Kepingan 26 - Bahaya!

19 5 24
                                        

Sembunyilah kumohon...

Tiga hari kemudian setelah kejadian di hutan Inggris kala itu…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari kemudian setelah kejadian di hutan Inggris kala itu…

Kastil Bran.
LANGIT sudah kelam, awan yang menggumpal berwarna abu berhimpitan. Di antara indahnya awan ada bulan berbentuk bulat sempurna yang bersembunyi, sinarnya bisa menyihir siapapun yang melihat karena begitu menawan dan terang. Di dalam kastil, Dohwan mengeram menahan dirinya untuk tidak berubah wujud menjadi vampir asli. Kukunya sudah berubah meruncing, taringnya keluar tajam dan jangan lupakan matanya yang merah seperti darah. Telapak tangannya mengepal, ia meremat pinggiran kursi.

Di lain tempat, Wonho melihat bulan purnama. Mungkin dia bukan manusia lagi tapi belakangan ini ia sudah tidak mengonsumsi darah manusia, membuatnya dengan mudah bisa mengendalikan diri. Toh, Wonho juga bukan vampir asli jadi hal itu dapat dijadikan alasan dari pertahanannya.

Derap kaki terdengar di lorong kastil, membuka perlahan ruangan Dohwan, Wonho masuk ke dalam. Di tangannya sudah mengenggam erat segelas darah segar, ia menghampiri Dohwan yang duduk di pojok kamar dengan keadaan tangan yang melingkupi paha. Kepalanya sudah dia benamkan di antara lutut, terdengar suara desisan dari mulutnya. Hati-hati dan penuh dengan keraguan, Wonho meletakkan gelas itu di hadapan Dohwan.

“Aku tidak tau kenapa aku melakukan ini pada musuhku. Minumlah dan kembali menjadi sosok penguasa Kastil Bran yang aku kenal,” tukas Wonho. “Kita bisa bekerja sama menghabisi vampir lainnya yang memburu manusia.”

Dohwan mendongakan kepalanya, ia menatap sinis ke arah Wonho. ”Jangan konyol! Mana mungkin aku menghabisi kawanku sendiri. Yang harus kubantai adalah kalian! Manusia bodoh yang menilai kami seenaknya!” sentak Dohwan tidak terkendali. Mengepalkan tangan, ia berniat meninju wajah Wonho sebelum pria itu menyerahkan sebuah foto di hadapan wajah Dohwan.

“Sadarlah! Kau harus membawa perubahan pada klanmu,” ujar Wonho masih mengangkat foto yang berisi Sonyoung dan Dohwan tengah tersenyum ceria.  Mata merah itu berubah perlahan, sorotnya redup.

“Sonyoung-ah…” lirih Dohwan seraya merebut foto itu, didekapnya erat.

🔥🔥🔥

Di hutan Rumania, para vampir asli berlarian mengalahkan angin menerbangkan daun kering yang semula tergeletak di tanah. Ciri mereka tetap sama dengan mata merah, kuku runcing, taring yang mencuat dan entah kenapa fisik mereka terlihat lebih kekar. Seolah saling mengejar, para vampir itu saling dorong satu sama lain hanya untuk mencapai keramaian kota.

Bulgaria menjadi kota yang terkena imbasnya, di gang sempit para vampir yang sudah bersembunyi dari sore hari melayangkan aksinya. Tanpa rasa takut mereka menyerang siapapun yang melewati gang. Entah itu remaja yang pulang telat, pria yang mabuk bahkan orang tua renta yang tengah menyaksikan pemandangan bulan di halaman rumahnya. Mereka dengan gesit langsung menyeret manusia dan menghisap habis darahnya.

Dream [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang