29. Sagara | Ale

389 34 4
                                    

Sudah tiga hari yang lalu, Ara sembuh dan sudah kembali ke sekolah. Selama tiga hari itu pula, Ara selalu menghindar dari Ale. Ara benar-benar masih marah pada Ale.

Saat ini Sagara, Ara, dan Era sedang berada di parkiran sekolah. Karena sudah jam waktunya pulang.

"Kamu gak bawa motor lagi Er?" tanya Ara sambil terkekeh.

"Enggak. Males banget gue kalo nanti macet lagi kayak waktu itu," balas Era.

"Ya udah lah ya, gue mau pulang dulu. Selamat bermesraan," sindir Era pada mereka berdua.

Sagara dan Ara saling pandang, lalu terkekeh. Dan saat itu juga, Era langsung menuju ke mobilnya dan meninggalkan sekolah.

Sagara menggandeng tangan Ara menuju ke motornya berada. Setelah memakaikan helm pada Ara, Sagara lalu memakai helm dan menaiki motornya. Menghidupkan mesin setelah memastikan tangan Ara melingkar di perutnya.

"Ke rumah Ibu dulu kan?" tanya Ara sambil menempelkan pipinya di punggung Sagara.

"Iya."

Sagara lalu melanjutkan motornya meninggalkan parkiran. Tapi baru saja dia sampai gerbang, ada sebuah motor yang menghadangnya. Saat orang itu membuka helm-nya, Sagara dan Ara terkejut.

Ale.

Ya, orang itu adalah Ale.

Dan kini, mereka menjadi pusat perhatian karena masih banyak para murid yang belum pulang. Apalagi saat melihat Ale dengan seragam berbeda dan kini dia turun, melangkah mendekati Sagara dan Ara.

"Ara. Pulang sama Abang." Ale memegang tangan Ara agar turun dari motor Sagara.

"Enggak! Nggak mau Bang! Apaan sih?!" kesal Ara sambil menghentakkan tangan Ale kasar.

"AR--"

"Jangan bentak. Lo tau kalo dia gak suka dibentak apalagi dikasarin," potong Sagara saat Ale meninggikan suaranya.

Ale menarik kerah seragam Sagara. "Turun lo!" Sagara lalu terpkasa turun. Ternyata Ale membawanya keluar dari area sekolah.

"Al. Lo--"

Bughh!!!!!

Bughh!!!!!

Bughh!!!!!

"Buat lo! Cowok brengsek! Berani-beraninya lo pacarin Ara!" teriak Ale sambil menduduki perut Sagara.

Bughh!!!!!

Bughh!!!!!

Bughh!!!!!

"Aaahhhh!!! Ale! Be--"

Bughh!!!!!

Bughh!!!!!

Bughh!!!!!

"Mau ngomong apa lo hah?!" teriak Ale.

"Abang!!!!" pekik Ara sambil berlari mendekati Ale yang memukul Sagara membabi buta.

Ara langsung mendorong tubuh Ale dengan sekuat tenaganya. Ale pun tersungkur ke samping.

Ara menangis saat melihat mata Sagara hampir terpejam tapi masih berusaha terbuka dan tersenyum pada Ara. Ara mengangkat kepala Sagara dan menaruhnya di pahanya.

"Saga... kamu... nggak papa... hiksss..." Ara menangis sambil mendongak menatap Ale pun yang malah hendak menarik tangannya.

"Ayo pulang, Ara. Kamu nggak usah nangisin cowok brengsek ini." Ale berusaha menarik tangan Ara. Tapi Ara menepisnya.

"Aku bisa pulang sendiri! Kalo Abang masih maksa, aku bakalan benci sama Abang!!!"

Ale langsung mematung saat mendengar pernyataan Ara. Ale mengusap wajahnya kasar.

"Tapi Ra... dia itu--"

"Pergi Bang! Aku gak mau lihat Abang! Abang jahatttt!!!"

Ale langsung memilih pergi mengambil motornya daripada nanti Ara akan semakin marah padanya.

Sagara mengelus pipi Ara. "Jangan nangis," ujar Sagara sambil berusaha untuk duduk.

"Aku... ambil motor... kamu dulu ya. Kamu tunggu disini," ujar Ara.

"Kamu bisa emangnya?" tanya Sagara tidak yakin.

"Bisa. Kamu tunggu. Aku juga ambil obat."

Ara langsung berlari masuk ke dalam sekolah lagi untuk meminjam kotak P3K dan juga membawa motor Sagara. Setelah itu Ara kembali menghampiri Sagara dan mulai mengobati luka lebam di wajah Sagara.

Sagara hanya diam sambil mengamati wajah cantik dan serius Ara saat mengobati wajahnya yang begitu dekat dengannya.

"Makasih." Sagara mencium pipi kanan Ara sekilas. Membuat Ara sangat malu sekarang.

"Sagara ih! Nanti kalo ada yang lihat gimana? Kita ini ditengah jalan," kesal Ara sambil merapikan kotak P3K.

"Kalo di rumah boleh ya berarti?" goda Sagara walaupun sesekali dia meringis karena sakit di wajahnya.

"Ih!" Ara mencubit lengan Sagara kesal. Membuat Sagara terkekeh.

"Saga. Maaf ya, karena Bang Ale kamu jadi kayak gini," ujar Ara sambil menatap Sagara sedih.

"Hei. Ini bukan salah kamu. Aku udah janji kan bakalan ceritain sama kamu tentang aku sama Ale? Tapi gak disini, oke?" Sagara mengelus pipi Ara.

Ara mengangguk. "Ya udah ayo pulang. Biar aku yang bonceng kamu."

"Hah? Yakin?" tanya Sagara tidak yakin. "Aku masih kuat kok. Gak papa aku aja deh," lanjut Sagara.

"Kamu ngeraguin aku ya?! Iya? Udah aku aja. Jangan ngeremehin ya!!!" kesal Ara sambil mengambil helm dan memakainya. Juga memakaikan pada Sagara.

Ara lalu mengambil posisi di depan. Dan Sagara di belakang. "Kamu yakin?" tanya Sagara sambil duduk di belakang Ara.

"Yakinnn!!!!" Ara mulai menghidupkan mesin. Dia terkejut saat Sagara memeluknya dari belakang.

"Gak papa kan meluk? Aku gak kuat kalo gak pegangan," bohong Sagara. Padahal dia sangat ingin memeluk Ara saat ini. Sekedar memeluk.

Ara mengangguk sambil tersenyum. Lalu Ara melakukan motor Sagara dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Sagara.

Dari kejauhan, Ale masih melihat Sagara dan Ara. Tangannya terkepal penuh dengan wajah merah menahan amarah.

"AKHHH!!!"

"Sagara bangsatttt!!!! Gue gak bakalan biarin Adek gue pacaran sama cowok brengsek kayak lo!!!"

"Gak! Gak boleh! Ara gak boleh sama Sagara!!!!!!!!!"

#####

Jangan lupa vote&comment!!!!!

Love you all💕💕💕

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang