23

17 5 4
                                    


"Papa minta kamu harus bersiap² pulang ke Indonesia mulai sekarang.
Selesaikan semua urusanmu disini." Pinta Sunwoo kepada putrinya.

"Dan Seokjin, antarkan adikmu. Pastikan dia selamat sampai rumah kita." Tambah Yuna.

"Baik ma." Jawab keduanya secara bersamaan.

"Apa ini tidak terlalu mendadak nak.?" Tanya Sarah kepada menantunya.

"Tidak mah.
Aku udah nggak mau denger kabar lagi kalau Namjoon dan Jungkook bertengkar, aku ingin mengumpulkan anak²ku.

Apalagi sekarang Namjoon akan menghandle perusahaan kita di Indonesia, sedangkan Seokjin akan segera ke China." Jelasnya.

"Maa,," Sebelum berkata lagi, Yuna menggenggam tangan ibu mertuanya itu.

Sarah hanya memfokuskan pandangnya ke Yuna.
"Aku mohon, izinkan aku membawa anak-anakku kembali. Aku akan mencoba untuk menjadi ibu yang baik untuk mereka.
Mama dan papa sudah semakin tua, aku tak mau menambah beban pikiran kalian hanya karna mereka."

"Mama baik-baik saja nak.
Mama-"

"Bohong!!"

Aku tau ma, Unha habis kena masalah dan berurusan dengan polisi kemarin kan?" Rupanya Yuna mengetahui semua kelakuan putrinya. Dengan tatapan sadisnya, Yuna melirik Unha yang mulai menunduk.

'haduh,, kok mendadak panas yaa hawanya.' Sunwoo berkata dalam hati. Bisa di pastikan, ini adalah awal istrinya mulai mengamuk.

"Mah, tapi Unha nggak salah." Seokjin membela adiknya.

"Mama tau , tapi itu sudah membuat mama marah dan syok nak!” Yuna tak mau kalah. Suaranya sudah mulai meningkat.

"Mama akhir2 ini juga sering sakit²an kan?" Yuna bertanya balik ke ibu mertuanya. Tapi Sarah hanya bisa diam.

"Sudah sayang, hentikan." Sunwoo mencoba meredam emosi istrinya.

"Pokoknya aku akan tetap membawa Unha dan Seokjin pulang!
Unha seperti ini juga karna aku mah!" Yuna menangis hebat dan tersedu-sedu.

"Yang aku inginkan papa dan mama tetap sehat, karna aku dan suamiku belum bisa membahagiakan kalian, hiks."

"MAHHH!!
TAPI UNHA NGGAK SALAH!!" Unha berteriak setelah mencoba menahan emosinya.

"Salah atau enggak, kamu sudah membuat mama marah Unha!!
Nama keluarga kita bisa-bisa jelek gara-gara ini.
Untung papamu sudah menyuruh pengacaranya untuk membersihkan ini semua,!" Jelas Yuna melipat kedua tangannya.

"Mah tapi masalah ini sudah di selesaikan baik-baik.!!" Unha berdiri dan langsung berlari menuju kamarnya. Ia tak habis fikir, ibunya akan memarahinya dengan cara seperti itu.

"Maksudnya sampai ke kantor polisi begitu?!!" Tanya Yuna terus melihat Unha yang kian menjauh.

"Seokjin nggak ngerti apa yang ada di dalam fikiran mamah!" Ucap Seokjin buru-buru menyusul adiknya ke kamar.

"Mah!
Kamu tuh apa2an sih?
Kalau Unha nolak buat pulang ke Indonesia bagaimana?!" Sekarang Sunwoo membuka bicara setelah diam melihat kemarahan Yuna tadi.

"Biar pah.
Biar dia sadar akan kelakuannya.!
Papa nggak liat bagaimana kelakuan dia disini?!"

"Yuna, dengarkan mama.
Itu semua bukan kesalahan Unha." Sarah mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

"Kamu itu cuma tau ringkasnya saja.
Kamu tidak paham, dan tidak mengerti atas kejadiannya, dan tidak bisa memahami karakter anakmu." Ucap tuan Jeon.

"Apa maksud papa?” kini Sunwoo yang bertanya.

"Unha itu mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Masalah kemarin itu sudah berlalu. Kami berdua dan Seokjin yang menjemputmya ke kantor polisi. Memang Unha yang merencanakan, tapi ketahuilah, hasilnya ia bagikan ke tunawisma,
Dan kamu juga tidak tahu kan, di umurnya sekarang, Unha di bantu teman²nya sudah mampu membuat pakaian trendy."

"Dan hasilnya ia sumbangkan ke panti." Tambah Sarah.

"Papa dan mama serius?!" Yuna tercengang mendengar penjelasan ayah mertua.

Tuan Jeon mengangguk mantap. "Jadi kamu salah besar sudah memarahinya seperti itu."


"Oh anakku." Sunwoo merasa bersaah tak membela anaknya sama sekali.


(Kamar Unha)

"Hiks..hikss..hikss"

Unha masih menangis mengingat perkataan ibunya tadi. Ia melakukan kebenaran, tapi kenapa salah di mata ibunya?

Di sebelahnya, ada Seokjin yang memeluk Unha dari samping, berusaha menghibur adik kesayangannya itu.

"Kenapa mama marahin aku kak?
Hiks"

"Cup..cup..cup.
Unha cantik ngga boleh nangis, oke." Ucap Seokjin mencium kening Unha.

"Dikira Unha balita apa?!" Ucap Unha merajuk. "Sampai kapanpun, kamu adalah bayi kecilnya kak Seokjin."

Unha memeluk Seokjin dan semakin mengeratkan pelukannya. "Sudah.. mama dan papa emang nggak tau kejadiannya gimana kan? Jadi wajar kalau mereka marah."

"Tapi gue nggak suka cara mereka marahin gue kak!!"

"Unha cantik nggak boleh sedih lagi.
Nanti kalau masih nangis, kakak cubit hidungnya biar tambah panjang." Kata Seokjin tertawa sambil menggodai adiknya itu.

"Iyaa!!
Cubit aja biar kayak pinokio!"
Unha masih ngambek dan memukul dada bidang kakaknya.

Seokjin melepas pelukannya, dan memperhatikan wajah adiknya. "Lah ngambek??"

“Nggak!”

"Senyum dong." Kata Seokjin menoel pipi Unha.

"Ogah"


"Mana sih adik kak Seokjin yang katanya cantik itu?" Tanya Seokjin sambil celingak celinguk agar Unha bisa tersenyum.

"Di depan loe ini elah."

"Enggak, bukan..
Adik kak Seokjin itu nggak pernah sedih. Bahagia terus sama kakaknya." Ucap Seokjin tak mau mendengar ucapan Unha.

"Kak seokjin!!" Unha langsung mendekap tubuh kakaknya.

"Awas yaa kalau kak Seokjin nyari adik lagi. Unha gorok nanti!!" Ucap Unha posesif.

"Hiii serem banget sih, haha." Seokjin tertawa puas.

"Biarin, Kak Seokjin itu cuma punya Jeon Junghan!!" Unha membenamkan wajahnya dalam dada Seokjin



Enak bgt sih jadi Unha, yaampun😌😌




"Nahh gitu dong. Jeon Junghan itu periang. Jangan sedih lagi ya.. ada kakak yang akan selalu ada buat Junghan." Ucap Seokjin mengelus rambut Unha dan di balas anggukan antusias dari Unha.



.


.


.

.

.


.



Tinggalin jejak yapp..
Hehe

TWIN TROUBLEMAKER [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang