Dengan wajah setengah pucat Safira melangkahkan kaki jenjangnya tepat dipintu utama mansion ADI PUTRA dengan Ziva yang masih bergelayut manja dilengannya.
"Gustii, kenapa rasanya dag dig dug banget si" batin Safira.
Belum sempat Safira memasuki mansion milik keluarga Adi putra, Leo memanggilnya
"Safira!" Panggil Leo.
Safira sontak menengok kearah Leo begitu juga dengan Ziva.
"Apa?" Tanya Safira.
"Kita masuknya berdua, biar ziva sama maid aja" Leo sekarang mengambil alih posisi Ziva.
"Ish! Abang apa apaan si?! Ziva kan masih mau sama kak Safira!" Ziva kembali bergelayut manja di lengan mulus Safira.
"Zivaa, kan didalem ada papa, Abang harus disamping Safira dong, biar Safira gak deg degan, liat aja tuh mukanya dari tadi gelisah banget" cerca Leo dengan kekehan diakhir kalimatnya.
Safira yang merasa Leo tau kalau ia sedang Gegana [ gelisah galau merana] langsung saja mencubit lengan leo
"Apa sih! Gue gak gelisah ya. Cuman gugup aja" Safira menatap Leo dengan angkuh, seakan akan ia benar benar tidak merasakan Gegana.
"Yaudah seterah deh, ayo kita masuk" Leo menarik pergelangan tangan Safira dan langsung menuntunnya masuk ke dalam mansion.
Sedangkan Ziva? Ditinggal gitu aja Ama Leo.
"AWAS YA ABANG!" Teriak Ziva dari luar mansion.
***
Leo mengelus ngelus telapak tangan Safira yang dingin, ia tau pasti pacarnya sedang gugup setengah mati.
Mereka berdua sampai di depan ruang tamu, semakin dekat ruang tamu semakin terdengar juga suara Mr. Adi putra yang terdengar tegas dan bijaksana.
"Aduh, mama papa tolongin safiraaa!"
Leo dan Safira akhirnya bertemu dengan Mr. Adi putra, Safira masih dibuat cengo dengan papahnya leo dan ziva ini. Pasalnya Mr. Adi putra rekan bisnis papahnya yang selalu di sanjung oleh papahnya itu.
"Loh kamu Safira kan? Anak dari Lesmana? Ternyata kamu sudah besar ya?" Tanya Adi putra.
"Hehehe, iya om aku Safira Lesmana sary" ujar Safira seraya mencium telapak tangan Adi putra.
"Kamu sangat cantik Safira, gak salah pilih leo" ujar Adi putra sambil melirik menggoda ke arah leo dan Safira
"Iya lah, Leo gitu loh, udah cocok kan pah?"
"Banget" jawab Adi putra.
Safira yang mendengar itupun langsung merona pipinya
"Gilaa jantung guee" batin Safira.
Mr. Adi putra membisikkan sesuatu kepada sang putra, Leo.
"Papah suka, jaga dia baik baik." Pesan Adi putra.
Leo langsung saja mengancungkan kedua jempolnya.
"Yaudah, kalian beres beres dulu gih sana, nanti baru ngobrol ngobrol lagi" ucap mama Leo
"Siap maa" ujar Leo.
***
Safira langsung masuk kedalam kamar tamu milik keluarga Adi putra, ia tak lupa menelpon sang mama
Nada dering berbunyi..
"Halo?" Kata orang di sebrang sana, yang tak lain adalah mama Safira.
"Mah, mamah sama papah masih di Paris ya?"
"Iya sayang, oiya mama dapet kabar dari mamanya leo, kalau kamu dirumah dia ya? Katanya kamu pingsan selepas tanding basket internasional"
"Em— iya mah, Safira pingsan, tapi untungnya ada Leo"
"Syukurlah, gak salah pilih kamu"
Safira menyeritkan keningnya, apa maksudnya?
"Maksud mama?" Heran Safira
"Iyaa, kamu gak salah pilih calaon menantu buat mama"
Terdengar jelas kekehan dari mamanya yang membuat Safira semakin merona
"Ish mama apaan si, udah dulu yah maa, see u mamaa"
"See u juga dear."
"Mamah apa apaan sih, kan gue jadi salting" Safira bermonolog sendiri.
***
📌 Vomentnya dongg ❤️
Follow akun wattpad aku ya ❤️Salam,
Cahya🏀
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MORTAL ENEMY! [ TERBIT ✔️]
Teen FictionJudul awal : Cinta Anak Basket "Jadi pacar gue." Ucap Leo sambil tersenyum miring. "Lo gila?!" Pekik Safira kencang, bahkan kelewat kencang. "Iya gila, karna lo." Balas Leo dalam hati, lalu meninggalkan gadis itu seorang diri di lapangan basket deng...