Tepat Leo mengatakan "gue mau kita putus" Ziva langsung mengambil alih hp abangnya.
"Kakak! Ini Ziva, kak ini cuman bullshi—" belum sempat Ziva berbicara sambungan diputus sepihak dari Safira.
Ziva sudah panik, pasti akan terjadi sesuatu sama kakak kesayangannya itu nantinya, ia melempar hp Leo kesembarang arah. Dan langsung memarahi Abang gantengnya itu.
"Abang bener bener ngebangunin jiwa psikopat aku ya! Abang gak takut hah?!" Ujar Ziva, ia tak bersunguh sungguh jadi psikopat.
Boro boro jadi psikopat, ngeliat darah aja nangis si Ziva
"Abang bener bener bikin adek marah ya bang! Abang tega banget sama Kaka kesayangan aku! Abang tuh gak tau kan gimana rasanya jadi cewe? Abang gak tau kan?! " Semprot Ziva yang sedaritadi sudah gemas sama tingkah gila abangnya itu.
Leo masih termangu, apakah ia terlalu berlebihan kepada Safira? Buktinya gadis itu langsung mematikan sambungan nya sambil terisak.
"Apa—gue keterlaluan ya?"
Ziva yang melihat leo cuman diem, langsung aja ngegaplok lengan leo.
"Pokoknya Ziva gak mau kak Safira sampe kenapa Napa! Abang Ampe buat ka Safira kenapa napa Ziva bisa pastikan, gak bakalan maafin Abang seumur hidup Ziva!" Setelah puas memarahi kegilaan abangnya, Ziva langsung kekamarnya.
"Im so sorry honey,"
______
Dikamar Safira, Safira masih menangis dalam diam, pikirannya terus memikirkan leo, ia tak tau apa kesalahan ia tapi dengan tiba tiba leo meminta untuk putus darinya.
"Kenapa kamu gak bilang sejak awal leo, kalau kamu gak suka sama aku, benerkan kata aku semua lelaki sama aja!" Safira merosot dari kasurnya. Rambutnya berantakan, air mata terus berlinang dari mata indahnya dan membasahi pipi halusnya.
Ia terduduk disamping ranjang queen sizenya. Ia masih berpikir keras, apa salah ia Sampai membuat Leo minta putus darinya.
"Padahal besok ulang tahun gue Leo, apa Lo gak tau?"
______
Acara yang dibuat oleh mama dan papa Safira ,marya—lesmana, sudah dipersiapkan matang matang, karna ini acara anniversary perusahaan Lesmana , mungkin semua orang tak sabar menunggu acara ini beda dengan Safira, mukanya murung dan tampak tak bersemangat.
"Sayang, papa sama Mama langsung ke gedung yang sudah di booking sama papa, kamu mau ikut bareng kita gak?" Ujar marya sambil mengelus Surai indah milik anaknya.
"Safira sendiri aja mah, Safira bisa kok bawa mobil sendiri" ujar Safira yang sudah tak tahan ingin menangis lagi.
"Yasudah, mama papa duluan ya princess," ujar Lesmana sambil mengelus puncak kepala Safira.
"Iya mah pah." ujar Safira berusaha tetap tersenyum.
Dilihat mama dan papanya sudah hilang dari pandangannya, Safira menghempaskan badannya ke salah satu sofa empuk yang ada di mansionnya.
Ia kembali mengingat wajah itu. Wajah yang selalu bisa membuatnya kesel sekaligus seneng disaat yang bersamaan. Wajah seorang Leo Adi Putra.
"Huftt, semoga gue bisa nahan air mata ini buat gak turun pas di gedung anniversary perusahaan papa" ujar Safira lalu ia berdiri mengambil kunci mobilnya dan tas Sling bag nya.
_______
Sesampainya ia di gedung anniversary perusahaan papa nya, ia tak langsung turun dari mobil, ia memilih untuk menyiapkan mental terlebih dahulu, ia takut masalah 'hatinya' nanti akan merusak acara papanya.
"Gue pasti bisa" setelah mengatakan itu, Safira membuka pintu mobil nya, dan melenggang menuju gedung tersebut.
Banyak pasang mata yang kagum akan kecantikan Safira malam ini, kulit putih bersih yang terlihat seperti bersinar dari tubuhnya, rambut yang panjang dan bergelombang, dan riasan make up yang sangat natural, itu semua membuat Safira semakin cantik dan anggun.
Safira memasuki gedung tersebut dan ia sangat kaget ketika wajah itu, sedang berjalan bersisian dengannya.
