"Saya terima nikah dan kawinnya Ara Fee Smith binti El Chiko Smith dengan seperangkat alat solat dan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah!"
***
Sagara dan Ara sudah resmi menjadi suami istri. Senyum dari wajah mereka tidak pernah luntur sedari tadi. Mereka sangat bahagia sekali. Setelah lulus kuliah dan mengejar karir, mereka memang memutuskan untuk menikah.
Hampir enam tahun lamanya, hubungan mereka yang dibumbui dengan hal yang tidak sedap, ternyata mereka bisa mempertahankannya sampai akhirnya menikah.
"Ceilahhhh! Pengantin baru bahagia banget kayaknya," celetuk Ale sambil merangkul istrinya, Indah. Karena mereka memang lebih dulu menikah enam bulan yang lalu.
"Hei, Sagara! Inget ya! Bikinin kita ponakan yang lucu-lucu!" teriak Angga tidak tahu malu.
"Asyekkk!! Nanti malam tempur ya Bang!" ujar Wily sambil tertawa.
Aldo mengikut perut Wily. "Mulut lo, njing! Gue sumpel pake kue mau lo?!" ancam Aldo.
"Mau-mauuuuu!" teriak Wily yang membuat semua orang menoleh ke arah mereka.
Sagara mengangkat jempolnya tinggi-tinggi. "Beres itu!! Ya kan, sayang," ujar Sagara sambil merangkul pinggang sang istri.
Ara benar-benar sangat malu saat ini. Pipinya yang sudah ada blush on-nya pun semakin merah rasanya. Apalagi pembicaraan mereka itu.
Sagara tekekeh saat melihat Ara yang sepertinya sedang malu. Sangat lucu.
"Wil! Ngga!" panggil Ale. "Cari pacar sono. Ngejomblo aja lo, betah amat," ejek Ale dengan sombongnya.
"Kayak gue dong, udah ada pacar," sahut Aldo sambil membenarkan kerah kemejanya dan dagu yang diangkat tinggi.
"Siapa pacar lo? Kok gak lo ajak sih?" tanya Sagara. "Lo bohong kan? Mana ada cewek yang mau sama lo?" ujar Sagara, tega.
"Tega amat lo! Nge-jleb banget sampe ati!" balas Aldo dengan wajah dramatis-nya.
"Gak usah drama, cok!" umpat Sagara sedikit pelan karena ada tamu-tamunya.
"Cok itu apa, Sa?" tanya Ara karena bingung. "Bahasa jawa ya itu?"
Sagara bingung. "Eh? Em... itu artinya... teman! Ya, teman!" bohong Sagara.
"Bukan Ra. Cok itu singkatan kata jancok. Dan itu artinya kita lagi ngata-ngatain. Ngumpat. Kayak biasanya kita ngomong, anjing, bangsat, babi, gitu," jelas Aldo sambil tersenyum lebar pada Sagara.
Sagara menahan emosinya karena Aldo dengan mudahnya menjelaskan pada istrinya.
"Ih, Sagara! Gak baik tau! Jangan kayak gitu lagi," kesal Ara sambil melotot.
Sagara meringis. "Iya-iya. Gak lagi, janji!" ujar Sagara sambil mengakat dua jarinya yang bersenyum huruf V.
***
Pagi harinya, Ara sedang bersandar pada balkon rumah barunya dengan Sagara. Sagara masih belum bangun. Dan rencanannya, selama seminggu ke depan mereka akan makan di luar.
Sagara melarang Ara memasak atau melakukan pekerjaan rumah selama seminggu ini. Hanya beberapa hal saja yang boleh.
Gila memang! Tapi Sagara melakukan itu karena seminggu itu adalah hal yang istimewa untuk mereka, menurutnya. Ara pun hanya menurut saja.
Saat Ara sedang memejamkan matanya, Ara merasa ada seseorang yang berdiri di sampingnya. Ara menoleh dan melihat ke samping.
Sagara juga menoleh dan mereka sama-sama tersenyum manis. Senyuman penuh kebahagiaan yang terpancar di wajah mereka.
"Ara. Terima kasih telah hadir di hidupku. Aku sangat bahagia. Semoga ke depannya, kita bisa menjalani kehidupan rumah tangga kita dengan baik dan penuh kebahagiaan. Kamu adalah orang yang tepat untuk menjadi pendamping hidupku dan menjadi anak-anakku kelak. I love you."
Sagara membalikkan tubuh Ara, menghadapnya sambil memegang kedua pundaknya.
Ara tersenyum manis. "Aku juga bahagia. Terima kasih telah menjadikan aku perempuan paling bahagia selama ini. Kita akan bersama-sama menjalani kehidupan kita setelah ini. I love you, too."
#####
Sudah selesai!!!!!!
Huft! Lega!
LOVELOVELOVELOVELOVELOVE YOU❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara
Ficção Adolescente"SEQUEL CHIKA&CHIKO >> BISA DIBACA TERPISAH." Perjuangan seorang Sagara yang rela mengejar seorang gadis bernama Ara. Mata coklatnya yang indah. Kelembutan dan kebaikan gadis berhati malaikat itu yang membuat seorang Sagara Biru jatuh. Jatuh pada pe...