Keinginan, cinta, dan balas dendam menjelma menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan takdir.
Banyak media sosial membahas tentang vampir, mereka beranggapan bahwa vampir adalah makhluk yang haus darah dan membunuh banyak korban.
Ban...
Ini bukan kisah menyedihkan, tapi sebuah kejadian yang terus berputar tanpa rasa bersalah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seoul, 20 Maret 2009. JUNGHOON dinyatakan meninggal setelah 20 hari dinyatakan koma. Luka disekitar lehernya membengkak, bibirnya sangat pucat. Transfusi darah terus dilakukan hingga stok darah rumah sakit habis. Kejadian ini cukup langka. Pasien membutuhkan darah cukup banyak untuk dialirkan ke tubuhnya. Seolah - olah tubuh Junghoon tidak tersisa darah. Wajahnya pun terlihat membiru seperti luka lebam menyeluruh.
Pernyataan anak kecil seperti Wonho tidak membuat polisi maupun detektif mempercayai perkataannya. Mereka mengeluarkan pernyataan bahwa Junghoon dibunuh oleh dua orang manusia aneh. GaIn yang melihat kondisi sebelum meninggalnya Junghoon merasa sangat sedih. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri. Selalu memukul dadanya cukup keras, hingga Wonho harus menghentikan aksi brutal ibunya itu.
Pemakaman dilaksanakan dengan guci abu di dekap erat oleh Wonho. Tangan kirinya di gandeng oleh GaIn. Mereka sedang berada di bukit menaburkan abunya disana.
Wonho mengepalkan tangannya, "Tunggu pembalasan ku" kecam Wonho di dalam hati. Urat lehernya terlihat, raut wajahnya menunjukkan amarah.
🔥🔥🔥
GaIn dinyatakan mengalami syok hingga membuatnya mengidap penyakit kejiwaan. Bayangan Junghoon selalu terlintas dipikiran nya. Ia sering melukai diri sendiri, bahkan mencoba bunuh diri menggunakan pisau dapur. Untung saja Wonho mencegah itu.
Kerabat jauh Wonho menyarankan untuk membawa GaIn ke rumah sakit jiwa. Hal ini bisa meringankan beban untuk mengurus ibunya. Bibinya secara suka rela mengurus keperluan sekolah Wonho selama GaIn menjalani perawatan di rumah sakit. Wonho merasa hidupnya benar - benar hancur. Memilih melampiaskan kekesalannya dengan belajar bela diri, bertekad untuk membalaskan dendam ayah juga ibunya.
Jalan pertigaan Yongsan, 2017 Ini sudah 8 tahun semenjak Junghoon meninggalkan Wonho. Ia masih mencari info tentang Corvin kastil serta Kastil bran. Mencari identitas dokter Lee yang membuatnya berubah seiring waktu. Serangkaian kejadian satu tahun terakhir di Korea Selatan banyak menunjukkan kehadiran vampir. Mereka menargetkan orang - orang yang pulang malam lalu menghisap darah mereka.
Wonho terduduk di aspal, memukul dadanya keras, "Aku akan membunuh kalian semua!" teriak Wonho ditengah gelapnya malam.
Suara langkah kaki terdengar di telinganya, dengan singap Wonho berdiri memasang kuda - kuda menyiapkan tinjuan. Pria itu berdiri didepan Wonho, menjulurkan tangannya. "Ternyata kau masih hidup," kekehnya. "Setelah usia mu dewasa, pergilah berbalas dendam." ujar dokter Lee sembari membantu Wonho berdiri.
"Aku bertahan hidup untuk balas dendam. Tidak peduli apa pun aku akan pergi kesana." kecam Wonho mengepalkan tangannya. "Karna cara terbaik untuk balas dendam adalah mendekati target." tukas Wonho.