Ada sedikit penjelasan tentang insiden yang dialamin Indah ya.... Disini, aku jelasin. Gak aku flashback hehe....
***
"Sagara."
Sagara menatap orang di depannya ini dengan tatapan datar dan dinginnya. Tanpa sepatah kata, Sagara melangkah ke depan meninggalkan halaman cafe. Dia sangat lelah dan ingin segera tidur.
"Sagara, tunggu."
Sagara tidak menggubrisnya dan melangkah cepat menuju ke motor matic-nya. Saat dia akan memakai helm-nya, tangannya di cekal.
"Maaf."
"Gak butuh!" Sagara menyentak tangannya kasar.
"Sagara, tolong dengerin--"
"Kenapa? Menyesal?" Sagara tertawa remeh. "Penyesalan memang selalu datang terlambat," ujar Sagara sebelum akhirnya pergi dengan motornya.
***
Saat jam istirahat, Sagara, Ara, dan Era sedang menikmati makanan di kantin sekolah. Era memutar bola matanya malas saat harus melihat kemesraan dua orang di depannya ini.
Sampai tiba-tiba, ada seseorang yang mendatangi meja mereka.
"Hai!" sapanya dengan tangan masuk ke dalam saku celananya.
Mereka melongo melihat siapa yang ada di hadapan mereka bertiga. Sagara jauh lebih terkejut.
"Wily?!!"
"Ngapain lo disini? Dan seragam lo?" tanya Sagara yang melihat Wily senyum-senyum tidak jelas.
"Gue pindah kesini dong. Tapi tadi gue telat, terus gue masuk kelas XI IPS 3. Dan gue dihukum. Jadi... gus gak bisa cari lo tadi," jelas Wily sambil duduk di samping Era.
"Kalian saling kenal?" tanya Era yang belum mengerti apa-apa. "Lo kan sahabatnya Ale kan? Iya! Gue inget!"
"Iya! Santai aja dong gak usah ngegas!!!" balas Wily ketus.
"Hehe..."
"Nanti aku jelasin ke kamu, Er. Sagara, gak papa kan?" tanya Ara pada Sagara.
"Iya." Sagara tersenyum sambil mengelus kepala Ara.
"Lo kenapa pindah? Gak punya temen ya?" ejek Sagara pada Wily.
"Males aja lihat mereka. Tapi emang gue gak punya temen sih. Mereka nyindir gue terus, panas kuping gue. Mendingan gue kesini sama lo," balas Wily mengakui jika dia tidak punya teman lagi.
"Gue mau ngomong sama lo Sa. Berdua, bisa?" tanya Wily.
Sagara melirik Ara. "Aku mau ngomong sama Wily sebentar ya. Kamu nanti ke kelas duluan aja sama Era," ujar Sagara.
"Iya," balas Ara sambil tersenyum.
Sagara dan Wily pun melangkah menjauh meninggalkan kantin. Menuju ke rooftop. Sesampainya di sana, Sagara memilih duduk di salah satu bangku panjang.
"Mau ngomong apa?" tanya Sagara langsung.
"Pertama, tuh wajah kenapa?" tanya Wily saat melihat wajah Sagara yang dipenuhi lebam.
"Oh, ini. Digebukin Ale kemarin. Dia udah tau kalo gue pacarnya Ara. Dan dia gak mau gue pacaran sama Ara," jawab Sagara.
"Udah gue duga."
"Gue udah dapet beberapa bukti dong," sombong Wily. "Gue bakal cari bukti terakhir yang lebih kuat dan ngebuktiin kalo lo gak salah. Tapi Arga sialan itu!"
Mata Sagara melotot. "Hah?! Yakin lo?! Dapat dari mana?" tanya Sagara tidak percaya.
"Lo tau sendiri, gue ini siapa? Bodohnya, si Arga bisa aja gue pancing. Tapi gue juga bodoh saat di CCTV yang Arga kasih ke kita, ada yang janggal. Dan sebenarnya bisa ngebuktiin kalo lo gak salah," ujar Wily.
"Apaan?"
"Sepatu yang lo pake. Ah, kita nggak nyadar. Goblok banget sih ya!" kesal Wily.
"Thanks lo udah bantu gue. Gue juga udah dapet bukti sih. Tapi ada di markas."
"Apa emangnya?" tanya Wily tidak mengerti.
"Waktu itu Arga ngasih gue baju itu kan di markas. Dan kebetulan, di markas lagi sepi. Dia maksa gue buat pake baju itu dan setelah itu dia bawa gue ke gudang tempat Indah di sekap dan dilecehkan sama dia. Ternyata, dia udah hubungin kalian semua dan mergokin gue yang mau nolong Indah," jelas Sagara sambil menghembuskan napas.
"Cepet atau lambat, Arga pasti ketahuan. Dan kita bakal buat mereka sadar," yakin Wily dengan tangan terkepal.
"Iya. Gue bener-bener makasih sama lo. Makasih udah percaya sama gue. Tapi apa yang buat lo percaya sama gue? Lo tau dari mana?" tanya Sagara penasaran.
"Jadi, tiga hari sebelum gue keluar dari The Eagle, gue itu gak sengaja lihat Arga di markas sendirian. Gue gak tau kemana mereka semua. Nah, gue kan mau ngambil HP gue yang ketinggalan. Tapi pas gue mau masuk, gue denger dia ketawa sendiri sambil."
"Gue denger dia ngomong gini, Sagara udah keluar. Tinggal Ale yang harus gue singkirin. Indah... lo harus jadi milik gue! Tapi kenapa lo malah sama Ale?!"
"Nah disitu, gue langsung pergi dan gak jadi masuk," ujar Wily. "Dia pasti bakalan ngelakuin segala cara, Sa."
"Tapi Ara bilang sama gue, kalo Arga nembak dia, sebelum gue nembak Ara besoknya. Apa Arga masih suka sama Indah?" tanya Sagara entah pada siapa.
Wily hanya mengedikkan bahunya.
"Sagara."
"Hem."
"Semua orang pernah punya kesalahan," ujar Wily yang membuat Sagara menoleh dan menatapnya bingung.
"Maksud lo apa sih?" tanya Sagara.
"Maafin bokap lo."
"Kenapa lo tau?! Lo--"
"Gue udah tau semuanya! Tante Mira udah cerita semuanya. Dan gue cari bokap lo dengan ngomong semua kebenaran dari bukti yang gue dapet. Dan tadi malam dia nyamperin lo kan ke cafe?"
Penjelasan Wily benar-benar membuat Sagara melongo. Menatap Wily tidak percaya. Sampai segitunya kah?
"Kenapa lo lakuin itu Wil?" tanya Sagara.
"Karena lo berhak buat di sayangi lagi sama bokap lo. Dan bokap lo harus tau yang sebenarnya," jawab Wily sambil menepuk pundak Sagara.
"Thanks Wil. Tapi bukan cuma hal itu aja yang buat gue marah sama dia."
"Apa?"
"Soal Bunda juga. Udah lah. Intinya, gue gak bisa secepat itu nerima maaf orang yang udah ngebuang gue sama orang yang ninggalin Bunda gue disaat kita butuh dia, Wil."
"Gue pengen bunuh dia aja waktu itu."
"Semua orang berhak buat dapet kesempatan kedua, Sa."
#####
Jangan lupa vote&comment!!!!!
Love you all💕💕💕
Next part sore kalo gak malem. See youuuuuy
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara
Novela Juvenil"SEQUEL CHIKA&CHIKO >> BISA DIBACA TERPISAH." Perjuangan seorang Sagara yang rela mengejar seorang gadis bernama Ara. Mata coklatnya yang indah. Kelembutan dan kebaikan gadis berhati malaikat itu yang membuat seorang Sagara Biru jatuh. Jatuh pada pe...