Tangan lentik Joohyun terus membalik album foto yang berada di atas pangkuannya. Wanita yang kini duduk di sofa dalam kamarnya itu sesekali tersenyum manis maupun getir, ketika gambaran sang adik tertangkap oleh netranya.Joohyun mengusap wajah Jinyeong di dalam foto saat anak lelaki itu masih bayi. Pipi berisi itu membuat hati Joohyun bergetar.
"Apa yang sedang kau lakukan di atas sana sekarang? Apakah kau juga merindukan noona, seperti noona merindukanmu?" Monolog Joohyun.
Kini, wanita itu hanya dapat mendoakan sang adik yang mungkin sudah tenang di samping sang pencipta. Joohyun yakin, anak baik seperti Jinyeong akan berada di tempat terbaik di sisi tuhan.
Belajar menerima kenyataan sudah Joohyun lakukan selama ini. Toh walaupun ia meraung sekeras apapun, sosok Jinyeong tak akan bisa kembali lagi padanya. Tuhan lebih tahu yang terbaik untuk adiknya. Karena itulah, anak lelaki dengan senyum indah itu lebih dulu menghadap ke sang pemilik semesta.
"Apa yang berada di pangkuan mu, sayang?"
Suara Taehyung mengalihkan fokus Joohyun. Wanita itu langsung menarik sudut bibirnya sedikit, sambil mengangkat album foto di depannya seakan menjawab pertanyaan sang pria.
"Album foto?"
Joohyun mengangguk kecil, sambil terus memperhatikan pergerakan Taehyung yang kini duduk di samping dirinya dengan menggeser sedikit tubuh sang istri agar dapat bersandar di dada bidang lelaki itu. Joohyun juga mulai menyamankan dirinya dengan posisi yang Taehyung berikan.
"Song ahjumma tadi mengantarnya kesini. Dia bilang, menemukan ini saat membersihkan gudang. Aku bahkan tak menyangka album foto ini masih tersimpan disana."
"Berarti ini berisikan foto masa kecilmu?" Tanya Taehyung, lalu memperhatikan foto-foto di dalam album yang Joohyun pegang.
"Begitulah."
Taehyung tertawa kecil melihat sosok Joohyun ketika masih balita "Kau dulu menggemaskan sekali, Joo. Lihatlah pipi berisi mu ini." Ujarnya menunjuk-nunjuk gambar sang istri.
Joohyun tersenyum damai melihat Taehyung yang begitu serius melihat foto-foto semasa kecilnya. Melihat sang suami tertawa lepas, membuatnya begitu bahagia.
"Eoh?"
"Ada apa?" Tanya Joohyun bingung.
"Kau dulu pernah mengunjungi istana gyeongbokgung?" Tanya Taehyung tanpa mengalihkan pandangannya dari satu foto kecil Joohyun yang tengah mengenakan hanbok, dengan sebuah pohon sakura di belakangnya. Potret Joohyun yang satu itu seperti menunjukkan jika gadis kecil tersebut adalah seorang putri kerajaan.
"Ehm. Saat itu aku pergi bersama eomma kesana. Memangnya ada apa? Kenapa oppa tiba-tiba menanyakan itu?"
Taehyung menatap wajah bingung sang istri dengan senyum kotak yang terpampang jelas di wajah tampannya "Sepertinya kita memang di takdir kan, Joohyun-aa." Ujarnya yang semakin membuat alis sang istri bertautan.
"Maksudnya?"
"Lihat ini!" Pintah Taehyung. Joohyun yang tak mengerti pun menatap bergantian suaminya dan juga foto yang lelaki itu maksudkan.
"Kenapa dengan fotonya?"
"Perhatikanlah baik-baik! Kau melihat anak laki-laki yang mengenakan hanbok di belakang pohon sakura itu?" Tanya Taehyung semangat.
"Lalu? Itu hanya anak laki-laki yang kebetulan saja masuk dalam fotonya, oppa."
Taehyung menggeleng cepat, seakan ia menampik gagasan Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's you (VRENE)
Roman d'amourOrang bilang, saat paling bahagia itu adalah ketika bersama dengan orang yang paling kita cintai. Menghabiskan waktu bersama dan menjaga janji sehidup semati yang sudah di ucapkan di hadapan tuhan. Terdengar klise memang, tapi tak semua orang dapat...