21. SagAra

391 37 10
                                    

Sagara tersenyum sambil menepuk puncak kepala Ara sekilas. "Buka kertasnya dan baca," suruh Sagara.

Ara lalu menatap cokelat dan mengambil kertasnya dan membukanya untuk dia baca.

Aku jatuh cinta padamu, Ara. Kamu telah benar-benar membuat aku jatuh terlalu dalam dengan pesonamu. Kamu berhasil membuat aku jatuh cinta.

Dari, Sagara Biru.

Ara menahan napas sejenak setelah membaca isinya. Lalu dia menatap Sagara dengan jantung yang berdebar kencang.

"Kamu nembak aku?" tanya Ara langsung.

Sagara menggeleng pelan. "Gue cuma ngungkapin perasaan gue. Gue nggak bisa nahan lagi untuk nggak ngomong ini sama lo. Walaupun gue tau kalo lo gak cinta sama gue, tapi gak papa," jawab Sagara sambil menatap mata indah Ara.

"Dari mana kamu tau kalo aku gak cinta sama kamu?" tanya Ara.

"Gimana kalo aku juga cinta sama kamu?" lanjut Ara, membuat Sagara terkejut.

"Lo...."

"Jawab Sagara. Kalo aku juga cinta sama kamu gimana? Terus kita harus gimana ke depannya?" potong Ara cepat.

"Lo juga...."

Ara kembeli memotong ucapan Sagara. "Iya. Aku punya rasa yang sama, seperti apa yang kamu rasain," potong Ara dengan nada pelan.

Sagara merasakan jantungnya berdetak lebih kencang saat ini. Apa dia tidak salah dengar? Ara mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya?

"Jadi pacar gue."

Ara menatap Sagara dengan senyuman lebarnya. Apakah mereka sekarang jadian? Ah, Ara sangat bahagia karena ternyata Sagara mempunyai perasaan yang sama dengannya.

"Lo mau kan jadi pacar gue?" Sagara menyentuh tangan Ara yang membuat Ara tersadar seketika.

"Apa kamu masih perlu jawaban?" tanya Ara tersenyum malu lalu memeluk tubuh Sagara untuk menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah memerah saat ini.

Sagara membalas pelukan Ara sambil menaruh dagunya di pundak Ara. "Aku masih perlu jawaban," bisiknya tepat di samping telinga Ara.

"Iya aku mau jadi pacar kamu, Sagara," cicit Ara pelan. Membuat Sagara tekekeh lalu mempererat pelukannya karena gemas dengan pacarnya ini.

Ara lalu melepas pelukannya dan menundukkan kepalanya. Dia memilih untuk membuka cokelat dan memakannya. Entah kenapa dia sangat malu saat ini pada Sagara. Jantungnya bahkan selalu saja bekerja tidak normal.

Sagara terus menatap wajah cantik Ara yang sedang menikmati cokelat pemberiannya itu. Sangat menggemaskan sekali.

"I love you, Ara." Sagara merangkul pinggang Ara dan menyandarkan kepalanya di pundak Ara.

Ara sedikit menoleh. "I love you too, Sagara."

Sagara mendongak sedikit dan mata birunya menatap mata cokelat indah milik Ara.

"Kamu nanti kerja?" tanya Ara masih menikmati cokelatnya.

"Enggak, nanti ijin aja. Mau jalan-jalan aja sama lo," jawab Sagara.

"Kok gitu? Kamu punya tanggung jawab loh. Lagian kan jalan-jalan bisa kapan aja. Kamu gak boleh keseringan ijin cuma karena hal yang gak terlalu penting," ujar Ara. Membuat Sagara langsung menegakkan kembali tubuhnya.

"Jadi? Lo nganggap kalo kita jalan berdua itu nggak penting? Gitu?" tanya Sagara.

"Bukan gitu. Kan aku bilang kalo kamu itu punya tanggung jawab. Jangan ditinggal gitu aja. Hari minggu kan kita bisa jalan," balas Ara dengan nada lembutnya.

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang