Rita tersenyum sedih. Sosok Ibu mana tidak mengetahui bahwa anaknya sedang dalam keadaan tidak baik.

Rita berharap apa yang dia khawatirkan tidaklah benar terjadi. Bahwa semua terjadi pada Cla, tidak ada sangkut pautnya terhadap seseorang sedang disukai oleh anaknya.

Rita hanya berharap karena dia tidak ingin anaknya jatuh ke dalam lubang menyakitkan, bahkan bisa menghancurkan hidup anaknya secara perlahan.

♡ ♡ ♡ ♡

Mila kembali merobek kertas di bukunya ini sudah terjadi sejak tadi. Bahkan lebih dari dua puluh kertas dia robek hingga buku tulisnya menjadi tipis.

Dia tidak fokus dalam mengerjakan tugas sekolah padahal soal tertera di buku begitu mudah. Dia bahkan bisa menyelesaikannya hanya dalam waktu lima menit saja. Mengusap wajah karena frustasi Mila mencoba kembali fokus. Tapi sedetik kemudian dia tidak konsen dan selalu berakhir dengan hal sama.

Gadis itu menyandarkan punggung di kursi belajar. Sejenak Mila melamun dalam diam sebelum matanya menatap pada bingkai foto. Di mana dalam foto tersebut dia dan ke enam sahabatnya tersenyum senang depan kamera. Tidak ada beban dan kesedihan dirasakan Mila merindukan moment tersebut. Di foto itu mereka sedang merayakan kelulusan seragam putih biru.

Tangannya terulur mengusap satu per satu wajah yang ada di dalamnya. Hingga usapan foto terhenti pada wajah Cla salah satu sahabat dia sayang.

Setetes air mata jatuh di pipi Mila benci pada situasi seperti ini. Dia benci ketika mengetahui ternyata Cla mencintai salah satu dari sahabat mereka.

"Aku marah karena kamu akan terluka Cla ... nggak seharusnya kamu punya perasaan itu bahkan di kamus persahabatan kita. Setelah aku mengetahui apa yang terjadi padamu aku tentu saja sedih. Dan sekarang aku hanya berdoa semoga kamu nggak mengetahui kalau Galang dan Olivia udah bertunangan. Berdoa untuk waktu lama aku nggak ingin kamu mengetahui hal itu dalam waktu dekat ini."

"Aku takut kamu nggak hanya terluka Cla, tapi lebih dari kata itu."

- Tbc

Stay With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang