“Jangan bilang benci kalau nyatanya perduli”
"Hah? Lo takut gue kenapa kenapa?" Tanya Safira ke Leo dengan keadaan Leo masih memeluk Safira dengan erat.
"Iya, karna gue gak mau musuh gue sakit, ntar klo Lo sakit gue gak ada musuh dong" kata Leo yang menggoda Safira, bukannya bersemu merah Safira malah melayangkan satu cubitan di perut Leo.
"Ish! gue kira apaan" Safira langsung melepaskan pelukannya dan mencubit perut Leo, entah kenapa kok ada kayak kotak-kotak gitu, kira-kira apa ya itu?
"Sakit fir, eh lagian ngapain gue khawatir sama Lo, GeEr banget Lo, oh jangan jangan Lo pengen yaa gue khawatirin?" Godanya lagi.
"Gila Lo ya, orang tadi gue kira— eng—eng, udah ah!" gugup Safira sambil senyum-senyum pea.
"Apa? Lo kira apa?" Gencar Leo sambil menaikk turun kan kedua alis nya.
"Hmm, gak jadi" seketika pipi Safira blushing banget, kenapa disaat seperti ini dia harus blushing sih?
"Kenapa tuh pipi Lo merah? Pasti blushing kan?" Goda Leo yang semakin jadi.
"Gak!, Apaan si? Mulai deh gilanya" jawab Safira malu malu meong.
"Jujur aja kenapa sih fir? Kalo gue ini ganteng" kata Leo, sembari tersenyum sombong.
"Iya ganteng kalo diliat dari ujung Monas" ujar Safira sambil menatap sinis Leo, tingkat kepedean Leo patut diapresiasi.
"Sinis amat tu muka" balas Leo sambil memandang Safira.
"Biarin muka Muka gue, kenapa situ yang repot?" Sarkas Safira.
"Iyalah gue repot, kan nanti banyak yang gak suka sama Lo kalo muka Lo sinis kek gitu" balas Leo lagi.
"Terus masalahnya apaan?"
"Yaa, kan gue bakalan jagain Lo nanti"
Bluss, pipi Safira kembali memerah
"Bisa mati-idup dah ni jantung gue lama lama, eh apaan si gue?" Batin Safira
***
"Safira!, Lo udah sadar beb? Ya Allah guee takut bangett Lo kenapa Napa tau gak pir" heboh Syeli setelah tau kalau Safira sudah bangun dari pingsannya.
"Iya firr kita tadi panik banget, abisnya Lo pingsan gak ngasih aba aba" kata Liana yang membuat Mella dan Safira geleng geleng kepala. Goblok apa lemot sih Liana ini?
"Iyaa gue juga panik banget fir, Lo tuh kalo kecapean gak usah maksain bisa kan?" Nasehat Mella yang selalu mampu membuat Safira diam.
"Iya iyaa, gue minta maaf, abisnya gue udah geregetan sama Leo, makanya gue langsung iya in aja permintaan dia" jawab Safira dengan lesu.
"Untung jugaaa ada si keripik Leo pir, dia tuh tadi yang bawa Lo kesini pake gendong ala bridal style lagi, kan guenya jadi baper hua!!!" pekik syeli, untung udah gak ada Leo kalo gak, Leo bakalan gede kepala nih.
"Iya fir, tadi Leo keliatan nya panik banget, terus tadi dia yang jagain Lo selama kita makan di kantin, pokoknya dia udah kayak pacar Lo deh bukan musuh" kata Liana yang diangguki Mella, mereka memang salut dengan Leo.
Leo patut di cap musuh tapi perduli.
"Iya gue udah tau kok" jawab Safira dengan pelan.
Ketiga sahabatnya hanya mengangguk kan kepala sebagai tanda jawaban
"Gue juga sebenernya gak benci benci amat Ama si Leo, dia sebenernya baik kok sama gue, guenya aja ya yang berlebihan?" Batin Safira
Vomentnya Aku tunggu❤️
Mohon tinggalkan jejak walaupun secuil itu sangat berarti bagi Caya.
Salam,
Cahya🏀
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MORTAL ENEMY! [ TERBIT ✔️]
Teen FictionJudul awal : Cinta Anak Basket "Jadi pacar gue." Ucap Leo sambil tersenyum miring. "Lo gila?!" Pekik Safira kencang, bahkan kelewat kencang. "Iya gila, karna lo." Balas Leo dalam hati, lalu meninggalkan gadis itu seorang diri di lapangan basket deng...