"Karena kita saudara, Taehyung...."Taehyung diam. Beberapa saat pikirannya melayang entah kemana. Otaknya benar-benar menolak untuk percaya pada apa yang istrinya itu katakan.
Joohyun memejamkan matanya melihat sorot mata Taehyung yang begitu kosong. Lelaki itu sepertinya kehilangan nyawanya setelah mendengar ucapan sang istri.
"Omong kosong. I-itu tidak mungkin, Joohyun. Kita, k-kita tak mungkin...." Taehyung terus menggelengkan kepalanya, pertanda ia tak ingin percaya apa yang baru saja di dengarnya.
Joohyun memalingkan wajahnya agar tak melihat Taehyung yang begitu terpukul di hadapannya. Ia berusaha keras menahan gejolak dalam dirinya yang terus meronta-ronta. Dengan tangan yang sedikit bergetar, Joohyun menyerahkan secarik kertas pada sang suami.
Taehyung yang masih dalam keadaan tak terkendali pun akhirnya mau menerima uluran tangan Joohyun. Awalnya lelaki tampan itu tak menunjukkan ekspresi yang berarti saat membaca kertas yang ternyata berisikan hasil tes DNA itu. Namun detik berikutnya, kertas yang tadi dalam keadaan baik-baik saja, berubah menjadi tak terbentuk kala Taehyung merobeknya menjadi beberapa bagian kecil.
"Arghh...." Taehyung berteriak sekuat tenaganya untuk menyalurkan rasa sakitnya. Ia seakan tak memperdulikan rumah siapa yang kini dirinya tempati.
"Taehyung." Panggil Joohyun berusaha menghentikan aksi sang suami yang seperti orang linglung. Wanita itu bahkan memegang kedua tangan suaminya.
"A-aku tak mengetahui apapun. Ayo kita pulang!"
Joohyun tak bergerak saat Taehyung menarik tangannya untuk meninggalkan rumah Wandy. Wanita hamil itu terus saja menggeleng dengan air mata yang tak hentinya mengalir di pipinya "Aku juga tak ingin mempercayainya. Tapi itulah yang sebenarnya, Taehyung. Kita berdua, m-memiliki appa yang sama."
"TIDAK. Berhenti berkata omong kosong. Kau dan aku tak bersaudara, Joohyun."
Joohyun menutup wajahnya dengan kedua tangan, karena sudah tak sanggup melihat Taehyung yang kehilangan kendalinya. Ia tak sanggup melihat lelaki yang dirinya cintai seperti itu. Benar-benar tak bisa.
🌷🌷🌷🌷
Beberapa karyawan yang tengah berdiri berjajar di hadapan sang atasan, begitu terlihat gugup. Entahlah, atmosfer perusahaan belakangan ini begitu mencekam. Tak ada yang berani melakukan kesalahan ataupun menatap netra sang pimpinan.
Saat mata Taehyung menatap ke depan, tepat ke arah mereka, para karyawan tersebut langsung terlihat ketakutan tanpa sebab.
Brak....
Mereka tertegun dan langsung menunduk dalam diam, kala Taehyung menghempaskan dokumen yang ada di tangannya dengan begitu kuat. Lelaki itu terlihat menakutkan dan tak terawat, tapi ketampanannya seakan tak berkurang. Bahkan bulu-bulu halus mulai menghiasi bagian dagunya.
"Apa hanya ini yang kalian bisa lakukan?" Tanya Taehyung sarkas.
Seorang pria gempal menatap Taehyung takut-takut "K-kami akan memperbaikinya, sajang-nim."
Taehyung tertawa remeh "Apa yang akan kalian perbaiki? Semua laporan ini tak jelas. Apa aku menggaji kalian untuk membuat sesuatu yang dapat di lakukan anak kecil, heh?"
Pria gempal yang tadi menjawab pertanyaan Taehyung hanya dapat mengantupkan bibirnya rapat-rapat. Jika ia terus menjawab, bisa di pastikan sang atasan tak akan berhenti mencerca atau bahkan memecatnya detik itu juga.
Jeon bisseo yang melihat sang atasan memijat pangkal hidungnya pun memberikan isyarat kepada orang-orang yang ada di ruangan itu untuk pergi dari sana. Jungkook sepertinya tahu bahwa Taehyung akan menjadikan para bawahannya itu sebagai pelampiasan rasa sakit hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's you (VRENE)
RomanceOrang bilang, saat paling bahagia itu adalah ketika bersama dengan orang yang paling kita cintai. Menghabiskan waktu bersama dan menjaga janji sehidup semati yang sudah di ucapkan di hadapan tuhan. Terdengar klise memang, tapi tak semua orang dapat...