"Joohyun-aa."Taehyung sudah kedua kalinya memanggil sang istri untuk menghentikan tindakannya di depan sana.
Taehyung tak bisa lagi hanya diam memperhatikan Joohyun yang ingin melukai dirinya sendiri. Lelaki Kim itu perlahan tapi pasti mendekati Joohyun, dan ia langsung menarik pergelangan tangan istrinya dalam sekali gerakan. Sedangkan tangan yang lain ia gunakan untuk menyingkirkan pisau yang tengah berada dalam genggaman Joohyun.
Joohyun hampir saja mengiris pergelangan tangannya menggunakan pisau yang tadi Wendy letakkan untuk mengupas buah yang di bawa gadis itu. Tapi sekarang, benda tajam tersebut hendak di salah gunakan.
"Apa yang kau lakukan?" Ujar Taehyung marah setelah berhasil menyingkirkan pisau di tangan Joohyun. Ia bahkan menatap sang istri dengan tatapan nyalang.
"Kau sudah gila? Berapa kali hari ini kau ingin melukai dirimu sendiri, Bae Joohyun?" Tambah Taehyung, sambil menunjukkan telapak tangan sebelah kanan Joohyun yang di lapisi perban pada sang empu.
"Lepaskan aku!" Joohyun tak memperdulikan amarah Taehyung. Gadis itu berusaha menepis tangan Taehyung yang menguncinya.
"Aku tak bisa terus hidup seperti ini." Ujar Joohyun terus berusaha melawan.
"Aku tahu kau sangat kehilangan Jinyeong. Sangat tahu. Tapi bukan kau saja yang merasakannya, Joohyun. Kami semua juga kehilangan sosok Jinyeong."
Wendy berusaha menenangkan Taehyung yang mulai meninggikan suaranya pada Joohyun. Nona muda Son itu terus menatap sang sahabat dengan pandangan yang kabur karena air mata. Hatinya begitu sakit melihat keterpurukan Joohyun.
"Jika mati bisa menyelesaikan masalah, aku sejak kemarin sudah ingin mati melihat mu begini, Joohyun-aa." Ujar Taehyung frustasi. Taehyung tahu tak seharusnya ia meninggikan suaranya pada wanita hamil di depannya ini.
Joohyun menatap marah kedua manik tajam Taehyung. Ia tengah melontarkan protes melalui tatapannya.
"Tolong jangan seperti ini, Joohyun-aa!" Pintah Taehyung.
"Memangnya apa yang kau tahu tentang apa yang ku rasakan? A-adikku... Jinyeong... Dia sekarang kesepian... A-aku harus menemaninya..."
Taehyung memejamkan matanya sebentar "Kau ingin menyusul Jinyeong? Lalu apa yang akan kau katakan padanya nanti? Dia pasti marah, jika kau mengambil keputusan itu. Jinyeong menyayangi mu, Joohyun. Kau tahu sendiri dia tak akan suka melihat mu seperti ini. Adikmu pasti sedih melihat noona nya begini."
Pertahanan Joohyun goyah. Gadis manis yang kini sudah menjadi seorang wanita dan calon ibu itu kembali terisak. Ia begitu terpukul dengan realita yang ada. Joohyun belum bisa menerima jika sosok yang selama ini menjadi semangat hidupnya itu pergi menghadap sang pencipta.
.Di tinggalkan oleh orang terkasih memang bukan hal yang dapat di terima dengan cepat. Dan itu berlaku untuk Joohyun.
Gadis yang tengah terlelap di ranjang rawatnya setelah mendapatkan suntikan obat penenang.
Sudah sepekan sejak meninggalnya Jinyeong, dan selama itu pula Joohyun di rawat di rumah sakit. Istri dari seorang Taehyung itu sudah ketergantungan terhadap cairan putih yang mengandung sejuta kantuk, jika sudah di suntikkan ke dalam tubuh.
Taehyung sebagai seorang suami tak bisa melakukan apapun untuk Joohyun, istrinya. Hanya dengan obat penenang Joohyun bisa beristirahat dengan nyaman.
Taehyung menghela nafasnya pelan, lalu meraih jemari kurus Joohyun ia genggam.
Baru seminggu, tapi Joohyun sudah sekurus ini.
Taehyung khawatir dengan kondisi sang istri sekarang ini yang juga bisa mempengaruhi bayi yang ada dalam kandungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's you (VRENE)
RomanceOrang bilang, saat paling bahagia itu adalah ketika bersama dengan orang yang paling kita cintai. Menghabiskan waktu bersama dan menjaga janji sehidup semati yang sudah di ucapkan di hadapan tuhan. Terdengar klise memang, tapi tak semua orang dapat...