SWY ♡6

99 34 8
                                    

"Kamu buat kita khawatir Cla,"

Cla tersenyum sebelum tangannya bergerak maju mencubit kedua pipi Disty.

"Aku itu jago, kalian nggak perlu khawatir berlebihan seperti ini."

"Nggak khawatir seperti apa maksud kamu? Seandainya dia nggak tolong mungkin kamu udah masuk rumah sakit, atau mengerikannya lagi kamu meninggal akibat perbuatan preman itu?! Aku tahu kamu jago, nguasai beberapa jurus bela diri, kamu tomboy tapi nggak gini juga!"

Disty beranjak dari kursi melangkah pergi meninggalkan meja kantin.

"Disty kamu mau ke mana?!"

"Udahlah Cla dia lagi kesal sama kamu. Habis kamu santai nggak ada beban saat nyawamu hampir terancam malam tadi." Ucap Mila menghentikan niatnya ingin menyusul Disty.

"Cewek yang tolong kamu, namanya siapa?"

"Olivia masih umur lima belas tahun, baru dua informasi itu aku tahu."

"Sekarang dia nginap di rumah kamu?"

Cla mengangguk menatap Tomy tampak penasaran.

"Untuk dua hari tapi nggak tahu, dia maunya sampai kapan di rumah."

"Kamu beruntung Cla cerita ini hanya kita berempat yang tahu. Sedangkan Galang dan Haris, kalau tahu kamu dalam bahaya malam tadi, bisa dipastikan mereka khawatirnya melebihi orang tua kamu."

Cla tertawa menurutnya perkataan Tomy berlebihan. Dan sekarang dia harus memikirkan bagaimana cara menghilangkan kemarahan Disty padanya.

♡ ♡ ♡ ♡

"Pagi Sayangku, unyuku, upilku."

Cla tertawa dengan gemas tangannya memukul wajah Haris. Cowok itu baru datang tepat saat bel masuk berbunyi.

Haris langsung menghampirinya duduk di atas meja Cla. Dengan gemas tangannya mencubit kedua pipi Cla.

"Aku kangen kamu, satu hari nggak masuk kamu ke mana aja? Nggak kasih kabar ke pangeran ganteng ini?"

"Sih Haris penyakitnya mulai kambuh!" Teriak Tomy langsung disambut tawa seluruh murid dalam kelas mereka.

"Tapi setidaknya Cla beruntung punya sahabat ganteng, baik dan pintar seperti Haris."

"Yes! Thank you Karla! You are the best! I love you!" Teriak Haris segera melangkah mendekat.

"Kamu paling the best! Istirahat nanti aku traktir makan!"

"Serius?!" Karla berteriak senang.

"Kapan sih aku nggak serius?"

"Jadi ceritanya hanya Karla doang yang ditraktir? Aku nggak?"

Haris menjulurkan lidah ke arah Tomy, lalu segera mengambil tempat duduk karena guru sudah masuk kelas.

"Mereka beruntung sekali saling sayang satu sama lain. Belum lagi Haris dia 'kan diidolakan satu sekolah, saingannya juga sahabatnya sendiri Galang."

"Iya mereka buat iri aja, mau juga punya sahabat saling lengkapi seperti itu."

Bisikkan itu masih terdengar di telinga Cla. Dia tersenyum mendengar percakapan singkat mereka dari arah deretan kursi samping.

Bagi Cla, ke enam sahabatnya adalah hal terpenting dalam hidupnya setelah kedua orang tuanya.

♡ ♡ ♡ ♡

"Kamu nggak ada niat buat pulang? Maksudnya kamu nggak izin sekolah loh, mereka nggak akan tahu kalau kamu masih dalam tahap penyembuhan."

Olivia setengah berbaring mengalihkan mata dari arah komik Cla dia pinjam.

"Aku nggak ada niat buat izin Kak biarkan aja, nggak lama lagi Dad akan urus surat kepindahan sekolah aku."

Cla baru saja ingin mengeluarkan buku-buku dalam tas berhenti. Dia segera duduk di samping tempat tidur menatap Olivia penasaran.

"Kamu mau pindah sekolah? Kenapa?"

"Karena aku nakal sering kerjakan guru killer, berantem sama teman, nggak kerjakan tugas dari guru-guru dan suka bolos."

Wajah polos tanpa dosa dan beban itu membuat Cla hampir saja pingsan di tempat. Gadis mungil tingginya sama seperti dirinya santai dan tanpa beban.

"Dan kabar baiknya aku akan minta Dad, buat pindah ke sekolah kamu Kak."

"What the fuck?! No! BIG NO!"

Bukannya takut Olivia justru tertawa. Sesekali dia meringis memegang perutnya masih perih.

"Kuharap kamu hanya bercanda."

"Aku serius loh Kak."

"Nggak!"

"Iya!"

- Tbc

Stay With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang