31. Benci&Kecewa

424 33 16
                                    

Ara." Sagara menyentuh pipi Ara dengan lembut.

"Hem?"

"Makasih udah percaya sama aku," ujar Sagara sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Ara. Membuat jantung Ara ingin melompat rasanya.

"I--i--iya."

Cup!!!

Ara membelalakkan matanya saat Sagara menempelkan bibirnya di bibirya, lalu mengecupnya sekilas.

Sagara lalu Menjauhkan wajahnya dan tersenyum pada Ara. Dia terkekeh melihat Ara yang melongo. Lalu Sagara menyentil dahi Ara yang membuat Ara tesentak kaget.

"Eh?"

"Kok ngelamun? Mau lagi ya? Sini-sini," goda Sagara yang membuat wajah Ara merah padam.

"Ih Sagara!!!!!" teriak Ara sambil memukul lengan Sagara. Ara berbalik badan dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia sangat malu. Malu sekali.

Sagara lalu memeluk tubuh Ara dari belakang. Menumpukan dagunya di pundak Ara masih terkekeh. "Ara...."

"Ara...."

Ara masih diam sambil menutupi wajahnya.

"Ara...."

"Ara. Kamu cantik banget sih?"

"Ara. I love you."

"Ara. Kamu gemesin. Kamu lucu. Kamu imut."

"Aku beneran cinta sama kamu."

"Ara--"

"Diem ih! Aku maluuuuuu!!!!!!"

"Ya udah biar gak malu, sini aku cium lagi," ujar Sagara sambil terkekeh.

"Ih Saga!!!!!"

"Enggak-enggak." Sagara semakin memeluk erat Ara. Memejamkan matanya menikmati harum tubuh Ara.

"Saga. Aku mau pulang, udah sore," ujar Ara sambil menoleh ke samping. Saat itu juga, Sagara mencium pipi Ara sekilas dan melepaskan pelukannya.

"Ayo, aku anter kamu."

"Enggak! Kamu la--"

"Apaan sih Ra. Yang sakit itu wajah aku, bukan tangan sama kaki aku. Please deh. Dan aku yang bawa motornya. Kecuali kamu mau aku peluk kayak tadi," goda Sagara yang membuat Ara memukul lengannya.

"Hahaha!!! Ayo-ayo. Aku nganter kamu, titik!" tegas Sagara yang membuat Ara mengangguk pasrah.

"Pacar yang baik," ujar Sagara sambil menepuk-nepuk puncak kepala Ara pelan sambil tersenyum lebar.

***

Ara terkejut saat melihat Ale dan Indah yang kini duduk di sofa ruang tamu. Mereka sedang menatapnya dengan saling diam. Ara tanpa memedulikan Ale, langsung melangkah hendak menuju ke kamarnya.

"Ara."

Langkah Ara terhenti saat mendengar Indah memanggilnya.

"Apa In?" tanya Ara sambil berbalik badan dan menatap Indah dengan satu alis terangkat.

"Gue udah tau lo pacaran sama Sagara." Indah melangkah mendekat ke arah Ara. "Dia nggak baik Ra. Apa yang Ale omongin emang bener. Please, lo putusin dia. Dia itu breng--"

"Jangan di lanjutin In. Sagara enggak kayak gitu," potong Ara sambil mengangkat tangannya ke udara.

"Kamu tau dari mana dia nggak kayak gitu hah?! Kamu juga baru kenal sama dua. Nurut sama Abang, Ra... Sagara itu gak cocok kamu. Abang gak akan biarin kamu sama dia!" tegas Ale sambil menatap tajam Ara. "Gak akan!"

"Jangan jadiin alasan aku yang baru kenal sama Sagara, untuk ngeyakinin aku kalo Sagara itu nggak baik Bang. Aku yakin dia baik. Dia nggak yang kayak Abang bayangin," balas Ara sambil menatap Ale datar.

"Kamu kenapa--"

"Aku udah tau semuanya," potong Ara. "Oh ya, Indah. Aku mau tanya sama kamu," ujar Ara sambil menatap Indah. "Kamu suka kan sama Bang Ale? Dan Abang juga suka sama Indah?"

Mereka diam.

"Jangan ngalihin pembicaraan, Ara," ujar Ale.

"Bang, aku emang baru kenal sama Sagara. Tapi aku yakin dan percaya sama dia," balas Ara.

"Kamu akan nyesel, Ara." Ale menatap Ara dingin.

"Gak papa kalo aku nyesel. Aku bakal terima resikonya nanti. Yang penting sekarang, aku percaya zama sama Sagara." Ara mengepalkan kedua tangannya.

Ale tersenyum miring. "Apa yang buat kamu se-begitu cintanya sih sama dia hah?!" tanya Sagara.

"Emang dia bisa bahagian kamu? Emang bakal terjamin kalo dia bisa bahagian kamu?" tanya Sagara lagi sebelum Ara sempat menjawab.

Ara hendak menjawab, tapi Ale lebih dulu berbicara dengan sangat kurang ajarnya dan tanpa perasaan.

"Apa yang kamu harapin dari dia? Gak punya apa-apa. Cowok brengsek. Dan dia pasti gak bakal bisa bahagian kamu. Yang ada dia ngajak kamu susah!" ujar Ale dengan santainya.

Ara mengerjap beberapa kali. Tak menyangka jika Ale akan mengatakan seperti itu. Ara melangkah mendekati Ale.

Plakkkk!!!!!

"Tega banget Abang ngomong kayak gitu?! Aku gak nyangka Abang ngehina Sagara kayak gitu. Kalo Abang emang benci sama dia. Oke!! Tapi gak perlu Bang sampe ngerendahin Sagara kayak gitu!" ujar Ara.

"Aku gak nyangka Abang ternyata beda-bedain satu sama lain. Abang beda-bedain orang dari status sosial yang berbeda!"

"Setidaknya Sagara itu mandiri dan pekerja keras. Gak nyusahin orang tuanya. Dia berjuang kerja keras buat hidupin ibunya! Emangnya Abang?!" teriak Ara.

"Sekarang. Aku bener-bener benci! Benci banget sama Abang!!!!" teriak Ara yang membuat Ale melotot.

Deg!!!!

Ara langsung berlari menuju ke kamarnya dengan tangis yang sudah tumpah. Dia membuka pintu dan menutup pintu lalu menguncinya.

Dibawah, Ale masih membeku di samping Indah juga masih diam. Ale tertawa hambar.

"Gue salah ya? Ara beneran benci gue?" tanyanya dengan tatapan kosong masih dengan tawanya yang tidak jelas.

Sampai Chika dan Chiko yang kebetulan pulang cepat dari kantor.

"Papa sama Mama gak pernah ya ngajarin kamu ngerendahin orang. Ngeremehin orang. Beda-bedain orang kayak gitu," ujar Chiko dengan nada kecewa.

"Kamu lihat kan? Ara gak pernah loh ngomong teriak-teriak kayak gitu? Ini pertama kalinya. Dan kamu yang udah buat dia marah sampe kayak gitu Ale. Mama kecewa sama kamu," tambah Chika sambil bersedekap.

Ale diam sambil menunduk.

"Papa gak mau ikut campur urusan kalian. Kalian selesain sendiri dengan cara kalian."

Setelah itu Chika dan Chiko pergi meninggalkan mereka berdua yang masih diam.

Ale memejamkan matanya. Masih menunduk.

Oke! Ale merasa bersalah sekarang!

#####

Jangan lupa vote&comment!!!!!

Love you all💕💕💕

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang