16. Bukit

361 38 15
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ara kembali menjadi juara satu olimoiade matematika tahun ini. Semua guru sangat bangga padanya. Begitu juga para murid yang saat ini menatapnya kagum saat melihat Ara berjalan menyusuri koridor. Dia hendak menuju ke taman saat ini.

Ara mulai menggambar dengan fokus sampai tiba-tiba dia merasakan dingin di pipinya. Ara menoleh dan melihat Sagara tersenyum manis padanya.

Sagara langsung duduk di samping Ara sambil menyodorkan kaleng minuman dingin dan cokelat seperti biasanya.

"Makasih." Ara menerimanya sambil tersenyum manis.

"Sama-sama." Sagara terus menatap Ara saat Ara membuka kertas berwana biru dan membacanya.

Ada yang lagi suka sama kamu loh. Mau tau nggak siapa orangnya?

Orangnya ada di samping kamu.

-Bluesea

Ara langsung menoleh ke samping sambil terkekeh. "Apaan sih Sa," ujar Ara sambil menutupi rasa terkejutnya. Jujur, jantung Ara berdetak lebih kencang saat selesai membaca isi kertas itu.

Apa maksudnya?

"Ayo nanti jalan," ajak Sagara sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Hah?"

"Gue mau ngajak lo jalan," ulang Sagara sambil meraup wajah Ara dan mengacak rambutnya. Membuat Ara cemberut.

"Kemana? Kamu nggak kerja?" tanya Ara sambil membuka cokelat dan memakannya.

"Enggak. Gue ijin tadi," balas Sagara.

"Kenapa ijin?" tanya Ara sambil memakan kembali vokelatnya. Membuat Sagara gemas sendiri. Ingin rasanya dia mencubit pipi Ara gemas.

"Kan gue mau ajak lo jalan. Makanya, lo harus mau gue ajak jalan!" paksa Sagara.

Ara terdiam sejenak. Sagara rela ijin dari kerjanya demi mengajak jalan dirinya? Kenapa?!

"Lo gak mau ya Ra?" tanya Sagara saat melihat Ara diam saja.

"Mau kok." Ara tersenyum pada Sagara. "Tapi aku gak mau pulang dulu, mau langsung jalan aja gimana? Gak papa kan?"

"Hah? Kenapa emang?" tanya Sagara.

"Iyain aja kenapa sih?"

"Tapi gue gak bawa motor hari ini Ra," ujar Sagara. "Gue naik sepeda tadi ke sekolah."

"Terus kenapa emangnya?" tanya Ara bingung.

"Ya gue harus pulang dulu lah ambil motor. Masa kita jalan naik sepeda?"

"Gak papa sih kalo naik sepeda. Emang kenapa? Pake sepeda aja deh ya," pinta Ara.

"Tapi--"

"Gak papa Sagara. Biar beda aja dari yang lain," sela Ara.

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang