Haesu menatap nyalang sang kakak yang tengah berada tepat di depannya. Sedangkan tuan Bae nampaknya biasa saja dengan tatapan yang dirinya terima."Kapan kau kembali?" Tanya tuan Bae.
"Apa itu penting sekarang, oppa? Kau bahkan belum menjawab pertanyaan yang ku ajukan padamu."
Tuan Bae memfokuskan perhatiannya pada sang adik yang beberapa saat lalu sudah datang menemuinya ke rumah sakit tanpa pemberitahuan sebelumnya. Pria tua itu bahkan tak mengetahui kepulangan adik perempuannya tersebut.
"Harus bagaimana aku menjawabnya, Haesu-aa? Apa yang kau katakan tadi memang fakta sebenarnya."
Haesu tertawa renyah "Fakta sebenarnya? Kau berkata tentang itu, padahal tak mengerti apa yang benar-benar terjadi. Tidak. Kau memang tak mengerti apa-apa, oppa. Kau menutup telinga dengan kebenaran." Ujarnya merasa muak dengan sang kakak. Baik dulu maupun sekarang.
"Terserah kau mau bilang apa. Yang jelas, Joohyun dan Taehyung memang harus berpisah. Mereka bersau....."
"Tutup mulutmu, Bae Ki Yeong." Haesu menghentikan omong kosong tuan Bae. Wanita itu bahkan berusaha mengatur nafasnya yang tak teratur karena menahan amarah.
"Joohyun benar ternyata. Kau memang sengaja menjodohkan mereka untuk membuat putrimu sendiri menderita dengan tindakan bodohmu itu. Namun kau salah. Taehyung dan Joohyun tak akan pernah berpisah, karena mereka memang bukan bersaudara."
Tuan Bae menghela nafasnya berat "Kenapa kau begitu yakin jika Jiwon tak bermain api di belakang ku?"
"Karena memang begitu kenyataannya. Jiwon eonnie, dia tak pernah memiliki hubungan yang lebih dengan Kim Woobin selain persahabatan. Kau saja yang tak pernah mempercayai wanita yang kau cintai, oppa. Aku bahkan berat untuk mengakui kau sebagai oppa ku." Ujar Haesu berusaha menjelaskan yang sebenarnya pada tuan Bae. Karena memang pada dasarnya, Jiwon dan Kim Woobin, ayahnya Taehyung memang tak memiliki hubungan khusus seperti yang pria tua itu selama ini bayangkan.
"Aku tak mau terlalu membuang tenaga untuk menjelaskan semuanya, karena pada akhirnya akan sia-sia saja. Ayo lakukan tes DNA. Itu yang ingin aku katakan."
"Tes DNA?"
"Tentu. Kau harus menyetujuinya, mau ataupun tidak. Aku sudah terlalu lama membiarkan iblis bersemayam di hatimu, Ki Yeong. Dan juga, aku akan melakukan segala cara untuk kebahagiaan Joohyun. Sudah cukup Jinyeong yang pergi meninggalkan ku."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Haesu menyambar tasnya dan pergi meninggalkan ruangan tuan Bae. Sedangkan pria tua itu? Ia masih diam di tempatnya. Tak ada yang tahu apa yang tengah ia pikirkan.
*****
"Kau tahu, sajang-nim akhir-akhir ini benar-benar tak terkendali." Ujar seorang lelaki di tengah kerumunan para karyawan lainnya.
"Tak terkendali? Apa maksudnya?" Tanya seorang wanita yang baru saja bergabung dengan secangkir kopi di tangannya.
"Kau tak tahu? Ah! Kemarin kau sedang cuti, pantas saja tak tahu kegemparan yang sudah terjadi di perusahaan."
Wanita yang baru datang itu semakin menyerngit tak mengerti dengan topik pembicaraan para koleganya "Memangnya apa yang sudah terjadi?" Tanyanya menatap orang-orang yang ada disana.
Seorang lelaki menatap sekeliling, sebelum bersuara "Kemarin kami semua tiba-tiba di perintahkan untuk menghadiri rapat mendadak di ruang rapat. Dan kau tahu apa yang terjadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's you (VRENE)
RomanceOrang bilang, saat paling bahagia itu adalah ketika bersama dengan orang yang paling kita cintai. Menghabiskan waktu bersama dan menjaga janji sehidup semati yang sudah di ucapkan di hadapan tuhan. Terdengar klise memang, tapi tak semua orang dapat...