26. Ketahuan? | 2

377 33 8
                                    

Ale sedang berada di markasnya bersama dengan beberapa anggotanya saja. Selama seminggu ini, Ale terus memikirkan siapa yang menjadi pacar adiknya itu. Sungguh, Ale tidak ingin adiknya nanti berhubungan dengan orang yang salah.

Arga, Aldo, dan Angga yang melihat Ale terus melamun, saling pandang karena heran dengan sikap Ale.

"Al!"

"Woi Al! Lo kenapa?" tanya Arga sambil berteriak.

"Eh?" Ale mendongak. "Sorry. Gue gak papa."

"Gak papa gimana? Lo ngelamun terus perasaan akhir-akhir ini. Ada masalah?" tanya Aldo ikut bicara.

"Ga," panggil Ale menatap Arga.

"Apa?"

"Lo bukan pacarnya Ara?" tanya Ale yang membuat mereka menatap Ale tidak mengerti.

"Bukan lah. Kenapa? Lo pengen gue jadi pacarnya Ara?" tanya Arga. Dia ingin bilang, jika dia sudah ditolak. Tapi Arga tidak membicarakannya.

Ale mengusap wajahnya kasar. "Ara udah punya pacar. Dan gue gak tau pacarnya siapa, karena dia gak mau ngasih tau."

Terkejut.

Mereka yang mendengar bahwa Ara sudah mempunyai pacar, sangat terkejut.

"Gila! Wah, terus Arga gimana nih?" goda Angga sambil memainkan kedua alisnya.

"Hahaha! Terus lo kenapa kayak murung gitu?" tanya Arga mencoba biasa saja. Padahal tangannya terkepal penuh saat ini.

"Gue gak bisa lihat adek gue pacaran sama sembarangan orang," ujar Ale.

"Lo yakin aja kali, kalo adek lo itu selalu milih yang tepat," balas Angga yang sejak tadi terdiam.

"Katanya juga cowoknya itu satu kelas sama dia. Dan gue penasaran siapa sebenarnya dia," ujar Ale.

"Ada satu cara," ujar Aldo sambil menepuk pundak Ale pelan.

***

Sagara mengabaikan panggilan telepon yang membuat dirinya kesal. Dia sengaja tidak menjawab panggilan telepon itu karena menurutnya itu tidak penting sama sekali.

Setelah panggilan itu terputus, Sagara mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam sakunya. Dia menghampiri bundanya yang sedang memasak sarapan untuk mereka.

"Bunda," panggil Sagara sambil duduk di meja makan.

Mira tersenyum sambil membawa makanan yang telah selesai dia masak dan membawanya ke meja makan.

"Ayo makan." Mira memberikan piring yang sudah ada nasi dan sayur untuk sang anak tercinta.

"Sering-sering ajak Ara kesini. Bunda suka banget sama dia," ujar Mira sebelum meneguk air putih.

"Iya. Nanti Sagara ajak kesini. Dia itu suka banget sama bunga."

"Iya. Apalagi kalo kesini itu pasti dia lihat bunga dulu. Nanya ini-itu." Mira tersenyum saat mengingat semua tingkah Ara.

Sagara pun ikut tersenyum. Lalu mereka melanjutkan makan makanan mereka. Setelah selesai, Sagara Segera bergegas untuk berangkat ke sekolahnya. Dan tentu saja memakai sepeda seperti permintaan sang pacar. Tapi dia tidak akan mau jika harus berkeliling menggunakan sepeda.

Saat sudah sampai dan memarkirkan sepedanya, Sagara ternyata berpapasan dengan Ara. Dia langsung menggandeng tanga Ara dan membawanya ke dalam kelas.

"Hei! Aku kaget!" ujar Ara sambil mengelus dadanya saat Sagara tiba-tiba menggandengnya.

"Hehe... aku bawa sepeda hari ini. Katanya mau jalan-jalan pake sepeda kan?" Sagara sambil merangkul Ada dan melilitkan lengannya di leher Ara. Membawa kepala Ara di dadanya sambil terus berjalan.

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang