Bab 12

734 106 22
                                    

Jihyo

Yang ingin kulakukan sekarang adalah bersantai di bathtub, namun segera setelah aku berendam, aku mendengar suara ketukan keras di pintu. Tubuhku menegang; siapa itu?

Aku tidak menantikan siapa-siapa dan aku sudah bilang pada Sana kalau aku akan berkencan dengan TV-ku malam ini. Namun, ketukan terus terdengar dan aku segera bangkit dari bathtub, aku benar-benar kesal saat aku membungkus tubuhku dengan jubah mandi dan berjalan cepat menuju pintu.

Aku sudah bersiap-siap untuk mengomel, membiarkan Sana merasakan kekesalanku, tapi segera setelah pintunya terbuka, aku
berdiri berhadapan dengan Jeon Jungkook.

Ia basah kuyup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia basah kuyup. Aku terkesiap, seketika sadar dan menarik jubah mandiku, mengencangkan lilitannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Suaraku terdengar menuduh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Suaraku terdengar menuduh.

Jungkook menyeringai licik dan aku kesulitan berdiri tegak ketika dihadapkan dengan mahluk setampan ini. "Aku datang untuk
menemuimu," ucapnya.

"Dan lihat, aku bawa makan malam." Ia memegang sebuah wadah penuh stroberi yang dilapisi cokelat dan sebotol sampanye.

"Makan malam?" ejekku, berusaha menjaga ekspresi, namun pada kenyataannya ovariumku sedang bersukacita saat melihatnya.

Ia melangkah masuk tanpa diundang, pakaiannya meneteskan air di lantai. Kemejanya hitam dan tembus pandang—aku mengerling dengan cepat. "Apa kau berenang ke sini?" tanyaku sinis.

"Berenang, berlari—apa pun akan kulakukan untuk sampai ke tempatmu," ucapnya lancar.

Ketika aku menaikan alis, ia kembali
serius. "Aku kehujanan, Jihyo."

Aku tidak tahu sekarang hujan. Aku menutup pintu di belakangnya—saat aku berbalik, ia menatap tubuhku.

"Apa aku mengganggumu?" tanyanya.

"Ya, aku sedang mandi," jawabku.

"Oh, jangan biarkan aku menghentikanmu," balasnya.

Lancang sekali dia! Dan sombong seperti biasa, tentu saja.

A Betting Man ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang