Kepingan 19 - Mekar

43 6 43
                                    

WARNING!!!
Kepingan ini mengandung haru dan ke-uwuan... Mari baper bersama😍

.
.
.

Ternyata menghabiskan waktu bersamamu membuatku bahagia

Ternyata menghabiskan waktu bersamamu membuatku bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoul.
SINAR MENTARI hangat menyinari dua orang yang tengah berjalan beriringan. Bunga yang mulai bermekaran menunjukkan musim semi akan tiba. Warna pink berkilauan yang dapat menyihir siapapun yang melihatnya. Aroma hujan bekas semalam hadir menenangkan pikiran. Minhyuk dengan perlahan menautkan jemarinya pada Minah. Mereka bersitatap dan tertawa bersama menyadari kecanggungan yang tiba – tiba saja menyergap.

Pemandangan sungai han tidak terlalu menarik di pagi hari hanya hamparan air damai yang memanjakan mata. Kilas balik kebersamaan mereka di masa lalu membuat Minah tanpa sadar menitikkan air mata, merasa melankolis. Minhyuk yang melihat itu panik dan mulai mengipasi wajah merah Minah dengan tangan. Memutuskan untuk duduk, Minah menyandarkan kepalanya pada bahu Minhyuk sembari memejamkan mata menikmati semilir angin yang berhembus pelan.

“Punggung seseorang yang terasa familiar, suara air sungai, sinar bulan yang terang juga bintang yang bertaburan di langit malam menjadi pemandangan yang tidak bisa aku lupakan. Kurasa aku tidak bisa lepas dari bayangan indah masa lalu. Duduk menghadap sungai dengan jemari yang saling bertautan,” tutur Minah masih setia memejamkan mata. Minhyuk mendengarkan dengan seksama, tersenyum samar.

“Kuharap memori itu akan terulang kembali, menghabiskan waktu bersamamu dengan tertawa. Tapi setelah aku memikirkannya kembali, semua yang terjadi di masa itu tidak bisa berputar kembali. Manusia dan vampir, hidup mereka berbeda.” Kekeh Minah mengangkat kepalanya dan berdiri. Memakai topi yang ia bawa, menutupi wajahnya dari sinar matahari yang mulai menyengat.

Minhyuk mencekal lengan Minah, menyuruhnya untuk duduk kembali, “Tapi hati kita masih sama, perasaan mendebarkan yang jelas masih terasa hangat. Aku mencintaimu dulu dan sekarang, tidak berubah dan tidak akan pernah.” Ujar Minhyuk, matanya menyiratkan ketulusan.  Pancaran mata yang berbinar membuat Minah terdiam menatap lurus wajah Minhyuk yang tengah tersenyum.

“Mari kita berkencan kembali Bang Minah.” Tukas Minhyuk spontan berdiri seraya  mengulurkan tangannya ke arah Minah. Gadis itu menerima uluran tangan tanpa ragu tersenyum ceria.

Menelusuri sungai han dengan perasaan senang, Minah mengajak Minhyuk untuk pergi menemui Sanha di apartemen. Karena tidak mungkin berjalan di siang hari yang dapat membuat kulit Minah kesakitan. Berdiri di depan pintu Minhyuk berusaha menahan emosinya, ia takut lepas kendali dan berakhir meninju wajah pria yang menculik Minah.

Suara pintu terbuka, di dalam sana terdengar langkah terburu seseorang menghampiri mereka. Sanha berlari dengan raut wajah merajuk sembari memegang perutnya. Senyumnya luntur tatkala melihat wajah asing di hadapannya, pandangannya turun pada tautan tangan mereka.

Dream [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang