10. Dia, Bluesea

432 37 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ara membuka lembaran kertas berwarna biru saat menemukan cokelat di atas mejanya pagi ini. Dia tersenyum lebar dan mulai membacanya.

Selamat pagi, Ara.
Jangan lupa bahagia hari ini.

-Bluesea

"Kok lo sering dapet cokelat sih? Emang dari siapa sih?" tanya Era sambil duduk di bangkunya.

"Aku penasaran. Masa iya namanya Bluesea? Lucu kan? Hehe..." Ara memasukkan kertas berwana biru itu ke dalam tasnya.

Era tampak berpikir sebentar. Kemudian dia teringat sesuatu dan membekap mulutnya tidak percaya. Era menoleh, menatap Ara.

"Bluesea kalo dalam bahasa inggris itu artinya laut biru kan?"

"Iya. Kenapa? Eh, masa iya namanya laut biru? Haha!"

Sampai akhirnya bel masuk berbunyi. Membuat semua murid masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Saat guru masuk, mereka langsung diam.

Bu Rani. Guru Fisika yang terkenal galak. Kini menatap seluruh murid kelas XI IPA 1 dengan tatapan tajamnya.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Selamat pagi Bu!"

"Kumpulkan tugas minggu lalu sekarang!" perintahnya yang langsung dituruti oleh semua murid.

Selama dua jam kemudian, akhirnya bel istirahat berbunyi. Mereka menghembuskan napas lega dan langsung memilih menuju ke kantin.

Berbeda dengan Ara. Dia memilih ke perpustakaan untuk melanjutkan menggambarnya. Karena kemarin, Devon mengajaknya jalan-jalan. Dan tadi pagi, Devon harus kembali ke Bandung.

Ya, sejak kelahiran Devon, Deon dan Maya membawanya pindah ke Bandung. Tempat asal Maya dulu. Jadi, mereka jarang sekali bertemu.

Sampainya di perpustakaan, Ara menaruh buku gambarnya dan menuju ke sebuah rak untuk mengembalikan buku yang kemarin dia pinjam.

Ara kembali dengan cepat, tapi betapa terkejutnya dia saat melihat seorang cowok sedang menaruh cokelat, sama seperti yang di dapat beberapa hari ini. Cowok itu menaruhnya di atas buku gambarnya.

Sepertinya Ara mengenalnya.

Cowok itu berbalik badan dan langsung kaku saat melihat Ara bersedekap menatapnya.

"Sagara?"

Ya, Sagara adalah orang yang selama ini mengirimi Ara cokelat.

"Iya."

"Loh, jadi? Kamu yang ngasih aku cokelat?" tanya Ara.

"Iya." Sagara hanya bisa menjawab itu karena dia tidak tahu akan berbuat apa sekarang. Dia seperti seseorang yang ketahuan mencuri saja.

"Tapi--"

"Hei kalian! Kalo mau ngobrol jangan disini! Berisik!" ujar penjaga perpustakaan itu dengan ketus.

"Eh? Maaf ya Pak. Ayo Sagara kita keluar," ajak Ara sambil membawa buku gambarnya serta cokelat yang di kasih oleh Sagara.

Ara dan Sagara menuju ke taman belakang sekolah. Disana sepi dan menenangkan untuk Ara setelah perpustakaan. Mereka berdua duduk di bangku panjang berwarna putih itu.

"Kamu kenapa sering ngasih aku cokelat sih? Pake nama--"

"Nama gue Sagara Biru," potong Sagara yang membuat Ara melotot. "Versi inggrisnya Bluesea," lanjut Sagara.

"Sagara dalam bahasa Sansekerta itu artinya Lautan atau samudera," jelas Sagara yang membuat Ara mengangguk mengerti.

"Tapi kenapa kamu pake nama itu?"

"Gue boleh jadi temen lo?" Sagara mengabaikan pertanyaan Ara dan memotongnya cepat.

Ara menatap Sagara. "Boleh dong. Kenapa enggak? Makasih ya buat cokelatnya. Aku suka banget sama cokelat. Ditambah lagi ada kata-kata manisnya. Hehe..." Ara tersenyum sambil membuka cokelat itu dan memakannya.

"Kalo gitu gue bakal terus kasih lo cokelat tiap hari," ujar Sagara.

"Eh, enggak usah," tolak Ara. Lalu dia teringat akan kertas biru yang belum dia baca apa isi kata-katanya. "Eh, sebentar. Aku belum baca isinya."

Aku tresno karo kowe.

-Bluesea

Sagara memejamkan matanya sebentar sambil menunggu reaksi Ara.

"Ini bahasa jawa kan? Tapi aku gak tau apa artinya," ujar Ara. Membuat Sagara menghembuskan napas lega.

"Nanti juga lo bakalan tau," balas Sagara sambil menoleh, menatap Ara yang sedang memakan cokelatnya.

"Hem...."

Ara menikmati cokelat itu sambil memejamkan matanya. Tapi tiba-tiba dia merasakam ada yang menyentuh sudut bibirnya dengan pelan. Dia membuka mata dan terkejut saat menatap mata Sagara.

Sagara membersihkan cokelat yang ada di sudut bibir Ara sambil menatap mata Ara.

Mata birunya menerobos masuk ke dalam keindahan mata cokelat milik Ara. Membuat Sagara tidak ingin mengedipkan matanya dan ingin terus berada dalam mata indah itu.

Ara langsung memalingkan wajahnya yang membuat tangan Sagara terlepas. Sagara tesenyum melihatnya. Ara, malaikatnya, sangat cantik saat terlihat dari dekat.

"Ara."

Ara menoleh dan menatap Sagara. "Apa?"

"Aku tresno karo awakmu," ujar Sagara pelan.

"Aku gak ngerti Sagara," balas Ara bingung. "Apaan sih artinya?"

"Suatu saat lo bakalan tau artinya," ujar Sagara sambil tersenyum manis pada Sagara.

Lo beneran udah buat gue suka sama lo, batin Sagara.

#####

Halo!

Jangan lupa vote&coment!!!!

Love you all💕💕

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang