"Aku pulang."Suara dari arah pintu kamar mengalihkan perhatian wanita yang kini tengah terduduk di atas ranjangnya. Joohyun yang mendapati sang suami di ambang pintu hanya dapat memberikan prianya itu senyuman yang begitu indah.
"Oppa lelah?" Tanya Joohyun ketika Taehyung mendudukkan dirinya tepat di depannya. Dan dengan lucunya, lelaki yang hari ini mengenakan setelan berwarna hitam itu mengangguk kecil tanpa suara. Sang istri pun turut mengangguk-angguk kecil, lalu mengulurkan tangannya untuk membelai lembut pipi suami tampannya tersebut.
"Ingin mandi atau makan lebih dulu?"
Taehyung menggeleng "Aku ingin itu." Ujarnya menatap bibir mungil Joohyun. Mengerti arti tatapan sang pria, Joohyun pun memajukan tubuhnya sebentar dan mengecup bibir Taehyung singkat.
"Sudah." Ucap Joohyun tanpa rasa bersalah. Wanita itu sepertinya sengaja mempermainkan sang suami.
"Apa-apaan itu tadi?" Rengut Taehyung kesal.
"Wae? Bukannya tadi oppa menginginkan ciuman dariku?"
Taehyung mengangguk.
"Lalu aku memberikannya, bukan? Jadi tak ada alasan untuk anda merajuk, tuan Kim."
Taehyung berdecak kecil dengan pandangan yang menyipit ke arah Joohyun "Kau lihat eomma mu itu, nak? Dia tak bisa membedakan mana ciuman dan kecupan." Adunya pada sang anak yang masih berada di dalam perut Joohyun. Taehyung berucap seakan-akan lawan bicaranya itu bisa menjawab keluhan yang baru saja ia layangkan.
Benar-benar lucu.
"Terus saja mengadu. Dia pasti akan berpihak padaku, oppa." Joohyun semakin mengejek Taehyung.
"Dari mana kau tahu? Anakku ini pasti akan berpihak pada appa nya yang tampan ini." Ujar Taehyung tak mau kalah.
Anak mereka belum lahir ke dunia saja sudah menjadi rebutan ibu dan ayahnya. Lalu bagaimana jika sosok yang mereka nantikan itu sudah berada di hadapan keduanya? Rasanya hanya memiliki satu bayi saja tak cukup untuk pasangan suami-istri ini.
Mendengar penuturan Taehyung yang meninggi-ninggikan dirinya, Joohyun hanya dapat menggeleng maklum.
"Oppa ingin dia seperti apa? Kalau aku, ingin anak kita bisa membantumu kelak di perusahaan. Mengurus perusahaan sendiri itu rasanya sangat berat, kan?"
Taehyung menatap dalam diam wajah cantik alami Joohyun. Lelaki itu beberapa saat memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang di ajukan wanitanya.
"Hm. Aku tentu saja ingin dia menjadi anak yang baik dan bisa menghargai orang disekitarnya," Joohyun hanya menatap sendu wajah sang suami saat lelaki itu menjeda ucapannya beberapa detik.
"Dan sepertinya aku juga akan menyerahkan pada anak kita nanti mengenai masalah itu, Joohyun-aa."
"Kenapa begitu?" Tanya Joohyun.
Sebelum menjawab, Taehyung mengulurkan tangannya agar dapat menggenggam jari-jari wanita yang sebentar lagi akan melahirkan hasil buah cinta mereka itu.
"Aku tak mau kelak anak kita seperti ku, sayang. Dulu, abeoji selalu menuntut ku untuk menjadi yang terbaik. Ya, walaupun dia tak mengatakannya secara langsung. Tapi aku tahu itu harapannya untuk ku sebagai anak tunggal." Ujar Taehyung dengan senyum getirnya. Joohyun mengusap tangan Taehyung yang tengah menggenggam tangannya. Ia seperti bisa merasakan bagaimana rasanya berada di posisi sang suami.
"Karena itu, kelak saat dia dewasa dan sudah dapat memilih jalannya sendiri, aku akan menyerahkan sepenuhnya padanya. Selama keputusan yang dia ambil itu benar, aku akan mendukungnya. Masalah perusahaan, aku bisa menghandle nya sendiri, Joo. Banyak orang yang dapat ku percaya di perusahaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's you (VRENE)
RomanceOrang bilang, saat paling bahagia itu adalah ketika bersama dengan orang yang paling kita cintai. Menghabiskan waktu bersama dan menjaga janji sehidup semati yang sudah di ucapkan di hadapan tuhan. Terdengar klise memang, tapi tak semua orang dapat...