PART 10

2.2K 289 11
                                    


Joohyun meletakkan barang-barang yang tadi ia beli di supermarket ke dalam kulkas besar milik Taehyung.

Benar. Joohyun bermalam disana untuk merawat Taehyung yang tengah sakit.

Awalnya Taehyung menolak dengan alasan dia tak ingin menyusahkan sang sekretaris. Namun, lelaki itu tak mengeluarkan sepatah katapun saat Joohyun mengeluarkan suaranya.

'Jika saya pulang dan terjadi sesuatu pada anda, saya tak akan pernah bisa memaafkan diri saya sendiri. Jadi, biarkan saya merawat anda, sajang-nim.'

Ucapan Joohyun yang masuk logika itu tak pernah menghilang dalam benak Taehyung. Bahkan saat dia mengingat bagaimana perjuangan gadis itu saat merawatnya, benar-benar kejadian yang membekas di ingatan.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Joohyun mengambil nampan yang di atasnya terdapat sebuah mangkuk berisikan bubur dan juga air mineral di sampingnya.

Joohyun memasuki kamar Taehyung, dan mendapati si pemilik kamar yang masih tertidur pulas. Ia tersenyum sekilas dan meletakkan nampan yang tadi ia bawa di atas nakas.

"Syukurlah panasnya sudah turun." Joohyun bernafas lega setelah selesai mengecek suhu tubuh Taehyung yang sudah tak sepanas tadi malam. Jika Joohyun mengingat bagaimana keadaan Taehyung tadi malam yang susah tidur karena gatal akibat biduran, serta panas tubuhnya yang membuat lelaki tampan itu tak dapat tidur dengan nyenyak, membuat gadis Bae cemas tak berujung. Dan untungnya kerena dia di sana, dapat membantu Taehyung untuk sedikit menghilangkan rasa tak nyaman karena biduran.

Taehyung membuka sayup matanya dan mendapati Joohyun yang duduk di samping ranjang.

"Anda sudah bangun? Apa biduran nya masih terasa gatal? Jika masih, sebaiknya kita segera ke rumah sakit. Walaupun suhu tubuh anda sudah turun, tapi tetap saja harus di periksa dokter, sajang-nim." Joohyun masih terlihat amat khawatir, walaupun tak sekhawatir semalam.

Taehyung menggeleng kecil dan berusaha mendudukkan dirinya, Joohyun pun dengan sigap langsung membantu.

"Aku sudah tidak apa-apa. Biduran nya juga sudah tidak gatal lagi. Kau tak perlu khawatir, Bae bisseo. Dan maaf, membuatku terjebak disini bersamaku." Ujar Taehyung dengan nada parau.

"Jangan minta maaf, sajang-nim. Sudah seharusnya saya merawat anda, karena saya penyebab anda begini. Saya mohon, jangan terlalu memforsir diri anda dengan pekerjaan. Penyakit anda ini juga bisa di sebabkan karena terlalu lelah bekerja, sajang-nim."

Taehyung hanya dapat terdiam. Ini pertama kalinya Joohyun berkomentar tentang cara kerjanya. Tapi kenapa rasanya Taehyung tak bisa marah?

"Aku sekarang lebih baik. Terimakasih karena mau merawat ku, Bae bisseo." Ujar Taehyung dengan senyum yang terukir di bibirnya.

Joohyun mengambil mangkuk di atas nakas setelah melirik Taehyung sekilas "Anda mungkin sulit menelan makanan, jadi saya membuatkan bubur abalone." Ujar Joohyun sambil menyodorkan mangkuk yang berada di tangannya kepada Taehyung.

Taehyung mengambilnya dalam diam dan menatap Joohyun yang juga tengah menatapnya.

"Ada apa? Anda tak suka bubur? Mau saya buatkan yang lain?" Tanya Joohyun saat melihat Taehyung yang tak kunjung memakan bubur buatannya.

"Kau membuatkan ini hanya untukku?" Tanya Taehyung pelan dan langsung di balas anggukan oleh Joohyun. Taehyung sedikit menyunggingkan sudut bibirnya saat mendapatkan anggukan dari Joohyun. Entahlah, perasaan senang seketika menyeruak dalam hatinya.

"Anda menyukainya?" Tanya Joohyun melihat Taehyung terus menyendok buburnya, walaupun sedikit kesusahan saat menelan.

"Ini enak."

It's you (VRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang