Setelah perdebatan kecil diantara Leo dan Ziva, akhirnya Safira dan Ziva ke mall juga.
"Eh kak kita ke toko sepatu dulu ya, ziva pengen banget beli sepatu yang keluaran terbaru itu" kata ziva sembari menunjuk salah satu toko sepatu ternama di mall tersebut.
"Ayoo, Kaka juga lagi pengen beli sepatu" setuju Safira.
"Yuuuu!" seru Ziva.
***
Leo yang sedari tadi melihati arloji yang tertera di ruang tamunya sudah kesal pasalnya hari sudah semakin sore, tapi adik dan pacarnya tak kunjung pulang juga.
"Awas ya dek, pacar Abang kenapa kenapa" batin Leo yang menyumpah serapah kepada sang adik.
"Ahh mending gue samperin ke mall aja dehh" akhirnya dengan pertimbangan yang sudah matang Leo memutuskan untuk nyamperin adiknya dan pacarnya.
Sesampainya di dalam mall, semua pasang mata menatap Leo dengan kagum, Leo hanya menganggap angin lalu saja, karna hanya satu tujuannya ke mall tersebut. Yaitu mencari dua wanita yang sedang menggila di mall, siapa lagi kalau bukan Safira dan Ziva.
Lama leo memutari mall, ia memutuskan untuk masuk kedalam salah satu toko kosmetik, ia berharap semoga bertemu dengan Safira dan Ziva.
"Mereka belanja apa sih? Ampe gak ketemu ketemu, udah gue misscall gak diangkat, pusing gue" batin Leo menjerit
Leo terbelalak kaget, karna ia sedang melihat ziva tengah mendandani Safira dengan lipstik yang menor, dan yang membuat leo makin kaget, Safira dengan santainya memakai bedak dengan tebal.
"Kalian ngapain? Abang cari cari coba!"
Safira dan ziva yang mendengar suara bariton Leo menjadi kalang kabut, pasti Leo akan menceramahi mereka berdua.
"Eh Abang, kok ke mall juga sih? Abang kangen yaa Ama Ziva? Ah elah bang baru ditinggal bentar" canda Ziva yang ternyata garing kek tempe.
"Kamu kan Abang bilang jangan lama lama dek, masa dari jam 11 sampe jam 4 gak pulang pulang, Lo juga Safira, kenapa sih mau aja di ajak ziva lama lama di mall?" Kini leo menjadi marah, pasalnya papahnya akan pulang dari Amsterdam tapi kedua cewek ini belum pulang juga, kan nanti jadi masalah kalau papahnya tau adeknya dan pacarnya ternyata gila shopping.
"Iya iya maaf, kan gue juga mau ngikutin kemauan ziva, kan gue sayang sama dia" Safira yang ikut marah dengan leo, ia menekankan kata kata 'sayang' pada kalimatnya itu.
"Oh, jadi karna Lo sayang sama Ziva?" Tanya Leo yang membuat Safira bungkam.
"Udah udah kalau mau berantem nanti dirumah aja biar enak, sekarang adek mau pulang udah pegel, yukk ahh kak kita ke mobil biarin kak leo mau gimana" pangkas Ziva.
"Abang belum selesai bicara ya Ziva" tegas Leo
"Seterah Abang, kak Safira ayooo" Ziva menenggelamkan wajahnya di leher Safira, ia sudah takut bila abangnya berbicara dengan tegas.
"Yaudah yuk" ajak Safira, ia juga sudah takut karna leo sedaritadi masih menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
***
Sesampainya di mansion Adi putra, Safira kini menjadi deg degan pasalnya ia akan bertemu dengan Mr. Adi putra.
"Kakak kenapa? Gak usah tegang kak, papah baik kok" ziva tau sekarang Safira sedang gugup bertemu dengan papanya.
"Em—oke, oh iya Leo mana yaa dek? Kok Kaka gak liat ya" tanya Safira karna ia dari tadi gak melihat keberadaan Leo.
"Mungkin Abang lagi masukin mobil ke garasi pribadinya kali kak, yaudah yuu kita duluan aja masuk nya aku udah pegel nih"
"Yaudah yuu" seru Safira.
"Moga moga papahnya leo menerima gue dengan baik, deg degan banget gueee" batin Safira.
***
📌Vomentnya dongg ❤️
Follow akun wattpad aku yuk!Salam,
Cahya ☁️
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MORTAL ENEMY! [ TERBIT ✔️]
Ficção AdolescenteJudul awal : Cinta Anak Basket "Jadi pacar gue." Ucap Leo sambil tersenyum miring. "Lo gila?!" Pekik Safira kencang, bahkan kelewat kencang. "Iya gila, karna lo." Balas Leo dalam hati, lalu meninggalkan gadis itu seorang diri di lapangan basket deng...