"Le—leo" gumamnya.
Leo yang juga sama dengan Safira, terkejut bukan main, karna di sampingnya terdapat Safira. Leo lupa, karna ini adalah acara anniversary perusaan papa Safira —lesmana company.
Leo langsung bersikap biasa saja didepan Safira, padahal hatinya sudah menyuruhnya untuk memeluk gadis itu.
Ziva yang baru sadar kalau ada kakak kesayangannya itu buru buru ingin nyamperin Safira, tapi lengannya ditahan oleh leo.
Leo meng isyaratkan kalau adiknya itu tak boleh mendekat ke arah Safira, Ziva yang melihat abangnya meng isyaratkan untuk tak mendekat ke arah Safira langsung menepis kasar tangan leo. Ia langsung berjalan dengan cepat ke arah Safira tapi belum sempat ia melanjutkan langkahnya, leo langsung menarik Ziva kedalam gedung.
Safira yang melihat itu hanya tersenyum kecil, tapi menyimpan sejuta kepedihan.
"Aku gak sanggup Leo"
Safira masuk kedalam gedung itu dengan mata yang berkaca kaca, ia berusaha mati Matian untuk tidak menangis disini.
Ziva yang melihat Safira yang hampir menangis, membuat hatinya sangat tersayat, bagaimana tidak? Kakak yang sangat ia damba dambakan sedang menahan rasa yang sangat sakit. Ziva melihat ke arah leo sekilas, ia melihat sang Abang sedang ngobrol dengan sebagian relasi bisnis yang tak sengaja bertemu di anniversary perusahaan papanya Safira. Melihat tak mungkin Leo akan mencegahnya, Ziva buru buru nyamperin Safira.
"Kakak!" Teriak Ziva sambil berlari kearah Safira
Ziva langsung menghantam Safira dengan pelukannya, ia tak sanggup berjauhan dengan kakak kesayangannya itu.
"Zi—Ziva, kamu kok kesini? Nanti kalau Abang Leo nyariin gimana?" Tanya Safira dengan suara yang sangat pelan ia berusaha mati Matian menahan airmata yang dari tadi sudah mendesak Ingin keluar dari pelupuk matanya.
Ziva menggeleng kuat, ia menaruh mukanya di ceruk leher Safira, ia sangat tak tega melihat Safira tersakiti apalagi karna abangnya.
"Hiks—kak, jangan marah sama Ziva ya" Isak Ziva di ceruk leher Safira
Safira mengangkat kepala Ziva dan menghapus jejak airmata Yang ada dipipi Ziva.
"Hei, dengerin kakak, kakak gak mungkin bisa marah sama Ziva karna kakak kan sayang sama Ziva" ujar Safira yang membuat airmata yang ia tahan meluncur juga dari mata indahnya.
"Kakak, Ziva—" belum sempat Ziva melanjutkan kata katanya leo sudah datang dihadapan Safira dan Ziva.
"Ziva! Kamu ngapain sih? Ikut kakak!" ajak leo dengan cara menarik tangan ziva dengan keras
Safira yang melihat Ziva kesakitan langsung bersuara.
"Leo, jangan kasar sama Ziva, dia kesakitan" ujar Safira sambil menatap mata leo dengan sendu."Lo! Gak usah ikut campur" jawab Leo dengan sinis dan memperlihatkan muka dinginnya.
Ziva langsung ditarik sama leo untuk menjauh dari Safira , Safira harus mendapat alasan kenapa Leo memutuskannya secara sepihak.
"Leo tunggu, kamu belum kasih aku alasan kenapa kamu putusin aku?" Ujar Safira yang membuat Ziva dan Leo menatap Safira bersamaan.
"Karna gue dari awal emang gapernah suka sama Lo!"
Safira hanya menatap Leo dengan senyum sendunya, dan ia memutuskan untuk melangkah mendekat kearah leo dan mengelus pipi halus leo.
"Maafin aku Leo, aku sudah benar benar mencintaimu."
📌Jangan lupa untuk Voment🥺♥️
Follow akun wattpad aku ya ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MORTAL ENEMY! [ TERBIT ✔️]
Teen FictionJudul awal : Cinta Anak Basket "Jadi pacar gue." Ucap Leo sambil tersenyum miring. "Lo gila?!" Pekik Safira kencang, bahkan kelewat kencang. "Iya gila, karna lo." Balas Leo dalam hati, lalu meninggalkan gadis itu seorang diri di lapangan basket deng...