Beberapa orang yang terlibat tawuran itu segera melarikan diri ketika terdengar suara sirine polisi di sekitar mereka. Padahal Ara yang
Membunyikan suara itu dari ponselnya.Era dan Ara bernapas lega. Mereka langsung menghampiri Ale dan teman-temannya yang kira-kira berjumlah lebih dari dua puluh orang itu.
"Abang!" Ara berlari dan berteriak membuat mereka menoleh dan Ale melotot saat melihat adiknya itu datang bersama sahabatnya.
Berbeda dengan anggota gengnya yang kini bingung dengan kehadiran dua gadis cantik itu. Karena memang Ale belum mempertemukan mereka. Padahal sudah lebih setahun Ale mempunyai geng. Yang mereka tahu, Ale punya kembaran. Itu saja.
"Jadi, tawuran?! Hah?! Aku bilangin Papa tau rasa!" ujar Ara sambil menjambak rambut Ale di depan anak buanhnya. Mereka langsung menahan tawa saat itu juga.
"Siapa nih Al?" tanya Arga, sahabat terdekat Ale.
"Cantik bener Al," celetuk Aldo.
"Adek gue," jawabnya yang membuat mereka semua melotot. Tidak yakin. Apakah itu benar?
"Jadi, ini Ara? Kembaran lo?" tanya salah satu anak buahnya.
"Iya." Ale menatap adiknya itu dengan senyuman tebaiknya. "Hehe... maafin Abang ya. Maaf, jangan laporin ke Papa ya?" pintanya memelas.
Baru saja Ara hendak membalas, terdengar tawa Era.
"Ale! Gue seneng banget deh, gara-gara lo Ara sekarang emosi. Padahal kalo di sekolah, gue buat kesel kayak gimana pun dia bakalan tetep lemah lembut. Lah ini, dia bisa marah juga ternyata," ujar Era sambil tertawa.
Ara tidak mempedulikannya, dia langsung menatap kakaknya dengan tajam. "Pulang Bang! Kalo enggak, aku laporin sama Papa!" ujar Ara tidak ada santai-santainya. Bahkan kelemahlembutan yang dia punya bilang sejenak. "Tapi Papa-Mama juga bakal tau kalo lihat muka Abang," lanjutnya.
"Iya--awwh shhh...," desis Ale saat merasakan sakit di pinggir matanya dan sudut bibirnya.
Air mata Ara langsung menetes begitu saja. Melihat kakaknya menahan sakit dan terluka, membuat Ara sedih.
"Tuh kan, Abang kesakitan kan? Ini yang aku gak mau Bang," ujar Ara sambil menangis.
Ale langsung memeluk adiknya dengan erat. Menenggelamkan wajahnya di bahu adiknya.
"Maafin Abang. Maaf. Jangan nangis lagi ya," pinta Ale merasa bersalah.
"Ayo! Kamu pulang sama Abang ya," ujar Ale lembut. "Era. Lo minta anter Pak Joko aja. Ara pulang sama gue." Ale menatap Era dan diangguki oleh Era.
"Gue balik dulu. Besok kita bahas lagi," ujar Ale pada semua temannya.
Mereka mengangguk mengerti. Lalu mereka semua pun memilih pulang ke rumah masing-masing.
***
"Ale!!!!!"
"Kamu berantem?! Ya ampun!!"
Chika terkejut saat melihat Ale pulang dengan kondisi babak belur. Beruntung Chiko belum pulang karena lembur.
"Abang tawuran Ma. Untung tadi Era tau dan aku langsung kesana tadi," ujar Ara.
"Astaga! Ayo! Mama obatin luka kamu dulu," ujar Chika sambil menyuruh Ale duduk di sofa. Ara mengambil kotak P3K dan juga mangkok besar beserta handuk kecil.
"Ini Ma."
"Kamu tau kan Al. Mama gak pernah marah sama kamu dengan sikap kamu kayak gimana pun. Sikap kamu ini mirip banget sama Mama juga Papa. Papa kamu dulu juga ketua geng. Mama pun gitu, suka berantem sama bakalan. Nakal banget kalo di sekolah," ujar Chika sambil mengobati luka Ale.
Ale dan Ada diam mendengarkan semua ucapan ibunya. "Mama sebenarnya pengen larang kamu. Tapi Mama cuma bisa nasehatin kamu. Jangan sering-sering Ale. Berubah, Al."
Ara dan Ale diam mendengarkan. Mereka sangat terkejut karena baru tahu tentang kedua orang tuanya yang dulu ternyata adalah sama-sama ketua geng.
"Ara. Cuma Ara yang beda sifatnya sama Mama-Papa. Hehe... Mama juga gak tau kenapa."
Ara hanya diam mendengarkan. Ale juga sudah selesai diobati.
"Ya sudah, sekarang kalian ke kamar ya. Istirahat. Besok sekolah," ujar Chika sambil mengelus kepala kedua anaknya dengan sangat sayang.
"Selamat malam, Mama."
"Selamat malam, sayang."
***
Hidup ini memang kadang tidak seusai dengan apa yang kita harapkan. Tapi lebih terjadi kepada apa yang harus kita jalani seiring dengan takdir kita masing-masing.
Terlebih lagi jika harus menjalani kehidupan yang terbilang susah. Seperti yang dirasakan oleh Sagara Biru.
Hidupnya dipenuhi oleh aktivitas yang tiada hentinya. Pagi sekolah sampai sore. Begitu pulang, dia kerja. Hanya satu jam istirahat, dia kembali bekerja sampai malam. Saat sudah pulang dia juga kadang masih harus mengejakan PR. Walaupun dia sedikit nakal, tapi Sagara adalah murid yang cukup pandai.
Dan bagaimana jika kamu harus menghadapi semua masalah yang datang itu sendiri? Ditinggalkan saat sedang butuh sandaran. Disalahkan disaa
Malam ini, dia melihat bintang dari jendela kamarnya yang terbuka. Membiarkan angin malam menerpa wajahnya.
Ceklek....
Mira memasuki kamar anaknya dan mendekati Sagara yang kini membalikkan badannya dan menghadapnya. Dia tersenyum saat melihat ibunya membawakan segelas susu cokelat kesukaannya.
"Kamu minum dulu," suruh Mira menyodorkan segelas susu pada Sagara.
Sagara segera menegaknya sampai habis. Lalu dia duduk di samping ibunya yang kini duduk di ranjangnya.
"Kamu pasti capek ya, setiap hari kena sampai malam. Maafin Bunda yang bikin kamu susah," ujar Mira sambil mengelus kepala Sagara.
"Bunda, jangan sedih lagi. Aku nggak mau Bunda nganggap kalo Bunda merasa menyusahkan aku. Justru aku harusnya bikin Bunda bahagia," ujar Sagara sambil memeluk Mira erat.
"Aku akan buat Bunda bahagia. Aku janji Bunda, aku gak akan buat Bunda sedih sama seperti orang yang udah buat Bunda sedih," gumam Sagara pelan.
"Kamu yang seharusnya jangan sedih. Bunda tahu kamu sedih, kamu butuh sandaran. Gak papa, kamu nggak sendirian. Ada Bunda." Mira menepuk pundak anaknya dengan pelan.
"Ya. Setidaknya, aku masih punya seseorang. Yaitu Bunda. Walaupun cuma Bunda yang nyemangatin aku."
"Bunda, makasih. Makasih udah percaya sama Sagara, di saat banyak orang di luar sana gak percaya sama Sagara," ujar Sagara sambil memejamkan matanya.
#####
Hai. Maaf ya, kayaknya besok aku UP-nya maleman deh. Hehe... besok aku UKK. Doain semoga lancar ya😁😁
See you next part!!!
Vote & comment💕💕💕
Love you all😊😊😊❤❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara
Teen Fiction"SEQUEL CHIKA&CHIKO >> BISA DIBACA TERPISAH." Perjuangan seorang Sagara yang rela mengejar seorang gadis bernama Ara. Mata coklatnya yang indah. Kelembutan dan kebaikan gadis berhati malaikat itu yang membuat seorang Sagara Biru jatuh. Jatuh pada pe...