“Kenapa aku selemah ini?”Dipagi hari yang sangat cerah dan sejuk Safira sudah bangun dari alam mimpinya, ia langsung ritual mandi cantiknya, setelah ia selesai mandi iapun memakai baju sekolahnya yang terkenal sangat mahal dan bagus.
Setelah ia memakai seragam sekolah, Safira menuju ke meja riasnya dan ia memoleskan sedikit bedak ke pipinya dan mengoleskan sedikit pelembab bibir di bibir mungilnya itu, sangat terlihat cantik natural.
Setelah berkutat dengan alat make up nya ia memutuskan turun dari kamarnya yang ada dilantai dua
Safira, berjalan menuruni anak tangga sambil bersenandung ria.Sesampainya di meja makan Safira hanya melihat mamanya ia tak melihat papanya, kemana sang papa?
"Morning mom" sapa Safira, sambil mencium pipi Marya.
"Hey morning sayang, duduk sini, kita sarapan dulu pakai roti kesukaan kamu" jawab Marya. Sambil tersenyum manis.
"Iya mah, oiya papa mana?" Tanya Safira setelah duduk di kursi makan.
"Oh papa, papa lagi ke Australia, katanya mitra bisnisnya minta ketemuan langsung sama papa, gak mau diwakilin" jelas Marya sambil memotong buah Apel.
"Ough" balas Safira lalu ia memakan rotinya.
Safira dan Marya akhirnya makan bersama dan tak ada lagi obrolan yang mereka bicarakan, hanya suara dentingan sendok dan piring mendominasi ruang makan.
"Mah Safira berangkat dulu ya" ujar Safira sembari menyalami tangan Marya.
"Hati hati ya, oiya nanti mama ke sekolah kamu, nanti kamu temui mama ya" ujar Marya membuat Safira bingung, untuk apa mamanya repot-repot datang ke sekolah Safira?
"Ngapain mama kesekolah aku?" Tanyanya dengan heran.
"Ada yang mau mama bicarakan sama pak kepala sekolah kamu" balas Marya membuat Safira bernafas lega.
"Ohh yaudah" ujar Safira sambil menaiki mobil sport nya.
''Byee maa"
"Byee"
***
"Hey pira!!, sahabat gue yang paling cantik tapi cantikan gue" ucap Syeli setelah Safira sampai di lobi sekolahnya. Syeli memang tipikal orang yang rempong dari lahir, dandanannya sudah kayak orang mau nge-dj.
"Hemm, mana Mella Sama Liana?" Balas Safira sambil celingak-celinguk mencari Mella dan Liana.
"Masih di mobil pirr, yuu jalan duluan aja" ajak Syeli lalu menggandeng Safira.
Safira mengangguk kan kepalanya dan akhirnya Safira dan Syeli memutuskan untu jalan lebih dulu, tapi ditengah perjalanan, pergelangan tangan Safira ada yang menahannya, itu seperti cengkraman.
"Kita tanding lagi," kata orang itu di telinga Safira otomatis ia dapat mendengar dengan jelas perkataan orang itu.
"Gak, kan kemaren udah kenapa sekarang lagi sih?" Ucap Safira dengan kesal.
"GUE BIALNG ULANG YA ULANG!"
bentakan orang itu membuat Safira kaget, Syeli yang melihat sahabatnya dibentak ia tak tinggal diam. Berani melawan Syeli! Mau digetok pake sapu nih orang!
"Eh Lo mau ngapain lagi sih? hah? Pergi deh Lo dari sini, ganggu Safira Mulu" sinis Syeli sambil berkacak pinggang layaknya seorang emak yang sedang mengomeli anaknya.
"Bener kata syeli mending Lo PERGI DARI SINI!" Balas Safira dengan sorot mata tajam, air matanya entah kenapa mendesak keluar, apa-apaan ini? Kenapa ia jadi lemah?
Namun orang itu malah tersenyum remeh, orang itu salah, Safira paling benci di anggap remeh!
"Gue tunggu dilapangan basket sekarang." Balas orang itu dengan serinagi kejahatannya.
"Cih! Dasar! Udah nyebelin! Ngeselin! Sok ganteng! Amit-amit gue jodoh sama Lo Leo! Never!" Teriak Safira dengan lantang.
Vomentnya aku tunggu ❤️
Mohon tinggalkan jejak walaupun secuil itu sangat berarti bagi Caya ❤️
Leo/ Safira nih??
Salam,
Cahya🏀
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MORTAL ENEMY! [ TERBIT ✔️]
Novela JuvenilJudul awal : Cinta Anak Basket "Jadi pacar gue." Ucap Leo sambil tersenyum miring. "Lo gila?!" Pekik Safira kencang, bahkan kelewat kencang. "Iya gila, karna lo." Balas Leo dalam hati, lalu meninggalkan gadis itu seorang diri di lapangan basket deng...