29

22 5 5
                                    

"Nggak ada yang ketinggalan kan??" Tanya Namjoon memastikan barang-barang Unha sudah siap semua.

"Enggak kak. Semuanya udah Unha siapin jauh-jauh hari kok." Jawab Unha merapatkan jaketnya.

"Kakak dan Unha hati-hati yaa.
Telfon Seokjin juga sudah sampai Indonesia. Tidurlah yang cukup, karna ini akan memakan perjalanan cukup jauh, jangan lepaskan jaketnya." Ucap Seokjin merapikan anak rambut Unha.

"Iya kakak pasti." Sahut Unha mengangguk.

"Salam buat Jungkook yaa Joon.
Kapan-kapan nenek dan kakek akan berkunjung ke Jakarta." Ucap Sarah mengelus rambut belakang Namjoon setelah bersalaman.

"Betul Joon. Kakek percayakan adik-adik kepadamu." Tambah Tuan Jeon.

"Kalau begitu kami pamit dulu ya kek, nek, Seokjin." Ucap Namjoon sekali lagi mengucapkan perpisahan.

"Unha pergi yaa kek, nek, kak." Ucap Unha dengan pandangannya yang buram. Ini saatnya ia meninggalkan kenangan-kenangan dalam hidupnya.

Seokjin yang peka langsung memeluk adiknya itu dengan erat. " Hubungi kakak jika sudah sampai ya. Jangan bandel, dengar perkataan kak Namjoon, mengerti??" Seokjin juga tak mampu menahan tangisnya lagi.

"Kakakk...
Unha pasti merindukan kakak dan semua ini." Balas Unha menangis keras.

Lalu Seokjin melepas pelukannya, dan membantu memasukkan ransel Unha ke dalam mobil.

"Hati-hati kak." Ucap Seokjin melihat Namjoon. " Astaga. Hahaha.. kamu nangis??” Namjoon langsung memeluk adiknya itu sesaat.

"Ku tinggal ya."

Setelah masuk ke mobil, Namjoon melihat Unha. Adiknya masih sesenggukan. "Tenanglah, sebentar lagi kau akan bertemu dengan Jungkook. Jangan menangis lagi ya." Perkataan Namjoon sangat menenangkan Unha. Unha langsung menyandarkan kepalanya di bahu Namjoon sambil menggenggam erat tangan kakaknya. Tanpa terasa mobil yang mereka naiki sudah berjalan menuju bandara.





(Bangtan School)

Sekarang Jungkook sedang mondar mandir nggak jelas. Bak setrikaan, siswa berseragam itu sudah melakukannya selama 2 jam. Hingga membuat Taeyong maupun Jimin jengah.

"Hareudang.. hareudang hareudang"
Seru Taeyong memukul meja.

"Panas.. panas.. panas." Sahut Jimin menghayati.

"Min." Panggil Taeyong.

Jimin menoleh.

"Bawa pulang gih temenlu. Mulai dari kita njajan seblak sampe sekarang gitu mulu."

"Niatnya gitu Yong.
Tapi dia di ajak ngomong aja kagak nyaut, lu kenapa sih Kook??” Tanya Jimin penasaran.

"Iyaa Kook. Nggak biasanya lu kayak gini. Semalem kita main bersih loh." Ucap Taeyong mengingat tawuran semalam yang di menangin oleh squad nya.

"Aihhh,, bukan itu.
Gue juga nggak tau kenapa gue resah dan gelisah kayak gini. Nggak biasanya juga jantung gue deg²an cepet begini." Balas Jungkook. Lalu Jiminpun menghampiri Jungkook.
Dan apa yang Jimin lakukan??

Jimin menempelkan telinganya ke dada Jungkook. "Taeyong, ayo otw rs!!" Seru Jimin tiba-tiba.
Jungkook dan Taeyong pun hanya mengenyirt bingung.

"Maksud loe??
Nggak ada yang sakit Jim." Ucap Taeyong menikmati seblak terakhirnya.

"Jungkook kena penyakit jantung nih.!" Balas Jimin, lalu sebuah pukulan ringan ia dapat di kepalanya.

'awww'


TWIN TROUBLEMAKER [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang