Bab 32

769 101 11
                                    

Jungkook

Tempat tidur sedikit bergoyang ke kiri, lalu ke kanan, sebelum akhirnya diam. Ada sesuatu yang menggelitiki wajahku— hembusan angin ringan mengenai kulitku.

Wanginya seperti stroberi. Kemudian aku merasa sebuah ciuman di tempatkan  di daguku, kemudian rahangku, dan lalu leherku.

Ini cara yang sempurna untuk bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini cara yang sempurna untuk bangun. Tapi, entahlah, mungkin saja aku sedang bermimpi—gadis cantik yang berada di sini, sekarang, sedang merayuku untuk segera sadar.

Aku bisa mencium wanginya, dan saat bibirnya mencapai dadaku, dia kembali duduk dan menempatkan beratnya di tonjolan yang tersembunyi tepat di balik selimut.

Dengan cepat, sebelum dia menyadari apa yang terjadi, aku memeluknya dan memutar tubuh kami berdua. Dia menjerit saat terbaring di antara tubuhku dan kasur.

"Kookie, jangan!" dengusnya sambil tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kookie, jangan!" dengusnya sambil tertawa. Dia berjuang melawanku, tapi tidak ada gunanya. Dia akhirnya sedikit tenang  setelah aku menciumnya.

"Jangan apa?" tanyaku polos.

Dia memelototiku, tapi dia hanya bercanda. Matanya bersinar dengan cerah. Ada sejumlah sinar matahari yang mengalir lewat  jendela, yang meliputi tempat tidur dan pasangan bahagia di sini.

"Kau tahu apa."

Dia kembali mencoba untuk mendorongku pergi, tapi aku tetap bergeming. Aku mulai menciumi lehernya, menggigiti kulitnya yang sensitif, dan dia melemparkan kepalanya ke belakang dan merintih.

"Aku membuatkanmu sarapan."
Argumennya terdengar lemah. Aku tidak peduli dengan sarapan sekarang.

"Aku punya banyak makanan di sini," ucapku nakal. Dia cekikikan.

"Mungkin kalau kau bersikap baik, aku akan membiarkanmu mandi bersamaku setelah kita sarapan."

Aku mengerang, kemudian memindahkan bibirku ke tempat lebih rendah, mendorong material kaosnya hingga mengekspos kulit mulusnya. Tangannya sudah berpindah ke rambutku, menyemangatiku untuk melakukan aktivitasku saat ini, tapi dia berusaha melakukan satu upaya terakhir.

A Betting Man ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang