28

20 5 2
                                    

Beberapa hari kemudian...

.
.


Seokjin yang mengetahui kabar kepulangan Unha di percepat, merasa sangat kesal. Kenapa orangtuanya seakan merampas kebahagiaan Seokjin secara tiba-tiba.

Sekarang, Seokjin sudah tak ada jadwal kuliah. Ia memutuskan untuk mengajak adiknya pergi jalan-jalan.

"Unha." Sapa Seokjin melihat Unha yang sedang tiduran di kasurnya dengan headseat yang terpasang di telinganya. Membuat adiknya itu tidak mendengar panggilan sang kakak.

Seokjin langsung mendekati Unha, lantas memeluk Unha dari belakang.
Unha kaget sebentar.

"E-ehh kak Seokjin" Kata Unha melepas headseat dan menjeda musiknya.

"Kakak nggak mau kamu ninggalin kakak sendiri dek."

Unha langsung membalikkan badannya dan memeluk Seokjin dari depan.

"Unha juga nggak mau pisah sama kakak." Ucap Unha menenggelamkan wajahnya pada dada bidang kakaknya itu.

"Mama sama papa gimana sih kak?
Kesepakatannya kan Unha pulang 2 minggu lagi barengan kakak wisuda."

"Mungkin mereka nggak mau liat Jungkook lama² kayak gitu kali dek." Kata Seokjin mengelus rambut Unha.

"Tapi nggak bisa gitu dong kak." Ucap  Unha sambil menatap kakaknya.

"Unha, sekarang kita nggak bisa nentang keputusan mereka. Ini semua sudah terlanjur. Kakak minta kamu jangan terlalu sedih. Kan sebentar lagi kamu juga ketemu sama Jungkook." Seokjin merapikan rambut Unha.

"Gimana kalo sekarang kita pergi jalan-jalan??" Tawar Seokjin.

"Jalan-jalan??" Mata Unha terlihat sangat berbinar mendengar tawaran sang kakak.

"Iya.
Kakak kan jarang ngajak kamu jalan-jalan. Nggak pernah malah." Ucap Seokjin terkekeh. "Mau ya??"

Unha membalasnya dengan anggukan antusias dan semangat.

(Mall)

"Gimana?? Suka??" Tanya Seokjin.

"Suka banget kak.
Ahhh makasih yaa abangkuu yang ganteng." Balas Unha sedikit berjinjit untuk mengecup pipi kiri Seokjin. Dan seokjin mendekatkan pipinya.

Seokjin tersenyum. "Baru sadar yaa punya abang ganteng??" Ia sekarang sedang berpose dengan kedua jari yang ia letakkan di bawah dagu.

"Dihh, pede banget sih." Balas Unha menepuk pelan dada Seokjin sambil tertawa bahagia.

Sementara itu dari jauh, terlihat Ivan yang memakai hoddie memperhatikan Unha dengan kakaknya. Tatapannya penuh kesedihan. "Gue maunya loe disini bareng sama gue Unha. Tapi sepertinya takdir tak berpihak dengan kita."

Unha yang masih asyik tertawa, ternyata tahu keberadaan mantan kekasihnya itu. Tatapan mereka bertemu beberapa saat. Tapi setelahnya, Ivan memutuskan untuk pergi.

'maafin gue Van. Mungkin ini yang terbaik buat kita.' Ucap batin Unha, dan ia masih menatap tempat bekas Ivan berdiri.

"Heyy" Sapa Seokjin.

"E-ehh iya kak." Balas Unha membuyarkan lamunnya.

"Ngliatin apa sih??" Tanya Seokjin celingak celinguk.

"Ehh. Nggak ada kok kak.
Kita pulang sekarang yuk." Jawab Unha mengalihkan pembicaraan dan mengajak kakaknya melenggang pergi dari pusat perbelanjaan itu.



TWIN TROUBLEMAKER [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang