Jihyo
Oh... Tuhan.
Aku bersandar di pintu, terengah-engah. Apa itu tadi? Ia akan menciumku dan aku...
menginginkannya. Oh Tuhan! Kau sebuah taruhan, Park Jihyo! Sebuah taruhan!
Aku jelas kehilangan kendali di luar sana. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi. Aku berbalik dan mengintip dari lubang pintu. Ia sudah pergi.
Huft...
Aku sudah berjanji pada Sana untuk meneleponnya segera setelah kencanku berakhir, untuk menceritakan semua detail.
Hisapan jari, Itu semua idenya. Mana mungkin aku berpikiran sampai ke situ. Sana mengaku ia pernah melakukannya sekali ketika masih kuliah dan mereka hampir melakukan itu di atas meja.
Menggelikan.
Pengaruh anggur sudah hilang berkat Jungkook yang hampir menciumku. Aku butuh... sesuatu. Aku mengambil Soju dari lemari dan menuangkan ke dalam gelas besar sebelum menelepon Sana.
Ia menjawab pada dering pertama dan tanpa banyak bicara, ia langsung berseru, "Oh, terima kasih, Tuhan! Kau masih suci."
Apa? "Apa yang kau bicarakan?"
"Aku kadang-kadang mengkhawatirkanmu, Hyo. Aku tidak suka melihatmu tergoda melakukan kenakalan seperti ini."
Aku memutar mata. "Tergoda? Aku baik-baik saja. Aku sudah di rumah... sendirian. Kau seharusnya lebih yakin padaku, Sana. Teman macam apa kau ini?"
"Aku sangat yakin padamu, Hyo. Kalau tidak, mana mungkin aku akan membiarkanmu keluar dengannya."
Membiarkanku? Tunggu sebentar!
"Aku tidak tahu kalau pergi berkencan dengannya tergantung pada keputusanmu."
"Tentu saja itu keputusanku! Kalau tidak, aku sudah menghampiri kalian berdua di klub kemarin dan menghancurkan semuanya."
"Jangan macam-macam."
"Baiklah, aku butuh detail kencan mu. Tunggu sebentar, aku akan ke sana."
"Tunggu, dimana lelaki blasteran mu?"
"Dia baru saja pergi."
Ooh... menarik sekali! "Aku akan ke sana dalam sepuluh menit. Kau punya soju?"
"Tentu saja."
Aku mengganti gaunku dengan piyama sambil menunggu kedatangan Sana. Aku berdiri di dapur dan menuangkan segelas lagi soju ketika mendengar kenop pintu di putar.
Aku biasanya tidak pernah mengunci pintu ketika tahu ia akan datang, dan ia biasanya langsung masuk. Tapi kali ini, aku harus menguncinya, terutama setelah kejadian hampir berciuman tadi.
Bisa jadi Jungkook memaksa masuk dan memaksaku untuk tidur dengannya atau... sebaliknya, akulah yang akan memaksanya masuk dan
melucuti pakaiannya.Sana mulai menggedor pintu.
"Hyo!"
"Ya, sebentar!" teriakku.
Aku membuka pintu dan langsung memberinya segelas soju sebagai tanda perdamaian. Ia tampak
tidak senang karena aku mengunci pintu. Apa sekarang mengunci pintu sebuah tindakan ilegal? Apa aku tidak boleh menjaga keamanan apartemenku sendiri?"Kenapa pintunya terkunci?" ia bertanya.
Sana melangkah masuk dan mengambil soju dari tanganku. Ia mengenakan celana jeans dan baju kaos, rambutnya diikat ekor kuda longgar, dan ia masih terlihat sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Betting Man ✅
FanfictionJungkook bertaruh dengan mantan Jihyo, Yugyeom, bahwa ia dapat menidurinya. Jihyo bertaruh dengan sahabatnya dan memutuskan untuk menjerat Jungkook sampai pernikahan temannya. Segalanya menjadi sangat menarik... Ff terjemahan Author by mybluesky