20. MASIH DI RUMAH CAMER

6K 438 1
                                    

Pagi telah tiba dan memancarkan fajar yang begitu menghangatkan hati, dikarenakan hari ini adalah hari Sabtu, Safira tak perlu repot repot mencari baju ganti untuk baju sekolahnya.

Safira terbangun dari tidurnya, jika kalian bertanya tanya dimana Safira tidur? Jawabannya ia tidur dikamar sang pacar, Leo.

Mereka tidak satu tempat kasur, melainkan Leo lah yang tidur di ruang tamu.

Yakalee tidur berdua, bisa berabe nanti.

Ziva yang mengintip dari pintu kamar Abang nya yang terbuka sedikit, ia melihat Safira sudah bangun dari tidurnya dan sedang meregangkan otot ototnya.

Mata Ziva begitu bebinar melihat Safira sudah terbangun, buru buru ia masuk ke kamar leo.

"Hai kakak! Udah bangun ya? Kita jalan jalan yuu" seru Ziva yang langsung memeluk Safira

Safira kaget karna tiba tiba ada yang memeluknya, setelah mendengar perkataan Ziva ia langsung tau kalau itu adalah adik kesayangannya leo. Ziva Adi putra

"Em—tapi kan aku belum mandii, aku mandi dulu yaa" jawab Safira.

"Oke kak, aku tunggu dibawah yaaa" Ziva melepaskan pelukkannya dari Safira lalu mencium pipi lembut Safira.

"Okee nanti aku kebawah yaa" Safira menjawil hidung mancung milik Ziva.

***

Safira sudah selesai dengan ritual paginya, ia pun keluar dari kamar mandi yang tak kalah megah dari kamar mandinya, tepat ia keluar dari kamar mandi ketukkan pintu terdengar.

Tok tok tok

Safira buru buru, mengambil baju yang sudah disiapkan maid Yang ada di mansion Adi putra.

"Iya, sebentar" Safira berjalan mendekat kearah pintu yang berlapis emas itu.

"Lo udah bangun?"

"Belom. Nih arwah gue yang bukain pintu buat Lo" sarkas Safira dengan judesnya. Ia tau leo lah yang mengetuk pintu itu, sudah tercium wangi parfum maskulinnya Leo.

Leo terkekeh mendengar perkataan Safira, ia mendekatkan badannya sontak Safira memundurkan badannya.

"Gimana? Jadi udah tau kan Ziva siapa? Masih cemburu?" Leo membisikkan kepada safira

Safira langsung meneguk ludahnya dengan kasar, habis sudah ia diejek ejek sama Leo.

"Iya udah tau, terus kenapa?" Safira masih mempertahankan kejudesannya padahal ia sudah kelimpungan dengan pergerakkan Leo yang semakin gencar mendekat ke arahnya sekaligus menatapnya dengan sangat intens.

"Oh jadi gak cemburu?" Kini Leo lebih mendekatkan kepalnya dengan kepala Safira. Kini jarak mereka hanya sekepalan tangan.

"Nga—ngapain Lo! Udah jauh jauh gue mau main sama Ziva!" Safira tak mau membuang kesempatan untuk kabur dari penyerangan tatapan dari Leo ia buru buru keluar dari kamar Leo.

Tapi, Leo tak akan mungkin membiarkan Safira pergi tanpa memberitahu bagaimana keadaan hatinya sekarang? Leo mencekal tangan Safira.

"Apa lagi sii? Udah yaa Ziva udah nungguin" alibi Safira.

"Masa sih? Orang dia aja masih sarapan di bawah bareng mama" ujar Leo yang membuat safira kicep.

"Jawab dulu pertanyaan gue" ujar Leo kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah Safira.

"Iya. Gue udah gak cemburu lagi! Puas?" Safira langsung pergi dari kamar Leo.

***

"Kakak, kita jadikan jalan jalannya? Mumpung aku free nih kaa" pandangan ziva tak lepas dari Safira, ia memang sangat mendambakan seorang kakak cewe.

"Iyaa sayang jadi kok" jawab Safira , ia tau Ziva itu anak yang periang dan humoris.

"Yeyyy! Makasih kakak!" Ziva langsung memeluk Safira dan kebetulan leo turun dari kamarnya.

"Heh ngapain peluk peluk pacar Abang? Hanya boleh Abang doang ya yang meluk meluk" leo langsung menarik Safira dari dekapan Ziva.

"Abang apaan si! Orang aku sama kak Safira mau pergi wleee " ledek Ziva, Leo yang mendengar Safira ingin diajak pergi sama sang adik buru buru mencegahnya, Leo tau kalau dua cewe udah ketemu terus akrab terus ke mall udah dah gak tau pulang pasti , bakalan shopping terus Ampe gak tau waktu.

"Gak, Safira gak boleh kemana mana!" Titah Leo.

Mata Ziva mulai berkaca kaca, entah kenapa abangnya tak mau menuruti kemauannya kali ini.

Safira yang melihat ziva hampir menangis langsung memeluknya lagi.

"Kita jadi pergi kok Ziva, kakak pasti temenin Ziva kemanapun Ziva mau, jadi jangan nangis ya? Kalau nangis kakak gak mau pergi jalan jalan nih?" Kini Safira mengelus wajah Ziva dengan lembut ia tau kalau Ziva itu sangat menyayanginya.

"YEYY! Oke kak, aku gak bakalan nangis kok, liat tuu bang kak Safira mau kan jadi Abang gak boleh larang larang wleeee" Ziva menjulurkan lidahnya ke abangnya tanda ia mengejek Leo.

Leo dengan pasrah mengalah dengan adik kesayangannya itu. Daripada si Ziva nangis? Mending ia ikutin saja kemauan adiknya itu.

"Terima nasib aja dahh, moga moga Ziva inget jam kalau lagi belanja" batin Leo

***

Vomentnya dongg ❤️
      Jangan lupa follow akun wattpad
      akuu❤️❤️

Salam,
Cahya 🏀

MY MORTAL ENEMY! [ TERBIT ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang