Bab 7

788 108 18
                                    

Jihyo

Keesokan harinya, pekerjaanku terasa membosankan. Waktu berjalan sangat lambat. Aku menghibur diri dengan memikirkan cara mempermainkan hidup Jungkook dan memeriksa ponselku, aku terobsesi dengan pesan teks darinya.

Ia tidak mengirimiku pesan, aku kecewa, tapi aku bisa membayangkan menjadi seorang CEO dari sebuah perusahaan pastilah memakan banyak waktu. Aku yakin ia tidak punya waktu duduk-duduk sambil mengirim pesan menggoda seharian.

Di sore hari, aku mendapat pesan teks dari nomor tak dikenal.

Bangchan
Lama-lama bercumbu dengannya, lalu katakan kau sedang haid.

Apa? Apa pria ini serius? Apa Sana yang memberinya nomorku?

Jihyo
Bagaimana kalau dia tidak keberatan? Apa yang akan kulakukan?

Bangchan
Semua pria akan keberatan.

Aku ingin berdebat dengannya, tapi aku benar-benar tidak tahu apa pria akan keberatan atau tidak dengan hal itu, aku merasa aku sudah keluar dari zona nyamanku, jadi aku mengabaikan pesan dari Bangchan.

Aku tidak minum obat penghilang rasa sakit saat bekerja, karena aku tahu obat itu akan membuatku sangat mengantuk dan tidak dapat berkonsentrasi.

Aku menghabiskan sebagian besar hariku memijit pelan pergelangan tangan. Saat waktunya pulang, pergelangan tanganku semakin berdenyut-denyut dan hampir membuatku mati. Baiklah, aku berlebihan.

Tadi malam aku hanya minum satu tablet Percocet. Tapi hari ini, aku minum dua tablet sekaligus. Aku memutuskan untuk memesan makan malam hari ini dan menonton Lost season empat.

DVD sudah tersetel sebelum aku
menelepon memesan makanan. Aku bisa merasakan kelopak mataku semakin berat seiring berjalannya waktu.

Badanku terasa ringan, aku seperti
mengambang di udara. Aku merasa aneh...

Ponselku berdering. Aku hampir jatuh dari sofa untuk mengambilnya dari meja.

"Halo?" aku menjawab terengah-engah.

"Hyo? Kau baik-baik saja?"

Jungkook! Alam bawah sadarku menari gembira. Dan kenapa aku begitu senang saat mendengar suaranya?

"Aku baik-baik saja. Bagaimana harimu, Kook?

"Sibuk, tapi menyenangkan. Kau?"

"Lambat dan membosankan."

"Apa yang kau lakukan sekarang?"

"Menonton Lost."

"Apa Lost membuatmu kepanasan dan sesak napas?"

Hehe... Jungkook bilang "kepanasan".

"Mungkin."

"Kau tahu, Hurley hanya memimpikan pulau itu. Itu semua hanya mimpi."

"Kook!" aku menegurnya sambil tertawa.

"Aku tahu pasti itu tidak benar. Aku sudah menonton season empat dan aku telah melihat episode itu. Kau sudah kehilangan beberapa poin di mataku karena mencoba mengacaukan Lost."

Ia tertawa. "Aku akan mendapatkan poinku kembali. Jangan khawatir. Apa harimu lebih baik sekarang setelah menonton Lost?"

"Ya, aku rasa begitu. Apa yang kau lakukan malam ini?"

"Aku ada rapat sebentar lagi. Aku hanya ingin mendengar suara indahmu sebelum pergi rapat."

"Kau cukup piawai memainkan kata-katamu, Tuan Jeon."

A Betting Man ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang